Karena Nasib Membuat Kita Terlihat Sama

1.1K 83 2
                                    

Video di atas, kurang lebih itu menggambarkan masa lalu Aldo. Intinya hampir sama seperti itu, semoga kalian dpt feelnya... harap bijak menontonnya 😊

Enjoy reading

Reyla berdiri resah menanti angkot, sebenarnya dia bisa saja naik ojek online atau taxi. Tapi sepertinya akan lebih baik jika dia berhemat, jika ada angkot lewat apa salahnya naik angkot saja? Toh gak perlu ada alasan klasik lagi, yang penting dia bisa pulang.

Tinn..tin... tiba-tiba suara klakson motor membuat Reyla menoleh ke arah berlawanan. Aldo.

Arjunaldo Zafran, cowok itu mendekat ke arah Reyla dengan motor vespanya.

"Naik," ucapnya datar, Reyla tak bereaksi apapun.

"Mau nggak? Bentar lagi ujan," Tanya Aldo lagi sambil melihat ke arah langit yang mulai mendung.

Reylapun akhirnya menurut, dia duduk di belakan Aldo. Motor vespanya tidak terlihat kuno, justru sangat antik dan membawa kesan klasik yang keren. Motor itu membawanya menghapus jarak, hingga Aldo membuka pembicaraan pertama.

"Rumah lo blok apa?"

"Apa?" Reyla tidak mendengar dengan jelas, dia mencoba mendekatkan kepalanya di bahu Aldo.

"Rumah lo di blok apa?" ulang Aldo sedikit meninggikan volumenya.

"Oh, blok M."

Aldo diam setelah mendengarnya, dia cowok yang tak banyak bicara.

"Ummm... lo tau kompleks rumah gue?" Kali ini Reyla membuka percakapan.

"Hm," sahut Aldo singkat.

"Waktu itu, waktu payung itu. Kok lo ada di sana? Rumah lo deket situ juga?"

"Gue tetangganya Kevin."

Reyla melotot mendengarnya, tetangga Kevin?

"Gue liat semuanya," celetuk Aldo.

"Ha?" Reyla mendekatkan telinganya lagi.

"Gue liat semuanya, gue gak tahan liat wajah jelek lo. Makannya gue susul agar hujan gak memperburuk wajah lo itu," ucap Aldo sambil tertawa mengejeknya.

Reyla hanya mengerucutkan bibirnya sedikit kesal, Aldo tau semuanya. Selain hujan... Aldo juga menjadi saksi atas ketidak adilan cinta terhadap Reyla.

Tes...tes...tes... Tiba-tiba hujan turun secara berkala, motor vespa Aldo segera menepi mencari perteduhan. Reyla segera turun dan menepi ke sebuah ruko yang tak berpenghuni, Aldo ikut berdiri di sampingnya.

Keduanya sama-sama mengibas-ibaskan tangannya ke baju, tidak begitu basah. Namun hawa dingin dengan cepat menusuk kulitnya, tetesan air itu kini menjadi gerombolan air yang menyerang deras.

Suasana hening sejenak, hanya suara hujan yang terus berlagu. Reyla mengulurkan tangannya menyentuh tetesan itu, Aldo hanya memperhatikannya dengan datar.

"Lo suka hujan?" celetuk Aldo akhirnya bersuara, Reyla menolehnya dan tersenyum.

"Hujan merekam banyak kenangan gue sama Kevin," jawab Reyla sambil menadahkan tangannya di bawah hujan.

"Dia bikin gue nunggu sepulang sekolah hampir dua jam, saat itu sedang hujan. Saat gue bertemu dengan Kreyvan dan tau bahwa Kevin bohongin gue, waktu itu juga hujan, dan saat gue putus sama Kevin, saat itu juga sedang hujan."

"Itu semua kenangan buruk, buat apa lo ingat?" potong Aldo, Reyla menarik tangannya dari hujan.

"Hm, ya...itu semua busuk. Tapi, hujan membawa kenangan yang bikin gue sadar. Hujan membantu gue menutupi air mata gue, hujan juga menjadi pendengar terbaik saat gak ada yang mampu dengerin gue," jawab Reyla dengan seulas senyumnya yang tulus, Aldo terpaku diam sejenak.

Rainy BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang