[23]Kamu Lucu

82 10 0
                                    

Hujan disore hari kini turun menemani aku yang tengah diantar pulang oleh Vano. Aku merasa nyaman sekali memeluknya tanpa takut sakit setelah hujan reda. Aku tidak peduli, sekarang yang aku ingin hanya berdua menikmati hari-hari dengannya.

Setelah mengantarku pulang, ia berpamitan dengan Mamahku yang kebetulan sedang berada di rumah.

Aku duduk di samping Mamahku, lalu mulai bercerita mengenai hubungan aku dan Vano yang sudah resmi berpacaran.

"Mah, aku udah jadian sama Vano. Dia baik sama aku." ujarku mulai bercerita.

Mamahku hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu mengusap lembut rambutku. Kepalaku, kusenderkan pada bahunya.

"Anak Mamah ini sudah besar. Sudah jadi anak yang periang. Mamah senang Vano bisa memberi warna dihari-hari kamu," ujar Mamah dengan senyum hangatnya.

"Dia juga orangnya humoris, Mah. Dia paling bisa bikin Lara ketawa. haha," ujarku.

"Sekali-kali ajak dia makan malam bareng di rumah. Mamah juga pengin kenal dekat sama dia. Kamu tau, dia tampan juga ternyata. Haha." aku mengerucutkan bibirku setelah Mamah mengucapkan hal itu.

"Vano punya aku, Mah." ujarku dengan nada yang kubuat-buat agar terlihat kesal.

"Iya Mamah tau. Mana mungkin si ganteng itu mau sama Mamah. Gini-gini Mamah juga sayang loh sama Ayah kamu. Haha,"

Aku ikut terkekeh mendengar perkataan Mamah. Setelah itu, aku pamit untuk masuk ke kamarku.

Aku berjalan menuju Balkon kamarku. Lantas duduk dikursi Balkon. Aku mengingat-ingat kembali kejadian lucu tadi digerbang sekolah, ketika Vano berjalan kaki, sedangkan aku yang menaiki motornya. Asal kalian tau, ia yang memintaku untuk melakukan hal itu. Biarkan saja, kuanggap itu sebagai olahraga untuknya.

Tidak hanya itu, tiba-tiba ia meminta untuk mampir ke supermarket, hanya untuk membelikanku pembalut. Setelah ku tanya, ia hanya mengatakan bahwa pembalut itu untukku, jadi jika saat aku PMS aku tidak perlu repot pergi untuk membeli pembalut takut aku diculik katanya. Haha.

Dan yang lebih anehnya lagi sebagian pembalutnya ia ambil. Katanya sebagian itu akan ia berikan kepada Rabela sebagai hadiah ulang tahunnya sebentar lagi.

Haha itulah Vano. Lawakan recehnya membuatku nyaman berada didekatnya. Aku tidak pernah bosan mendengar ricauannya yang sangat unfaedah itu.

[]

Kamu membuatku nyaman, hingga aku sangat takut saat tiba-tiba kamu pergi.

NyctophiliaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora