Chapter 1

431 45 7
                                    

Aku sedang menunggu kehadiran mereka. Siapa lagi kalau bukan 5 cowok yang super duper kekanak-kanakan?

Kenapa aku menunggu? Karena saat lagu opening yang ketiga, kami akan bernyanyi bersama dan artinya aku harus bernyanyi dengan 5 idiot itu. Ya walaupun satu diantaranya masih agak waras, tapi hey! Takut sendok? Really? Huft.. Mungkin hidupku tidak akan tenang selama 6 bulan kedepan. Yap, aku terlalu melankolis.

Brukk

Terlihat 5 bocah idiot itu masuk dengan heboh.

"Maaf kami terlambat," ucap si keriting, Harry.

Lihat? Mereka sama sekali tidak disiplin. Ya walau saat itu aku telat.

"Hmm.. Sebaiknya langsung latihan," ucapku cuek.

Jadi disaat aku selesai menyanyikan lagu kedua, lampu meredup lalu One Direction keluar setelah aku menyanyikan baris pertama setelah dijelaskan oleh management.

Kami akan menyanyikan lagu cover-an dari Let It Go & Let Her Go. Aku akan menyanyikan Let It Go sedangkan mereka menyanyikan Let Her Go.

Musik pun terdengar merdu dari alat-alat musik yang dimainkan guitarist, dan juga pianist.

"Let it go, let it go,"

Dilanjut oleh Harry "You only need the light when it's burning l- HAHAHAHA ANNA JONES MUKANYA PAS BAGIAN TADI," Tawa Harry meledak. Member One Direction yang lain pun begitu.

"Bisakah kalian untuk kali ini saja. Tidak bermain-main?" Aku berusaha untuk sabar. Mereka masih tertawa terbahak-bahak. Hey mereka lahir tahun 1991-1994! Mereka masih nonton Disney Frozen?

Saat tawa mereka mereda, kami pun mengulanginya lagi.

"Let it go, let it go,"

"You only need the light when it's burning low," Harry tampak berkonsentrasi kali ini.

"Let it go, let it go," Aku mulai menghayati lagunya.

"You only miss the sun when it starts to snow," Harry melanjutkan bagiannya.

"IIHH KOK COCOK SIH SAMA-SAMA SNOW TEMANYA?" Ceplos Niall. Aku otomatis memegang kepalaku.

"It's gonna be a long long day," gumamku.

---

Aku sedang beristirahat di café dekat studio. Sangat melelahkan menghabiskan 3 jam untuk menyanyikan lagu selama tiga setengah menit itu. Apalagi nanti harus latihan lagi. Menenangkan pikiran dengan bau kopi itu terasa nyaman. Aku dengan laptop kesayanganku sedang membalas mention-mention para penggemarku.

"Hey,"

Aku mendongak. Harry Styles.

"Oh. Hai," balasku.

"Sedang apa?"

Aku menengok dia yang sudah duduk didepanku sebentar lalu balik ke layar laptopku, "membalas mention penggemarku,"

"Sungguh? Kau penyanyi yang baik," katanya.

Aku melihatnya dan mengangkat satu alisku.

Sadar bahwa aku tidak mengerti dia pun berkata, "mereka seram. Kadang, ada yang memberiku hates dan adapun yang berbicara kasar saat ia baru berumur 10 tahun."

"Forget about the hates, you have more than one million fans that respect you," kataku dengan mata yang masih menatap layar laptop.

Harry tersenyum, "yeah you're right, girl," katanya sambil meng-wink. The Flirty one

---

"Hey, mau makan malam bersama kami?" tanya Zayn saat kami selesai latihan.

"Dimana?" tanyaku sambil memasukan barang-barangku ke dalam tas.

"Nandos!!!" Kata Niall semangat.

The Hungry one

"Emmm.. baiklah,"

"YEAAAH," Ucap mereka serempak. childish.

---

"Ari, kau mau pesan apa?" Tanya Liam

Kami sudah sampai di Nandos dan tentu menggunakan mobil masing-masing. Niall tadi masuk seperti anak 5 tahun ke rumah balon.

"Aku samakan dengan yang lain saja," jawabku

Liam pun memesan makanan kami kepada pelayan Nandos.

"Hey! Aku punya tebakan!" kata Louis

"Apa apa apa?" Tanya Niall semangat

"Why did the mushroom go to the party?" tanya Louis.

"I don't know. Why?" tanya Zayn.

"Because he's a fungi!" kata Louis bersemangat.

Krik krik krik

"Get it? fungi! Fun guy!" kata Louis masih dengan cengirannya. The fun one (maybe)

Krik krik krik

"It isn't funny, is it?" tanyanya

Aku mengangguk

"Yaudah beri kami tebakan, Ari," pinta Louis

"Hmmm...," aku berpikir. kira-kira tebakan yang cocok untuk 5 bocah didepanku apa ya, "apa warna kertas?"

"Really, Ari? That question?" Tanya Harry tidak percaya

"Putih" jawab mereka serempak

"Apa warna awan?"

"Putih!" Ucap mereka berbarengan dan agak kesal.

"Apa warna piring ini?" tanyaku menunjuk piring berwarna putih.

"PUTIH," mereka mulai berteriak membuat beberapa orang menengok. Tetapi mereka tidak peduli. Mereka memerdulikan tebakanku.

"Sapi minum apa?" tanyaku tersenyum, senyum agak licik mungkin.

"SUSU!" mereka berteriak bersama lagi.

Aku tertawa terbahak-bahak. Mereka melihatku bingung. Mungkin ini pertama kali aku tertawa didepan mereka.

"Eeh- air,"

Aku masih tertawa

"Tapi kan bayi sapi minum susu," ucap Harry tidak terima. Ia memanyunkan bibirnya membuatq dia semakin lu- LUNTUR!

Tidak baik menyebutkan partner menyanyi yang kau benci dengan sebutan lucu itu. EH KECEPLOSAN.

"Tebakanmu bagus, Ari," kata Liam

"I Know I'm great," ucapku mulai pede

Makanan pun datang. Kami makan dengan lahap tentunya ditemani dengan candaan (garing) Louis.

Zayn terlihat sedang selfie dengan makanannya. The Stylish One.

"Zayn habiskan makananmu dulu," kata Liam. The Mature One.

Selesai makan kami semua pulang kerumah masing-masing dan akan bertemu besok lagi karena akan latihan lagi.

---

A/N

YEEY AKHIRNYA JADI PART 1 NYA! Vote boleh kali? ;D comment juga ya! Maaf baru update soalnya ini juga lagi Ujian soalnya hehehe. Ini juga suatu keajaiban bisa sempet sempet post (gamau belajar lebih tepatnya)

VOMMENT GUYS! Thankyou yang udah ngevote prolognya sama yang mau comment! Ganyangka bisa ada yang vote cerita gue hahaha 😂

Story of My Life {DISCONTINUED}Where stories live. Discover now