3

3.2K 334 19
                                    

Winny berjalan santai dengan mata yang terfokus pada novel, wajah cewek itu tampak cerah, senang karena habis meminjam novel baru dari perpustakaan, novel dengan cerita tentang mata-mata, bacaan kesukaannya.

Bugh!

"Awww!" pekik Winny sambil memegangi kepalanya yang terasa berdenyut karena habis terkena bola basket.

Wajah cerah Winny berubah muram seketika saat melihat Jackson sedang berdiri di pinggir lapangan sambil menatapnya dan menahan tawa. Sekarang sudah jelas, cowok itu pasti pelakunya, orang yang membuat benda berwarna oranye tadi tiba-tiba nyasar mengenai kepala Winny.

"Ups, sorry... sengaja!" seru Jackson dengan nada dibuat-buat.

Alex dan Dave yang tadinya asyik bermain basket bersama Jackson pun mentertawakan dari jauh, sudah sekitar dua minggu sejak dare untuk Jackson dimulai, dan setiap hari ada saja hiburan ketika melihat Winny dijahili oleh cowok itu.

"Jack, kamu kira-kira dong kalau mau usil! Kepala aku sakit banget nih!" Protes Winny, masih mengelus-elus kepalanya.

Sementara Jackson malah tertawa mengejek, "Apa, Win? Kepala lo sakit? Ya obatin sana, kok malah curhat?!"

Mendengar perkataan Jackson, Winny hanya bisa menghentakkan kaki. Ingin sekali Winny melemparkan novel ditangannya ke arah wajah menjengkelkan Jackson, tapi tentu saja keinginan itu tidak pernah bisa Winny wujudkan, tahu betul kalau Jackson akan semakin menjadi-jadi bila dirinya melakukan perlawanan.

Sabar, Win! Abaikan! Jangan pedulikan! Doakan Jackson cepat kesambar geledek! batin Winny.

"Win, lemparin bolanya balik dong! Mau gue pake buat main lagi, nih..."

Belum puas merutuk, sekarang Winny dibuat makin jengkel karena sikap Jackson yang dengan entengnya memerintah, seakan ia tidak merasa berdosa setelah melempar bola basket ke kepala Winny. Sekarang cewek itu berharap agar ring basket tiba-tiba rubuh dan menimpa Jackson. Kejam? Memang.

"Apa, Jack? Kamu mau main basket lagi? Ya ambil sendiri dong bolanya, kok malah curhat?" balas Winny dengan nada yang dibuat-buat, gadis itu mencoba menirukan gaya bicara Jackson tadi. Setelah sempat menjulurkan lidah untuk mengejek Jackson, Winny langsung beranjak. Dalam hati ia bersorak senang, setidaknya kali ini dirinya tidak kalah telak karena berhasil membalas ejekan Jackson.

"Heh, sialan lo!" Teriak Jackson keras-keras, tapi Winny sama sekali tidak peduli.

Sempat mendengus, akhirnya Jackson beranjak untuk mengambil bola basketnya kembali. Cowok itu masih bisa melihat punggung Winny dari kejauhan, diam-diam Jackson tersenyum, maaf soal kepala lo, Win... dan terima kasih buat becandaannya, bercandaan lo bikin hari gue cerah.

🎈🎈🎈🎈

Jackson sudah memegang semangkuk bakso ditangannya, bakso hangat itu baru ia beli dari Mang Ujang, pedagang favoritnya di kantin. Istirahat kali ini harus Jackson habiskan seorang diri, tanpa Alex dan Dave karena kedua sahabatnya itu sedang asyik mojok di kelas dengan pacarnya masing-masing.

Sekarang mata cowok itu sibuk meneliti ke sekeliling kantin mencari tempat duduk yang kosong. Mata hitam legamnya berbinar ketika melihat Winny tengah makan seorang diri di meja paling pojok. Jackson melangkah cepat mendekati Winny, tak menyia-nyiakan kesempatan bagus supaya bisa makan berdua dengan cewek itu, mumpung tidak ada Alex dan Dave.

"Mau kemana lo?" Tangan Jackson bergerak cepat menahan Winny karena cewek itu langsung mengambil ancang-ancang untuk pergi saat dirinya baru meletakkan bakso di atas meja dan duduk di samping Winny.

