8. When You Believe

35.6K 1.8K 7
                                    

Emily menggigit bibir bawahnya, ia tidak mau menjadi munafik untuk tidak terpesona pada pria tampan yang sedang diwawancara live diacara tv tersebut bersama wanita cantik dari ajang kecantikan seluruh dunia. Namun, apa daya, ia bahkan hanya bisa melihat interaksi mereka dari belakang layar.

"Sungguh, aku tak berbohongkan? Dia begitu tampan. Dan sialnya dia itu bos kita. Aku bahkan tidak habis pikir, padahal dia seorang pengusaha tapi dia juga memiliki pengagum dan memiliki fans dari seluruh bangsa." Ucap Kate yang terkagum-kagum disebelah dimana Emily berdiri.

"Ya.  Ya.. Ya.. Jonathan Antonious sang penguasa dunia Entertainment. Siapa yang tidak mengenalnya?"

Kate mendelik lalu mengangguk membenarkan ucapan Alan.

Emily tersenyum. "Kalian benar."

Tak lama, Emily mendengar sedikit kegaduhan yang juga disadari oleh Kate dan Alan. Mereka bertiga memang ditugaskan meng-handle acara itu untuk berjaga dibagian logistik dimana jika dibutuhkan secara tiba-tiba dan diluar narasi.

"... Apa yang sudah kalian lakukan.. .. Bagaimana dengan.... Piano? Adakah??"

Emily mendengar samar, Crew acara tersebut sedang memarahi seseorang membuat situasi dibelakang semakin kacau. Mereka bertiga pun hendak menghampiri mereka, siapa tahu membutuhkan sesuatu karena Emily mendengar 'piano' disebutkan yang artinya itu tanggung jawab team mereka.

"Alan, kau sudah menyiapkan piano permintaan mereka bukan?" Tanya Emily sambil tetap berjalan menghampiri para kru acara tv tersebut.

"100% aku bahkan sudah melakukan glady dan pemain piano sudah menyetujuinya."

Sesampai disana, Emily bisa melihat betapa panik dan kacau mereka. "Apa ada masalah? Semua baik-baik saja?" Tanya Emily pada koordinator acara tersebut.

"Pemain Piano kami masih berada dijalan dan terjebak macet parah. Padahal kami sudah memintanya datang dari pagi hari, namun ternyata ia baru saja pulang dini hari dan masih terjebak macet di jalan tol bandara."

Emily terkejut mendengar ucapan sang ketua, dimana itu artinya ini adalah masalah besar. Apalagi, Miss Universe itu adalah orang tidak mau menerima kesalahan apalagi sudah berlatih.

"Segmen Miss Zea akan tiba. Setelah iklan, acara akan berakhir dengan Miss Zea bernyanyi. Apa masih sempat?" Tanya seseorang kru yang berlari dari luar menuju tempat dimana semua tim berkumpul.

"Mustahil. Apa Miss Zea tak masalah bernyanyi tanpa iringan musik? Atau adakah pianist profesional EJ yang  sedang berada disekitar sini? Mungkin kita masih bisa meminta mereka."
Saran salah satu wanita dari tim itu.

Tanpa satu perkataan pun, semua langsung sibuk dengan ponsel dan daftar list mereka. Hanya Emily, Kate dan Alan yang terdiam ditengah ruang melihat semua sedang sibuk mencoba mencari keberadaan terdekat salah satu pianist andalan mereka.

"Niall sedang diluar kota." Ucap salah satu kru sambil menghampiri ketua mereka yang berdiri tak jauh dari pintu.

"Yang terdekat, Samuel, namun ia berada 500 meter dari sini, sedangkan yang lain sudah memiliki acara sendiri dan ada yang berlibur."
Tambah seorang yang menghampiri.

"Jeda iklan 7 menit. Kita hanya punya 17 menit lagi, guys." Ucap seseorang yang berlari menuju ruangan membuat ruangan itu dipenuhi kepanikkan hebat.

"Damn it! Apa lagi diacara ini, kebetulan ada Jonathan. Kita tidak bisa membiarkan acara dimana CEO kita menjadi kurang menarik, bukan?"

Emily melihat keputus asaan dari semua orang ditempat ini, ia pun memantapkan hatinya untuk memberanikan diri berjalan kearah ketua tim acara tersebut.

Everything Surrounds Me (Completed)Where stories live. Discover now