Wanna One X You? ❤✨
[Ranked : #928 in Fanfiction (01.01.18)
#907 in Fanfiction (01.01.18)
#906 in Fanfiction (03.01.18)
#876 in Fanfiction (05.01.18)
#856 in Fanfiction (06.01.18)
...
Kamu terus menangis tak kuasa melihatnya tak sadarkan diri. Kepanikan membuat otakmu tak dapat berfikir. Kekhawatiran membuatmu tak bisa berbuat apa-apa selain menangis.
Tak lama setelah itu..
Jihoon membuka sedikit matanya.
"BUAHAHHAHAHAHHA" suara tertawa itu membuatmu berhenti menangis.
Kamu melongo hebat. Masih dengan sisa air mata dipipimu. Jihoon tertawa tebahak-bahak masih terbaring.
"Heyyy.. Kok sampe nangis sihhh, " ucapnya berusaha berhenti tertawa, ia mengelus-elus pucuk kepalamu.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jelas hal itu membuatmu sebal. Kamu cemberut tak karuan. Diam seribu bahasa.
"Heyyyy aku cuman bercanda Y/n-ahh! "
Kamu tetap diam.
"Ah! Ecieee yang khawatir sama aku cieeeeee, " ucapnya malah menggodamu.
Kamu meliriknya tajam. Dia langsung diam. Membeku.
Tiba-tiba Jihoon menangkap kedua tanganmu. Terjadilah kontak mata antara kalian berdua. Cukup lama.
"Udah yaaa, jangan marah lagi yaa, " ucap Jihoon lembut dengan senyuman hangat.
Mau gimana lagi? Kamu mengaku kalah! Pipimu benar-benar tersipu malu. Alhasil kamu mengalihkan pandanganmu kearah lain. Kamu juga melepaskan tanganmu yang dipegangnya.
Jihoon terkekeh. Ia berdiri dan mengulurkan tangannya padamu. Kamu menoleh dan meraih tangannya.
"Y/n-aah, coba tutup matamu dengan ini, " Jihoon memberimu sebuah kain. "Buat apa? "
"Just do it for me," ucapnya meyakinkanmu.
Setelah kamu menutup matamu dengan kain itu, Jihoon menuntunmu menaiki sebuah mobil.
Sekitar 10 menit, mobil itu berhenti. Jihoon menuntunmu turun dari mobil. Tanpa kamu ketahui, ia membawamu kembali ke rumahmu.
Ia terus menuntunmu perlahan menaiki tangga hingga kalian sampai di balkon kamarmu. Dia memutar badanmu menghadap arah balkon kamar Jihoon.
"Pegang ini Y/n-aah, taruh gelas ini di telingamu ya, " ucapnya menaruh gelas plastik itu digenggaman tanganmu.
Kamu hanya mengangguk. Walau sebenarnya kamu dihantui perasaan penasaran.