"A-aku mau ke kelas, lepasin!" jawab Winny sambil berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman Jackson.

"Tapi, bakso lo kan belum habis?"

"Biarin. Aku sudah kenyang!"

"Alasan! Duduk!" Satu tarikan dan Jackson akhirnya bisa membuat Winny kembali duduk di kursinya. Dan cowok itu baru melepaskan cengkeramannya ketika melihat Winny sudah diam.

"Muka lo biasa saja, nggak usah kayak orang di samperin memedi gitu! Gue cuma numpang duduk kok, nggak ada kursi kosong lagi soalnya. Terusin saja makan lo, nggak usah khawatir soal gue, soalnya gue puasa isengin lo kalau lagi makan," jelas Jackson yang menyadari pergerakan gelisah dan ekspresi takut-takut di wajah Winny.

Dengan sedikit ragu-ragu Winny kembali meneruskan makan, sesekali melirik Jackson yang tampak menikmati bakso miliknya. Dalam hati Winny terheran-heran melihat sikap Jackson, tidak ada angin tidak ada hujan, kenapa tiba-tiba cowok itu jadi sedikit baik?

"Gue tau gue ganteng! Tapi bisa nggak liatinnya biasa saja?"

Celetukan Jackson mengagetkan Winny, sehingga Winny buru-buru membuang pandangan ke sembarang arah, "Siapa juga yang ngelihatin kamu!" elaknya. Kemudian sibuk pura-pura mengunyah bakso.

Sementara Jackson terkekeh pelan, ekor matanya melirik Winny, wajah polos cewek itu terlihat begitu menggemaskan kalau sedang salah tingkah. Ah, andai Jackson dapat melihatnya setiap saat.

Dan sekarang rasanya Jackson mulai menyenangi dare yang harus ia jalankan. Bagaimana tidak, kalau dipikir-pikir, belakangan ini dirinya jadi bisa lebih sering berinteraksi dengan Winny, walaupun tentu harus selalu menguatkan perasaan saat mengerjai cewek lugu itu.

"Nggak salah liat gue, Lex? Si Jackson makan berdua sama Winny?!"

Suara Dave yang menginterupsi benar-benar mengagetkan Jackson, untung saja ia tidak sampai tersedak bakso. Entah bagaimana Dave dan Alex bisa tiba-tiba muncul di depan mejanya, sial! Dua curut ganggu saja dah!

"Gila! Gila! Gila! Bumi gojang ganjing seketika!" Si kompor Alex menyahuti perkataan Dave.

"Eh, lo berdua jangan salah paham gitu. Gu-gue... gue cuma lagi ngusilin si cupu kok!" kilah Jackson.

Melihat ekspresi tidak percaya yang ditampilkan Dave dan Alex, Jackson buru-buru memutar otak, ia harus menemukan cara untuk membuktikan ucapannya. Dan saat melihat mangkuk sambal di meja, sebuah ide langsung muncul, dengan segera Jackson menumpahkan semua isi mangkuk sambal tersebut ke mangkuk bakso Winny.

"Gue tuh kalau jalanin dare nggak bakal tanggung-tanggung. Lagi makan sekali pun, nih cewek cupu nggak bakal gue biarin tenang!" ucap Jackson kemudian beranjak meninggalkan tempat duduknya.

Sekarang Jackson bisa bernapas lega melihat Alex dan Dave tengah mentertawakan Winny, itu berarti mereka berdua sudah percaya dan tidak lagi curiga, "Gue sudah selesai ngerjain Winny, buruan cabut!" Ajak Jackson kepada kedua sahabatnya, sejurus kemudian langsung pergi meninggalkan kantin, Dave dan Alex pun membuntuti.

Sedangkan Winny yang masih duduk di posisinya terbengong melihat mangkuk bakso di depannya, sedetik kemudian ia bergerak mendorong mangkuk tersebut menjauh dengan jengkel. Benar-benar tidak habis pikir dengan perubahan sikap Jackson yang begitu cepat dan drastis.

🎈🎈🎈🎈

Kisah Jackson: GengsiWhere stories live. Discover now