5. What??!!!

44.9K 2K 13
                                    

Rachel tertawa geli melihat tingkah konyol Emily dan juga semangat yang ditunjukkan gadis itu sedari tadi. Namun, ia senang bahwa setidaknya ada satu kebahagiaan untuk gadis itu. Gadis itu telah lulus keperusahaan impiannya meski hanya sebagai team pendekorasi, namun itu bisa dijadikan batu loncatan agar ia bisa masuk dan merasakan dunia musik yang ia impikan.

Emily memang berhak mendapatkannya, ia adalah gadis yang begitu kuat dan bertanggung jawab. Rachel bahkan tidak tahu apa yang terjadi padanya jika semua yang dialami oleh gadis itu terjadi padanya. Ditinggal kedua orangtua dalam sebuah kecelakaan, bekerja setiap hari dengan keras untuk membiayai hidupnya juga adik satu-satunya yang malah membenci dirinya dan menganggap gadis itulah penyebab orangtuanya meninggalkannya. Alasan yang sungguh ironis bukan? Tapi, memang itulah yang terjadi pada keluarga kecil Emily, untung saja mereka memiliki satu-satunya bibi yang mau mengasuh Leon, adik Emily yang pasti sedang bersiap untuk masuk ke dunia perkuliahan.

Emily memang gadis luar biasa. Tidak pernah egois memikirkan dirinya sendiri, jika ada sedikit rezeki, pasti yang ia ingat adalah adiknya.

Rachel tersenyum miris sambil menaruh nampan yang baru saja ia bereskan dan menatap kearah Emily yang sedang mengelap mejanya sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya dan bernyanyi ria.

Restaurant siang ini memang tidak terlalu ramai, bahkan bisa dikatakan sepi. Biasanya, akan ramai di sore hari. Ia kebetulan mendapat shift yang sama minggu ini dengan Emily yang artinya ia bisa menemani gadis itu melewati hari bahagianya dengan membawa gadis itu kerumahnya setiap hari. Itulah impian Rachel, karena gadis itu memang tidak pernah mau sering menginap dirumahnya. Gadis itu beralasan, ia akan terlalu betah dan tidak mau balik ke rumahnya. Padahal, itulah yang diharapkan Rachel, meninggalkan rumah kecil itu dan tinggal bersamanya. Memang, gadis keras kepala! Aihh, yang sialnya ia sayangi itu.

Tiba-tiba pintu resto terbuka, lalu dengan cekatan Emily hendak menyambutnya.

"Selamat datang di Resto kami, a-..." Ucapan riang Emily terhenti saat melihat lelaki tempo hari yang bertamu kerumahnya sedang tersenyum kearahnya dengan tangan didalam saku celananya dan berdiri santai dihadapannya.

"Hai, Em. What's up? Kau terlihat berbahagia hari ini."

Dahi Emily berkerut setelah sadar dari tampilan memukau pria dihadapannya ini. Ia melihat kemeja putih pria itu yang tergulung hingga siku, celana hitamnya tanpa jas yang biasanya para bos kenakan sepanjang waktu. Emily meneguk air liurnya sendiri. Ia bahkan tidak percaya bisa kenal dengan seorang pria kaya bahkan CEO.

"Em???"

Emily kembali tersadar saat panggilan anehnya terdengar. Namanya tidak pernah disingkat oleh siapapun, namun pria ini membuat panggilan sendiri padahal namanya sudah begitu cantik.

"Emily. My name is Emily if you forget it. Jadi, anda ingin makan siang?"

Lelaki itu terkekeh. "Kau terdengar seperti mengajakku makan siang. Benarkah itu?"

Emily tersentak saat wajah lelaki itu begitu dekat dengan wajahnya. Membuatnya terduduk di salah satu meja dengan lelaki itu yang membungkuk seakan ingin menciumnya. Ia melirik kearah meja kasir, sialnya semua teman sekerjanya sedang memperhatikan interaksi keduanya. Aihh, ia begitu malu sekali dengan situasi ini apalagi saat tak sengaja matanya menatap ke arah Rachel yang sedang tersenyum miring seakan berkata "i got you!!"

Astagah!! Kenapa lelaki ini tidak memiliki sopan santun?

Emily mendorong dada lelaki itu sehingga lelaki itu kembali berdiri tegak sambil berdeham. Emily tertawa sumbang untuk mencairkan suasana aneh yang sepertinya sudah tercipta.

"Tentu saja anda akan makan siang, ini kan restaurant. Maaf, pertanyaan saya sepertinya salah. Anda ingin pesan apa, Tuan?" Ucapnya tidak enak sambil mengeluarkan note kecil dari sakunya.

Everything Surrounds Me (Completed)Where stories live. Discover now