Caraku Menemukanmu

1.2K 113 27
                                    

Air mata Reyla turun begitu saja, tak bisa dipercaya dua orang itu berdiri berpelukan di sana. Reyla menghapus air matanya kasar dan mencoba mendekati mereka. Mereka dua orang yang sangat Reyla kenal, Kevin dan Karin.

"Reyla?" Kevin terkejut seketika melihat sosok Reyla yang tiba-tiba di depan gerbang rumahnya, Kevin melepas genggaman tangannya dengan Karin secara cepat. Dia mencoba mendekati Reyla yang masih berdiri di gerbang.

"Ummm... Kam... Kamu sudah lama berdiri di sini?" pertanyaan yang tak penting itu terucap.

"Rey, gue bisa jelasin," Karin menyela dan merangkuh tangan Reyla, tapi dengan kasar Reyla melepasnya.

"Apa karena ini? Ini yang kamu bilang ada urusan penting?"

"Sayang, aku bisa jelasin."

"Kamu hanya perlu bilang iya atau enggak," muak Reyla.

"Aku...aku cuma," Kevin mulai terbata, dia saja tak bisa menjelaskan dengan benar.

"Oke,cukup. Kita putus," lirih Reyla seketika terdengar parau.

"Rey, Rey, Reyla please," Kevin mencoba menahan Reyla yang ingin pergi.

"Rey, gue bisa jelasin." Karin berdiri di depan Reyla mencoba menghadangnya, dia juga menangis saat ini.

"Hapus air mata buaya lo, basi!" lirih Reyla pelan dengan wajah dinginnya.

"Oke, ini emang salah gue. Gue minta maaf, gue bener-bener minta maaf. Biar gue yang putus sama Kevin, please dengerin dulu penjelasan gue"

"Putus?" tanya Reyla seketika, lalu dia terkekeh remeh.

"Hebat, teruskan. Teruskan saja."

Reyla pergi, Kevin mencoba mengejarnya namun tiba-tiba langkah Kevin terhenti. Cowok itu menoleh ke arah Karin yang masih berdiri di gerbang rumahnya sambil menangis, Kevin lebih memilih mendekati Karin, itu berarti Kevin benar-benar melepas Reyla begitu saja.

Reyla mempercepat langkahnya, tiba-tiba hujan mulai turun. Isakan Reyla mulai terdengar, dia mulai menghentikan langkahnya dan tertunduk begitu dalam. Sakit, dia tak tau mengapa rasanya begitu sakittt.

Basah dan dingin, hujan memeluk tubuhnya yang terluka. Menangis seperti ini membuatnya terlihat begitu bodoh, tapi ini sungguh membuatnya begitu kesakitan, dia tak sanggup harus merasakan kenyataan yang tiba-tiba saja menamparnya dengan cepat.

Kenapa, kenapa Kevin harus begini? Kenapa juga harus Karin?

Tiba-tiba sebuah payung berada di atas kepala Reyla. Reyla segera berbalik menoleh ke belakang, dia kira mungkin Kevin. Tapi ternyata bukan.

Cowok tinggi dengan kaos oblong berwarna cokelat itu kini berdiri di depannya, memayunginya dengan sengaja.

"Berhentilah menangis, lo kelihatan jelek, hidung lo membesar saat lo nangis," ucap cowok itu dengan datar, Reyla masih menatap heran mendengar ucapan cowok itu.

Cowok itu menyodorkan payungnya ke arah Reyla, Reyla masih terdiam dengan sesenggukan.

Dia hanya tersenyum miring lalu berbalik pergi, cowok tinggi itu berlari menembus hujan dan menghilang di tikungan jalan itu. Reyla masih memegang erat payung kuning ini.

Reyla memasuki sekolahnya setelah diantar ojek online, matanya membengkak karena terus menangisi cowok brengsek seperti Kevin. Semalam Reyla terus berpikir dan mengoreksi dirinya sendiri, apakah dia melakukan kesalahan hingga Kevin seperti ini padanya? Dia juga tak habis pikir dengan kenyataan yang jauh diluar kesanggupan batinnya, sahabat yang selama ini paling dia percaya, diam-diam memeluknya erat hanya untuk menusuk lebih dalam.

Suasana sekolah masih sepi, jarum jam di lobi sekolah masih menunjuk pukul 6 kurang. Reyla memasuki koridor sekolah menuju kelasnya, tanpa sengaja dia berpas-pasan dengan cowok berkaos oblong semalam. Reyla langsung teringat dengan payung kuning itu, dia lupa untuk membawanya.

"Payung lo," lirih Reyla saat cowok itu melewatinya, dan dia berhenti.

"Gak perlu," jawabnya dingin, lalu cowok itu kembali melanjutkan langkahnya pergi.

