2. Persetujuan

26.9K 1.5K 57
                                    

Iyel menggertakkan giginya ketika melihat Shilla memasuki klub malam. Dia sengaja mengikuti Shilla untuk mengetahui apa yang Shilla lakukan. Dia melakukan ini karena kemarin malam dia mendatangi rumah Shilla, sedangkan Shillanya tidak ada di rumah. Shilla bahkan tidak pulang ke rumahnya semalaman. Dan kini ketika ada kesempatan untuk mengikuti Shilla langsung dia lakukan.

"Brengsek!" Umpat Iyel ketika melihat Shilla membiarkan dirinya disentuh laki-laki. Diapun langsung melangkahkan kakinya menghampiri Shilla.

"Awww.. Apa-apaan sih?" Kesal Shilla ketika Iyel langsung menarik tangannya menjauh dari laki-laki itu. Dia menatap Iyel dengan tatapan tajamnya.

"Lo siapa?" tanya laki-laki yang tadi bersama Shilla.

"Gak usah ikut campur Yon. Dia urusan gue" Kata Shilla yang hanya diangguki oleh Sion.

Shilla langsung menarik Iyel keluar dari tempat itu. "Lo ngapain sih?"

"Lo yang apa-apaan. Lihat pakaian lo sekarang"

"Ini urusan gue. Gak ada sangkut pautnya sama lo!" Sinis Shilla. Dia menaikkan alisnya ketika melihat Iyel yang hanya diam.

"Udahlah lupain. Anggap aja kita gak pernah melakukan apa-apa. Sekarang biarin gue ngelakuin apa yang gue suka. Toh gue juga udah gak perawan lagi kan?" Kata Shilla lagi. Dia berbalik masuk ke dalam dan meninggalkan Iyel.

Iyel masih terdiam mematung. Walaupun Shilla mengatakan tidak apa-apa. Namun dia sama sekali tidak bisa melupakan kejadian waktu itu. Dia merasa menjadi ornag yang paling bersalah karena sudah mengambilnya dari Shilla. Walaupun pada dasarnya Shilla yang memaksanya. Tapi tetap saja. Apa lagi semenjak dia mengetahui kalau Shilla akan kesulitan mempunyai anak lagi. Laki-laki mana yang akan menerima Shilla dengan tulus kalau mengetahui kebenaran ini? Meskipun sifat Shilla seperti itu, tapi Iyel yakin kalau dia bisa berubah menjadi lebih baik.

***

Shilla baru membuka matanya ketika jam dinding menunjukkan pukul sepuluh pagi. Dia memegangi kepalanya yang terasa berdenyut-denyut akibat terlalu banyak minum. Dilihatnya sekitarnya yang terasa familiar baginya. Keningnya berkerut ketika menyadari dia berada di dalam kamarnya sendiri.

"Lo sudah bangun?" Tanya Iyel yang baru memasuki kamar Shilla dengan nampan berada di tangannya.

Shilla sangat terkejut ketika melihat Iyel memasuki kamarnya. Dia semakin bertambah terkejut lagi ketika menemui dirinya tidak menggunakan apa-apa dibalik selimut yang membungkus tubuhnya.

"Lo ngapain di sini? Gue juga kenapa bisa ada di sini? Seingat gue tadi malam gue..."

"Tadi malam lo mabuk berat. Makanya gue bawa lo pulang" Kata Iyel seraya meletakkan nampan yang dia bawa di atas nakas.

"Semalam kita ngelakuinnya lagi?" Tanya Shilla takut-takut mengingat dia tidak berpakaian saat ini.

"Ya" Jawab Iyel yang membuat Shilla terbelalak. Dia tidak ingin hamil lagi, tapi dia juga tidak ingin menggugurkan kandungannya. Cukup sekali dia merasakan sakitnya.

"Lo gak lagi bercanda kan?"

"Buat apa gue bercanda? Lagian bukannya lo yang bilang kalau lo gak masalah melakukannya, toh lo juga udah gak perawan lagi kan?" kata Iyel membalikkan perkataan Shilla tadi malam.

"Jadi kita beneran tidur bareng lagi? kok gue gak ngerasa apa-apa?" Tanya Shilla pelan. Bahkan seperti berbisik.

"Apa perlu gue ulangi biar lo bisa ngerasain?" tanya Iyel sarkastik. Shilla pun langsung menarik selimutnya untuk menutupi dirinya hingga ke leher. Dia menggelengkan kepalanya dengan kuat.

UNWANTED MARRIAGEWhere stories live. Discover now