Sorry not to Sorry

750 92 3
                                    

Kebulan karbondioksida menyelubungi kota Seoul siang itu. Matanya menangkap sesosok yang juga menangkap bayangnya. Ia tidak berpikir bahwa sang lelaki yang sangat ia kenali akan menangkap dirinya yang tengah berkerumun diantara manusia-manusia robot yang berlalu lalang di penyebrangan.

"Kim Hana...!!" sang lelaki dengan tergesa mencari sosok yang sangat ia kenali. Tak peduli lampu telah berubah hijau untuk pengendara. Klason-klakson dibunyikan keras tak urung membuat si pemilik mobil jaguar  hitam kembali ke kursi kemudi.

"Hey sialan!! Jalankan mobilmu atau kutabrak mobil sialanmu itu"

Emosi penghuni Seoul yang memang kota padat membuat amarah berkecamuk ketika semua tidak sesuai prosedur.

Dengan langkah sedikit berlari membawa asa akan sosok gadisnya, pemuda Jeon itu kembali ke kursi kemudi dimana ia meninggalkan mobilnya. Menginjak gas dan merelakan matanya kehilangan sosok gadisnya. 

"Aku yakin benar tadi itu Hana. Kemana dia selama ini. Kenapa baru 5 tahun setelah semua kejadian pilu itu terjadi baru dia muncul di depanku? Aku harus menemukanmu Hana-ya"

Telapaknya meremas kemudi kencang sehingga buku-buku tangannya memutih.

.
.
.

"Dari mana saja kau Kim Hana? Kau harusnya sudah kembali 30 menit yang lalu?" tanya lelaki tinggi yang pertama menyapa setelah memasuki ruang rahasia dimana tak ada manusia tahu asal- usulnya.

"Bukan urusanmu Jung Chanwoo" ujarnya datar.

"Kau menemuinya?" selidik pria Jung tersebut.

"Aku tidak bermaksud menemuinya. Aku berada di kerumunan dan dia melihatku"

"Apa dia mengejarmu?"

"Ya. Tapi aku berhasil lolos"

"Bagaimana jika tidak?"

"Tidak akan. Ketika ia menemui sosokku maka ia juga menemui malaikat kematiannya"

"Jangan bercanda kau bahkan tidak sanggup menyakiti seekor kucing jalanan. Ingat anak kecil yang kita culik? Kau memberinya minum dan permen ketika ia menangis mencari ibunya"

"Ini berbeda Jung Chanwoo. Dendam tetaplah dendam. Aku memang tidak membunuh siapapun tapi aku akan membunuhnya" gertak si gadis.

"Terserah kau saja. Seokjin dan Hoseok memangilmu mereka bilang ada misi baru untukmu" ujar pemuda Jung sambil berlalu.

.

"Oh Moon Byul. Ini misi barumu. Ia pemilik saham salah satu perusahaan finansial di pusat Kota. Klien kita meminta kita menculiknya kemudian mengurungnya sampai klien kita datang untuknya. Dia akan berada di restoran Rosevelt pukul 2. Waktumu 30 menit untuk sampai disana. Bergegaslah!" Hoseok memerintah.

"Baiklah. Aku tidak perlu menyamar kan?"

"Tidak. Kau akan menjadi penculik untuk apa bersolek?" ujar Seokjin si pria tampan dengan kaki jakung.

"Baiklah"

Ia mengambil peralatan. Pistol berisi peluru. Bukan peluru panas tetapi peluru berisi obat bius untuk korban.

Ia memilih mobil yang sudah di ganti plat nomor berkali-kali oleh Hoseok supaya tidak menimbulkan curiga. Kali ini ia akan kembali dengan seseorang tidak mungkin berayun dari gedung satu ke gedung lainnya dengan membawa manusia.

Boots hitamnya menginjak pedal gas dengan bringas. Menembus kemacetan Seoul. Hoseok sudah membajak lampu merah yang hendak di lewati si gadis penculik. Maka tak ada lampu merah baginya.

Eyesight | BTS FF JEON JUNGKOOK ✔Where stories live. Discover now