Reyla menghembuskan nafasnya pelan, dia masih menatap punggung cowok itu yang semakin menjauh. Reyla mengenalnya, dia cowok yang sama waktu Reyla menunggu angkot sepulang sekolah, cowok yang menerobos hujan dan ikut berteduh di teras toko waktu itu.

Namanya Aldo, tapi pertanyaannya sekarang, bagaimana bisa cowok ini bertemu dengan Reyla semalam?

"Reyla?" tiba-tiba suara itu membuat Reyla mengalihkan pandangannya, dia menoleh ke sumber suara itu.

Karin, dia mendekat ke arah Reyla. Reyla masih berdiri terdiam, dia tak menghindar karena tak perlu ada yang dihindari.

"Gue, gue minta maaf," ucap Karin saat dia berdiri tepat di depan Reyla, wajah Reyla hanya datar tak berekspresi apapun.

Tanpa kata apapun juga, Reyla akhirnya melangkah pergi. Tapi, Karin menahan lengannya.

"Rey, gue tau lo marah, lo benci sekarang sama gue. Tapi please, maafin gue."

"Gue gak mau ngebenci lo, jadi berhentilah bersikap brengsek di depan gue. Jangan ngebuat gue harus merasa benci ke lo, lakuin aja yang lo mau dan jangan ganggu gue lagi. Jangan mohon-mohon lagi, gue muak liat muka lo."

"Rey, jangan seperti ini. Gue dan Kevin-"

"Gue gak peduli, gue gak mau dengar apa-apa lagi dari lo. Semakin lo ngelak, lo semakin bikin gue kecewa karena terlalu percaya sama lo. Udah cukup, Rin."

"Ya, gue akui gue udah pacaran sama Kevin 3 bulan ini, tapi-"

"3 bulan? Lo bohongin gue selama itu, apa lo sama Kevin seneng liat gue sebodoh ini? Ha!" Potong Reyla geram.

"Gue, gue gak tau kenapa gue lakuin ini. Gue cuma gak bisa bohongin perasaan gue, gue juga gak tau kenapa gue harus jatuh cinta sama Kevin. Ini bener-bener diluar kesanggupan gue, Kevinpun begitu."

"Lanjutin, ikuti kata hati lo. Lo gak perlu kawatir lagi, gue gak akan ganggu kalian. Dan lo, gak perlu sok menyesal. Dari awal lo lakuin ini ke gue, gue yakin lo sadar hal itu. Dan semua ini sengaja lo lakuin, lo tetep lakuin ini walau lo tau ini bakal nyakitin perasaan gue. Lo gak sebodoh ini Rin, dan gak ada gunanya lo merengek menyesal di depan gue. Lo udah terlanjur lakuin ini ke gue, dan jangan minta gue untuk terus memahami tingkah kalian di belakang gue. "

Pergi.
Reyla akhirnya pergi, dia tak ingin menyalahkan siapapun. Kenyataannya memang begini. Kevin yang mencintai Karin, dan Karin yang juga mencintai Kevin. Lalu di mana posisi Reyla selama ini?

Apa dia hati yang terlupakan, apa segitu kecilnya keberartian Reyla di hati Kevin? Kenapa semudah ini bagi Kevin untuk mengkhianatinya? Untuk pertama kalinya, Reyla merasakan ditusuk secara bersamaan dengan 2 orang yang berarti di hidupnya.

Di rooftop sekolah, mata Reyla masih mengembung dengan air mata. Setelah bertemu Karin tadi, seluruh sendinya terasa lemas. Ini untuk yang pertama kalinya, dia marah bahkan sangat marah dengan Karin. Mungkin, di depan Karin. Dia seolah begitu tegar, namun jemarinya gemetar sekarang.

Bahkan sekarang Reyla masih tak habis pikir, dia benar-benar masih tak percaya dengan semua ini. Kekasih yang sangat ia cintai, yang menjadi harapan dan sebagai rumah sandaran kapanpun ia ingin pulang. Dan sahabat, yang selalu di sisinya, yang selalu mengerti dan tau apapun yang Reyla lakukan. Tiba-tiba berkhianat seperti ini, kenyataan ini terlalu datang tiba-tiba dan menamparnya dengan kejam. Lalu sekarang, kepada siapa dia bercerita?



"Udah gue bilang, hidung lo membesar saat lo nangis. Jadi berhentilah cengeng, bego!!!" tiba-tiba suara itu membuat Reyla menoleh ke arah belakang.

"Aldo?"

☔☔☔


Vote dong kawannnn
Tapi bagi kalian yg udah baca..
Terimakasih banyak dan jgn lupa untuk kasih vote dan komentarmu...
😊

Makasi.

Rainy BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang