Destiny Brought you to me

829 93 28
                                    

Bagaikan mendapat mimpi buruk Jungkook bangun tergagap dengan keringat dingin di sekujur badan. Suhu -0°C tidak menghalangi keringat Jungkook bercucuran.

Pandangannya mengerjap kala ia menyadari bahwa dirinya sudah berada di bilik dimana ia menghabiskan hari-harinya.

Suara decitan pintu terdengar mengalun. Berharap yang datang adalah seseorang yang diinginkan.

"Sudah bangun Jeon Jungkook?"
Sapa lelaki paruh baya yang tak lain adalah Tuan Jeon, ayah dari Jeon Jungkook.

"Apa yang telah ayah lakukan pada keluarga Hana?" pemuda itu mendelik.

"Tidak ada. Hanya peringatan untukmu supaya mematuhi ayah. Tenang saja, gadis itu sudah melewati masa koma. Namun, ingat Jungkook-ah ayah bisa melakukan lebih" ujar sang pria paruh baya dengan seringaian kejam.

"Hentikan ayah kumohon. Aku berjanji akan menjauhinya. Jangan menyentuh hidupnya ayah!!"

Tak sadar pemuda Jeon berlutut dikaki sang ayah. Memohon diampuni untuk nyawa gadisnya.

"Berjanjilah untuk tidak menyentuhnya. Maka ayah juga tidak akan pernah menyentuhnya"

"Baiklah ayah. Kita sepakat"

Begitu kesepakatan antara ayah dan anak yang begitu memilukan bagi si anak. Melepaskan seseorang yang menghiasi angan.

Pemuda Jeon bergumam,

"Demi keselamatanmu aku rela kehilanganmu. Selamat tinggal Kim Hana"

.
.
.

Sudah lima tahun semenjak dirinya bergabung dengan Jung Chanwoo dan 8 manusia yang lainnya.

Tugas yang cukup tidak memungkinkan bagi orang awam. Namun, bagi orang-orang dalam kelompok ini itu perkara mudah. 

Komplotan mereka bernomaden dari satu tempat ke tempat lainnya. Memiliki markas tersembunyi yang tak seorang pun mengetahuinya.

Menerima tugas sepele bagi mereka namun mendapatkan bayaran menggiurkan membuat komplotan ini bertahan dengan uang melimpah yang mereka sembunyikan dimana-mana.

Mereka menerima tugas mencuri, merampok, menculik bahkan membunuh jika perlu.
Beruntung si gadis dengan iris coklat terang itu tak pernah mendapat tugas membunuh meskipun sebenarnya dia mampu.

"Kali ini kau harus mencuri dokumen rahasia CT Real Estate. Dokumennya di dalam sebuah komputer yang sangat dilindungi. Tugasmu hanya menancapkan USB berisi virus ini kemudian aku akan meng-hack-nya" Ujar Jung Hoseok  hacker ulung komplotan mereka kepada Kim Hana yang kini mendapat tugas.

"Baiklah serahkan padaku"

"Gunakan mata elangmu untuk menemukan komputer yang asli. Karena mereka memasang lebih dari 10 komputer palsu yang fungsinya jelas-jelas berbeda. Aku bahkan tidak bisa mengenali  komputer mana yang berisi dokumen rahasianya karena sistem kerja komputernya sama persis"

"Aku hanya harus menemukan tempat yang cocok agar aku bisa menelisik keaslian komputer yang akan kutancapi USB virus ini"

Kim Seokjin pengurus dokumen palsu memberikan Hana kartu pengenal yang akan digunakan untuk mengakses gedung perusahaan. Tak lupa Hoseok yang sudah membajak sistem keamanan perusahan. Ia memang hacker ulung yang bisa mengakses apa saja. Namun, terkadang beberapa dokumen rahasia benar-benar dijaga ketat sehingga memerlukan waktu berbulan-bulan untuk membajaknya sedangkan klien ingin supaya dokumen ditangannya segera. Terpaksa mereka harus memasang virus eksternal supaya Hoseok leluasa mengobrak-abrik isi komputer perusahaan tersebut.

Rok pendek dan kameja formal serta heels bewarna nude ala wanita karir telah dipakai oleh Kim Hana. Tak lupa kacamata dan earphone untuk berkomunikasi. Dengan penampilan demikian tak ada yang menyadari bahwa ia bukan karyawan perusahaan tersebut. Matanya mulai menelisik lembaran-lembaran yang dibawa karyawan. Berjalan menuju koordinat yang dikirimkan Hoseok melalui kacamatanya.

