15~ -Embarassed-

527 65 2
                                    

"Ba-b-bagaimana-"

"Apa?"

Aku menggeleng dengan cepat menghilangkan rasa curiga dalam benaknya. Kini aku mengalihkan pandanganku, menyembunyikan wajah cemas ini.

01.19 P.M

Mata ini terbuka, namun sontak aku terkejut ketika kepala ini bersandar di bahu Chani, sementara dia harus menahan bebanku ini.

"Aku minta maaf."

Dia mengangguk singkat.

"Bagaimana aku bisa tertidur di bahumu?."

"Entah, aku sudah berbicara panjang denganmu, namun kurasa ada yang aneh, dan benar saja, kamu tidur di bahuku."

Mengapa aku harus berbuat hal yang memalukan di depannya? Memalukan.

"Tidak perlu menggigit bibirmu seperti itu, lagipula kepalamu tidak begitu berat."

"Gomapta" Ucapku tersenyum merekah padanya.

"Apa kau tidak mengantuk?."

"Tidak, jika kau mengantuk dan ingin pulang, aku akan mengantarmu."

"Apa tidak sebaiknya kau ikut dan mengantarku, karena tidak baik perempuan pulang seorang diri di malam hari."

"Kau pikir apa yang aku bicarakan tadi?."

"Memang apa yang kau bicarakan?."

Dia menggeleng. Apa aku salah? Huh apa jangan-jangan dia sudah berbicara seperti apa yang aku katakan? Aigoo.

Dia beranjak dari tempat duduknya.

"Baiklah ayo." Ucapnya sembari mengulurkan tangannya kearahku.

Aku menerima tangannya, ataukah aku menolaknya?.

"Tidak perlu, ada cctv disini, aku takut Yoongi memeriksanya."

Dia mengangguk. Aku berdiri lalu mengikuti langkahnya hingga tepat di lantai bawah.

"Apa dia kekasihmu?." Kurasa dia pegawai baru di rumah sakit ini.

"Mianhae, dia kekasih atasan Yoongi." Ucapnya sambil menunduk.

Ingin rasanya aku menatap sinis matanya, dan mengomelinya, tapi redamlah amarahmu Seungwan-ah.

Road..

Aku duduk di sampingnya dengan canggung, dan memutuskan untuk tidak berpikir hal yang aneh-aneh. Tapi-seketika mobil ini berhenti.

"Ada apa?."

"Berbalik." Ucapnya singkat.

Dia menyuruhku untuk membalikkan tubuhku memangnya ada apa?

"K-kenapa?."

"Aku bilang berbalik."

Aku mengangguk takut, dan memutuskan aku membalikkan tubuhku.

"Jangan berani membuka matamu, atau melihat dari kaca di sampingmu."

"Ya."

Aku menutup mataku. Aku takut harus membuka mata ini sebelum dia selesai. Tiba-tiba dia berdeham, mungkin saja dia sudah selesai. Tanpa rasa takut aku membalikkan tubuhku.

Dia memegang botol alkohol. Apa dia tidak tahu apa resikonya jika berkendara dalam keadaan mabuk?.

"Ka-kau, kau minum alkohol?."

"Siapa yang menyuruhmu membalikkan tubuhmu hah?."

Ucapnya ketika aku sadar kendalinya mulai hilang, kesadarannya mulai hilang, dia mulai dalam keadaan mabuk.

Mannequine - WenYeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang