Selamat Tinggal

919 71 6
                                    



"Untuk menyayangimu sepenuh hati, apa harus menahan sesakit ini?"

Reyla turun dari mobil Aldo, hujan sudah reda. Setelah turun, Reyla menengok kembali ke dalam mobil.

"Lo yakin gak mampir dulu?"

"Nggak usah," jawab Aldo singkat, ok Reyla hanya mengangguk sambil tersenyum singkat.

"Thanks," ucapnya lagi, tapi mobil itu segera melesat pergi.

Begitulah Aldo, dia sangat irit bicara. Tapi sepertinya, dia tidak sedingin yang orang lain pikirkan.



"Kak Reyla!" tiba-tiba terdengar suara memanggilnya saat Reyla mau masuk ke pintu gerbang rumahnya, saat ditolehnya, Kreyvan terlihat mendekat.

"Krey? Ada apa?" Reyla menanggapi dengan sedikit canggung.

"Aku mau ngomong sebentar sama kakak."

"Ngomong apa? Di sini aja, atau mau masuk?"

"Nggak, kak. Aku minta kakak ikut aku sebentar, ya?"

"Kemana?"

"Please,kak. Aku butuh ngomong sama kakak," Krey memaksa dan kini sudah menggenggam lengan Reyla, akhirnyapun Reyla di bawa masuk ke mobilnya dan menuju ke sebuah tempat.

Hanya ada keheningan di dalam mobil, Kreyvan mengemudi dengan kecepatan tinggi. Hingga akhirnya mereka sampai di sebuah kafe, Reyla masih tak tau apa yang ingin dilakukan adiknya Kevin ini.



Jarum jam tepat menunjuk pukul 6 lewat 57 menit, ada dua kopi hangat di depan mereka.

"Aku mau tanya, soal kak Reyla dan kak Kevin. Kalian putus?" pertanyaan itu menjadi pembuka yang diucapkan Kreyvan, Reyla tak langsung menjawabnya, dia terlihat sedikit berpikir.

"Hm," Reylapun mengangguk.

"Kenapa?"

"Lebih baik kamu tanyakan pada kakakmu, maaf Krey. Aku harus pulang sekarang," Reyla kembali menggendong tas ransel sekolahnya dan mulai berdiri, tapi Kreyvan dengan cepat menahannya.

"Kak, aku mohon sebentar saja," pinta Kreyvan memohon.

Reyla kembali duduk perlahan.

"Aku tidak ingin membahasnya lagi Krey."

"Aku cuma ingin tau, kak. Kak Reyla sekarang jarang ke rumah, kak Kevin juga selalu ngehindar setiap aku tanyain soal kakak. Malah kemaren tiba-tiba dia bawa cewek lain ke rumah, dia ngenalin ke mama-papa kalau cewek itu pacar barunya. Kenapa bisa jadi begini sih kak?"

"Apapun bisa terjadi Krey.."

"Apa kak Kevin udah nyakitin kakak?"

"Dia yang lepas kakak," sahut Reyla pelan.

"Kembalilah kak, aku maunya liat kak Kevin sama kakak bukan sama cewek itu."

"Karin sahabatku, dan Kevin lebih memilihnya. Lalu untuk apa kakak kembali, semua udah berakhir Krey," sahut Reyla mulai menatap Kreyvan dengan dalam, hubungan Reyla dengan adik Kevin ini memang sudah sangat dekat. Mereka berdua sudah seperti kakak beradik.

"Aku gak nyangka kak Kevin bisa sebrengsek ini, apa harus aku bicara dengannya?"

"Krey, jangan bahas lagi. Semua udah berlalu, jangan bikin kakak sakit dengan hal itu. Jangan mempersulit kakak lagi," tamba Reyla, Kreyvan mulai merubah tatapannya menjadi sendu.

Rainy BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang