Chapter 3

263 31 4
                                    

Aku sedang duduk di sofa memainkan HP-ku setelah latihan yang cukup lama.

"Kau tadi bagus sekali, Ari," ucap Harry duduk disampingku.

"Thanks," kataku tanpa menoleh kearahnya.

"Harry ayo! Aku mau makan," rengek Niall

"Kau mau ikut makan?" Ajak Harry

"Tidak terima kasih. Aku lebih baik makan di foodcourt seberang," kataku tanpa menoleh lagi.

---

Aku berjalan menuju foodcourt karena perutku sudah tidak bisa diajak kompromi. Cacing di perutku tidak bisa diam dan lebih baik aku membuat mereka diam sebelum aku pulang ke apartment ku.

Aku dengan nampan berisi makananku pun berjalan mencari meja yang nyaman untuk di duduki. Mataku terarah ke pintu outdoor dan memilih untuk duduk di sebelah sana. Ya, aku sangat suka dengan yang berbau alam. Ku buka pintu itu dengan tangan kanan sedangkan tangan yang satunya lagi ku gunakan untuk menahan nampan makananku.

Saat aku masuk ke daerah outdoor tanpa disengaja kakiku tersangkut dengan keset yang berada di bawah pintu dan otomatis makanan di tangan kiriku terjatuh karena aku tidak memegangnya dengan kedua tanganku. Untungnya aku tidak terjatuh karena jika aku jatuh itu akan merusak citraku di dunia entertaiment. Okay, abaikan yang terakhir.

Btw, tadi aku kenapa ya?

PLUK

Oh ya makananku terjatuh. Tepat di muka perempuan menor. Well, Spaghetti dapat menutupi kemenorannya.

"OH MY MAMMY, MUKAKU PENUH DENGAN SAUS DARAH TIDAAAAK," katanya memegang wajahnya dengan jijik.

Kutambahkan, perempuan menor yang lebay.

Aku mengangkat satu alisku saat ia memberikan death glare jadi-jadiannya.

"Apa?" Kataku masih dengan alis terangkat.

"Kau tidak merasa kasihan?" Tanyanya yang sedang berusaha membersihkan rambutnya yang penuh dengan spaghettiku itu. Kadang ia bergumam 'ew mammy' 'apa ini ew!' 'Saus darah! Aaa mammy' menggelikan.

"Iya, kasihan sekali spaghettiku. Harus mau dipegang sama perempuan sepertimu," ucapku dengan 'tatapan sedih'.

"Maksudku, Kasihan kepadaku! Iih!" Ia menghentakkan kakinya kesal membuatku ingin tertawa.

Mengapa aku harus mengasihanimu, bodoh! Seharusnya aku menertawaimu.

"Bantu aku. Mammy ini sangat menjijikkan!" Ucapnya lagi

"Mammy aku takut ada cacing di 'saus darah' itu," kataku menirukan suaranya dan memberi penekanan di kata saus darah.

"Jangan memakiku!" Katanya menghentakkan kakinya lagi.

Aku menyandarkan tubuhku ke tembok kaca menikmati hiburan yang kudapat sekarang.

"Kau akan mendapatkan balasannya," desisnya.

Aku memegang dadaku dan berpura-pura, "oh tidak! Aku sangat takut."

---

Aku kembali ke apartmentku. Tunggu, mengapa pintunya terbuka? Ku yakin tadi aku menguncinya.

Aku pun memasuki apartment dengan celingak-celinguk sambil mempersiapkan jurus karate jadi-jadianku. Dan.....

"HIYAAAT"

Aku menendang tepat di pipi kanan orang itu.

"ARIANA!" Katanya

"Ups, maaf. Aku kira kau maling," kataku sambil nyengir kuda.

"Sudahlah, dari dulu kau tetap menggunakan jurus karate jadi-jadianmu. Les saja kau tidak pernah," katanya mendengus sambil terkekeh

"Kakak Aaron tau aja sih," kataku menjawil dagu Aaron

"Berhenti memanggilku kakak. Itu menjijikkan," katanya bergidik.

