Chapter 7

175 18 3
                                    

Ariana's POV

Selesai latihan pun aku keluar ruangan melihat Harry dan Sally sedang berbicara dengan serius.

Harry mencubit pipi Sally, mereka terlihat sweet sekali, Cih.

Entah ada angin apa, aku tidak pergi dari sini. Padahal, mereka sudah membuatku muak.

It's called jealous, Ari

No, aku tak mungkin jealous karenanya karena aku tak berhak.

Lagian, mana mungkin aku suka dengan orang ganteng, lucu, romantis, gentle, pintar nyany-- I think you've got the point.

"Ari?" panggil Harry menyadarkan lamunanku.

"Hm?" Aku berdeham--yang terdengar seperti pertanyaan--

"Kau belum pulang?" Tanyanya.

"Belum. Yang lain masih di dalam kok," ucapku

"ekhem," Sally terbatuk --yang disengajakan--

Aku dan Harry pun menengok kearahnya.

Aku menaikan sebelah alis.

"Hazza baby, aku pusing sekali." Sally memegang kepalanya kesakitan.

Sally sangat tidak berbakat untuk acting. I rolled my eyes.

"Eh? Baiklah aku antar Sally ke ruang rawat dulu, ya," pamit Harry.

Ini aku yang terlalu hebat atau Harry yang terlalu bodoh karena tidak mengetahui bahwa itu hanyalah sebuah drama? Anak kecil lebih jago acting daripada Sally. Lihatlah, Sally memegang keningnya sambil tersenyum. Hell, mana ada orang pusing sambil tersenyum?

Aku mau tidak mau pun hanya mengangguk dan membiarkan Harry pergi bersama Sally berduaan. Memang wajar, kan?

---

Author's POV

"Kapan kau akan beraksi?!" Tanya seorang perempuan setengah emosi.

"Sabar, ini belum waktu yang tepat," ucap lelaki itu

"Maksudmu?"

"Kita akan membuatnya sengsara pada waktunya," ucap lelaki itu tersenyum licik dibalas dengan muka bingung perempuan itu.

---

"Ari!" Alvaro berlari mengejar Ari yang sedang didepan kamar apartmentnya. Ari pun menengok dan melihat Alvaro yang sedang terengah-engah.

"Apa?" Tanya Ari dingin.

Alvaro tersenyum lebar, "jalan-jalan yuk!"

"No."

"C'mon! Please?" Alvaro menunjukkan puppy facenya yang biasanya berguna untuk membujuk Ari dulu.

Tapi, Ari bukanlah yang dulu lagi.

"No." Ari ngeloyor pergi kedalam apartment.

"Eh, tunggu!" Alvaro menahan tangannya.

Ari berusaha melepaskan tangannya, "ih apaan, sih! Lepasin!"

"Ada siapa, Ari?" Tanya Aaron ketika mendengar keributan diluar.

Jika Aaron tau kalau ada Alvaro diluar, Alvaro akan ditonjok habis-habisan.

"Ih lepasin! Kau keluar sana!" Ucap Ari mencoba melepaskan genggaman Alvaro yang kuat.

"No." Alvaro mengikuti gaya bicara Ari.

"Ari, kalau lagi ditanya, jawab do-" Aaron sudah berada di ambang pintu tersentak melihat orang yang menggenggam tangan Ari.

Aaron memandang Alvaro dengan pandangan tidak suka. Begitu pula dengan Alvaro.

Pertarungan antar kontak mata ini membuat Ari merinding dan takut.

---

A/N

ARI YANG DULU BUKANLAH YANG SEKARANG. DULU DIMAININ SEKARANG MAININ ORANG ~('o'~) (~'o')~

HEHEHE MAAF BARU UPDATE SAMA PENDEK. Kayaknya gue pengen hiatus sebentar. Atau gue delete aja ya ceritanya? Gue stuck mulu nih. Pusing. Votes juga dikit, readersnya doang yang banyak.

Ya apa susahnya sih tinggal klik tombol bintang?

Mendingan gue delete atau nggak ya ceritanya?

Votes and comment guys!

Story of My Life {DISCONTINUED}Where stories live. Discover now