23. Berharap

16.6K 1.1K 69
                                    

Dita menunggu hasil tes kehamilan Shilla dengan penuh harap. Dia menatap anak dan menantunya bergantian sebelum dia melihat hasilnya. Dia sangat berharap kalau dia akan mendapatkan berita bahagia dengan hamilnya Shilla. Namun lagi-lagi dia harus menelan kekecewaan ketika melihat test pack itu hanya menunjukkan satu garis yang itu artinya menantunya tidak sedang hamil. Meskipun sedikit kecewa, tetapi dia tidak ingin terlalu menampakkan kekecewaannya itu kepada menantunya. Karena dia sangat yakin kalau menantunya itu juga pasti menginginkan dia segera hamil. Tapi tentu saja semua itu masih tergantung kehendak yang maha kuasa.

"Masih belum isi ternyata. Tapi gak papa lah, kaliankan masih bisa usaha lagi nanti" Ujar Dita berusaha membesarkan keduanya. Dia tersenyum lembut kepada mereka semua.

"Maafin Shilla ma" Lirih Shilla pelan. Iyel yang mendengarnya langsung menatap Shilla.

"Iya gak papa kok sayang. Mungkin belum rezekinya" Sahut Dita. Dia memeluk menantunya itu.

"Jangan lupa obatnya diminum dan juga istirahat yang cukup. Bisa juga ditambah dengan Vitamin agar segera pulih kembali" Nasehat dokter Anton ke Shilla. Shillapun hanya menganggukan kepalanya mengiyakan.

"Terima kasih banyak dok" Ujar Iyel yang diangguki Dokter Anton. Diapun mengantarkan dokter Anton ke depan begitu dia ingin pamit pulang. Setelahnya, barulah Iyel kembali ke kamar menghampiri Shilla. Sementara sang mama sudah terlebih dahulu keluar dari kamar.

Iyel menghampiri Shilla yang termenung duduk bersandar di tepi ranjang. Diapun duduk di sebelah Shilla. Diraihnya pergelangan tangan Shilla dan dia letakkan dipangkuannya. "Udah gak usah dipikirin nanti kamu malah tambah sakit. Lagian kita kan masih bisa usaha nanti malam. Kita gak akan berhenti usaha sebelum jadi hasil" Ujar Iyel dengan senyum nakalnya.

"Mau kamu itu. Lagian kenapa pikiran kamu jadi mesum benget gitu" Sahut Shilla cemberut. Dia melayangkan tangannya untuk mencubit pinggang Iyel. Namun suaminya itu lebih dulu menahan tangannya.

"Kamu juga mesum berarti. Lihat aja nih leher aku masih ada merah-merahnya" Balas Iyel seraya menunjukkan kissmark yang memang tertutup kerah bajunya. Senyumnya semakin bertambah lebar ketika melihat wajah kesal Shilla. Dia senang saja mengerjai istrinya seperti itu.

"Apaan, kamu tuh yang mesum" Sahut Shilla tak mau kalah.

"Yaudah iya kita sama-sama mesum" Ujar Iyel. Shilla yang mendengarnya pun melototkan matanya tidak terima. Namun Iyel langsung meletakkan tangannya di depan bibirnya ketika dia ingin memprotes ucapan Iyel itu.

"Dari pada kita berdebat gak jelas kayak gini. Mending sekarang kamu istirahat" kata Iyel.

"Aku bosen tau di kamar Yel"

"Cuma sampai kamu sembuh kok Shil" Ujar Iyel lagi. "Tapi beneran aku udah gak papa" Ujar Shilla keras kepala. Dia menatap Iyel memohon.

"Iya aku tau. Tapi kamu tetap harus istirahat. Biar aku temenin" Ujar Iyel lagi. Shilla pun hanya bisa pasrah dengan kehendak Iyel. Dia merebahkan dirinya di atas kasur. Sementara Iyel mengusap-usap rambutnya.

"Kenapa kamu bisa cinta sama aku?" Celetuk Shilla. Dia menatap tepat ke mata Iyel.

"Kalau kamu tanya kenapa aku juga gak tau jawabannya. Karena cinta itu tanpa alasan Shil. Aku hanya ingin melihat kamu tersenyum bahagia. Aku ingin kamu selalu menemani hari-hari aku. Kamu yang selalu pertama kali aku lihat setiap aku bangun tidur"

Shilla tersenyum mendengar ucapan Iyel itu. Tak dapat dia pungkiri kalau dia merasa senang dengan jawaban suaminya itu. Dia bahkan juga merasa kalau saat ini dadanya berbunga-bunga.

"Kalau kamu kenapa juga bisa cinta sama aku?" Tanya Iyel balik. Dia ikut berbaring di samping Shilla dan memeluknya.

"Seperti kata kamu, cinta itu tanpa alasan. Aku juga gak tau kenapa aku bisa jatuh cinta sama kamu. Padahal awalnya aku benci banget sama kamu. Apalagi umur kamu hampir lima tahun di bawah aku. Tapi yang jelas kamu satu-satunya orang yang peduli sama aku. Kamu masih mau bertanggung jawab padahal aku juga sudah gak hamil anak kamu lagi. Kamu laki-laki terbaik yang pernah aku temui. Dan aku beruntung menajdi istri kamu Yel" Sahut Shilla seraya tersenyum. Dia meraih wajah Iyel dan membelainya.

UNWANTED MARRIAGEOnde histórias criam vida. Descubra agora