Sampailah ia pada ruangan yang diyakini adalah ruangan dimana komputer dengan dokumen rahasia berada.

Pintu tersebut menggunakan password angka. Payah! Hana bisa melihat dengan jelas jejak sidik jari pengunjung terakhir yang memasuki ruangan tersebut.

Benar saja ada sekitar 20 komputer diruangan tersebut yang sama persis. Akan membutuhkan waktu berjam-jam untuk menemukan komputer mana yang mempunyai data valid jika tidak memiliki kemampuan melihat hal diluar batas.

Hana menelisik satu persatu komputer yang ada di ruangan dan menemukan komputer dengan sidik jari seseorang.

"Bingo!"

Tanpa ragu Hana menancapkan USB berisi virus yang diberikan Hoseok kepadanya.

Kala Hoseok sudah mulai bekerja alarm keamanan menyapa telinga.

"Payah! Dokumen kalian sudah raib" seringai Hana yang masih enggan beranjak dari ruangan.

Ketika earphone tersambung kepada Hoseok dan mengatakan mission success Hana meraih USB agar tak menimbulkan jejak kemudian keluar ruangan dan melompat dari jendela menuju gedung lain dengan alat bantu tali yang telah di siapkan.

"Sampai jumpa manusia bodoh!" gumam Hana ketika sampai dibawah gedung.

Ia melenggang santai dimana keamanan sibuk mencari siapa gerangan yang berani membobol keamanan perusahaan.

.
.
.

Jungkook menyesap americano panas kesukaannya. Menenangkan pikiran dari kasus-kasus para kliennya.

"Jungkook-ah kau sudah berbicara kepada Tuan Nam?" sapa seorang pemuda dengan tinggi hampir sama dengannya.

"Sudah. Dia memaksaku membelanya. Padahal jelas-jelas dia bersalah telah membunuh pamannya untuk mendapat warisan seutuhnya" ujarnya pada lelaki bermarga Kim di hadapannya.

"Yakkk Jeon Jungkook. Kau itu pengacara. Seorang pengacara tidak boleh hanya membela klien yang benar. Sekalipun salah itu tetap klien kita dan harus kita bantu"

"Kim Taehyung, aku tahu itu. Tapi itu menyakitkan bagiku. Aku akan tetap pada prinsipku. Aku hanya akan melayani klien yang benar. Selamanya salah akan salah. Benar akan benar. Dimana keadilan yang ditawarkan negeri ini jika yang salah dibenarkan dan yang benar disalahkan? Ambil saja klien itu aku tidak mau" ujarnya ketus.

"Dia tidak mau pengacara selain kau. Dia berani bayar mahal untukmu Jungkook-ah"

"Berikan saja kepada Park Jimin. Dia kan pengacara handal juga. Dan dia bersedia membantu siapapun kliennya yang penting berani bayar dia mahal"

Taehyung hanya mendengus melihat tinggah keras kepala sahabatnya sejak dibangku kuliah itu.

"Aku pergi dulu, aku akan menemui Ny. Oh" pamit Jungkook kepada Taehyung yang masih menahan emosi.

"Dasar bodoh! Ny. Oh tidak memberimu uang banyak malah kau bela mati-matian" gumam Taehyung dalam hati.

.
.
.

Jalanan Seoul benar-benar tiada beristirahat. Lalu lalang kendaraan dan asap-asapnya benar-benar membuat penghuninya kudu bersabar dengan situasi itu. Pun dengan Jungkook yang sekarang tengah terjebak ditengah kemacetan kota Seoul. Mobil mewahnya benar-benar berhenti kala itu. Dengan bosan ia menyesap sisa americano miliknya.

Tak sengaja irisnya menatap suatu yang familiar. Suatu yang ia tunggu-tunggu untuk bertemu. Suatu yang dinanti-nanti untuk kembali.

"Kim Hana?"

To be continue..

Belom ada romance yaaa.. Hehe maapkeennn..

Ini lagi fokus dulu sama masalah Jeon Jungkook sama Kim Hana.
Next chapter deh kasih romance. Kan mulai ketemu lagi tuh 🙊

Vote comment juseyo..
Silahkan tinggalkan jejak yaa

Btw yg agen2 itu terinspirasi dari film Mission Imposible ya.. Hehe

Terimakasih yang sudah baca.

Love, hug and kiss

Eyesight | BTS FF JEON JUNGKOOK ✔Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