Mendengar kata menjijikkan aku jadi teringat dengan perempuan menor yang lebay tadi.

"Kenapa senyum-senyum?" Kata Aaron bingung.

"Tidak, kakak kembar," aku mengedipkan satu alis kepadanya, "Ada apa datang kesini? Kok kau bisa masuk? Kau kangen aku? Atau kau mau meminjam uang? Apa mom and dad baik-baik saja?" Tanyaku bertubi-tubi

"Tanyanya satu satu, dong. Aku datang kesini karena kangen sama kau. Aku bisa masuk kesini karena kunci yang kau sembunyikan didalam pot. Mom and dad baik-baik saja. Oh, ide meminjam uang boleh juga," katanya sambil menunjuk-nunjuk tidak jelas, "oh ya jangan pernah memanggilku kakak kembar ataupun kakak! Kita hanya beda 3 menit," omelnya

"Baik, kakak," aku tertawa terbahak-bahak sedangkan Aaron mendengus kesal.

----

*keesokan harinya di studio*

"Ari, kata management, kita sudah banyak latihan jadi kita diperbolehkan untuk istirahat. Jadi kami mengajakmu ke mall! Kau mau?" Ajak Liam disetujui dengan yang lain.

Aku berpikir sejenak. Sepertinya tidak terlalu buruk jika aku berjalan bersama mereka, "boleh," jawabku sambil mengangguk disambut dengan teriakan 'yes' yang lain.

Kami pun menaikki mobil rangerover milik Louis. Louis mengendarai mobilnya dan yang duduk disebelahnya adalah Liam.

Aku duduk ditengah antara Zayn dan Niall sedangkan Harry tiduran dipaling belakang mobil.

Kami mengobrol bersama dan mungkin aku sudah bisa berinteraksi dengan mereka walaupun mereka idiot. Sebaiknya aku jadi idiot whisperer daripada artis. Mungkin aku akan dibayar mahal karena melihat jumlah idiot di dunia ini.

Terkadang otakku konslet. Kami sudah sampai di mall dan mereka memilih untuk pergi makan dahulu di McDonald. Aku yang sudah makan dirumah hanya memesan McFlurry saja.

Kami duduk di kursi sofa dekat jendela dan kadang tertawa oleh leluconku yang menurutku tidak lucu. Mungkin posisi seorang Louis Tomlinson yang 'lucu' itu digantikan olehku melihat betapa garingnya Louis waktu itu.

"Oops maaf," ucap seseorang menumpahkan Sodanya dengan sengaja. Sengaja karena tak mungkin ada orang kang bisa menumpahkannya tepat diatas kepalaku jika tidak sengaja.

"Hai perempuan kemarin," katanya dengan cengiran jahat.

Aku mengulum senyum, "halo perempuan saus darah."

"Bagaimana rasa air hitam yang kuberi?" Katanya memberi tatapan menantang

Kemarin saus darah? Sekarang air hitam? Mungkin dia tidak tau nama-nama benda disekitarnya.

Otomatis aku mengoleskan McFlurry rasa coklatku ke wajah menornya.

"Bagaimana rasa make up coklat yang kuberi?" Tantangku lalu pergi ke kamar mandi untuk mengganti bajuku. Untung saja aku selalu mempersiapkan baju cadangan.

----

A/N

HALOOO KETEMU LAGI NIH. ADUH MAAF LATE UPDATE ABISNYA IDENYA KURANG! Kurang pencerahan banget gue akhir-akhir ini. Maaf juga kalo kurang memuaskan atau pendek

So this is the end of chapter 3! Hope you enjoy it! Don't forget to push the vote button! I'll be happy if you want to comment too!

Don't be a silent readers! VOMMENT GUYS!

Can I have 8 votes or more?

SEE YOU ON CHAPTER 4 GUYS!

Makin banyak votes, makin update cepet ;)

Story of My Life {DISCONTINUED}Where stories live. Discover now