10. Keputusan

2.4K 133 0
                                    

"Jadi, kamu beneran gak mau cerita sama Bunda?"

Sudah beberapa kali Bunda mengucapkannya sehingga Vandra merasa telinganya akan meledak. Vandra menghentikan sarapannya dan menatap Bundanya dengan malas.

Tanyakan apapun Bunda, tapi tidak soal Gerald!!

"Sebenarnya Bunda... Aku sudah lama putus sama Gerald" ucap Vandra dengan pelan dan hanya menatap piring sarapannya dan memutar-mutarkan garpunya "Dan... Bukan Ettan penyebabnya, aku berani sumpah kok!"

Akhirnya Vandra bisa bersuara juga setelah beberapa hari Bundanya memaksanya untuk cerita. Ia begitu gregetan pagi ini karena Bundanya membahas tentang Gerald lagi dan menyangkutkannya dengan Ettan. Sama sekali tidak ada hubungannya!

Mungkin Bunda berpikir seperti itu karena Ettan sering menjemput dan mengantar Vandra, tetapi sungguh bukan Ettan penyebab putusnya Vandra dan Gerald.

"Lalu karena apa?"

"Bunda tanya aja sama Geraldnya sendiri, aku juga mau tau jawaban dia ke Bunda" ujar Vandra dengan lantang.

"Kok jadi Bunda?" tanya Bunda dengan kebingungan.

"Abis dari kemarin Bunda juga yang kepo" sungut Vandra sambil mengerucutkan bibirnya "Aku males tau bahas-bahas Gerald lagi"

"Yasudah, gak akan Bunda bahas lagi. Kamu juga tau sendiri kalau Gerald masih suka nanyain kamu ke Bunda, jadinya kan Bunda bingung mau jawab apa" Bunda akhirnya mengalah.

"Bilang aja aku lagi sibuk sekolah" ucap Vandra sambil mengunyah makanannya "Lagian dia juga tau kalau aku sekolah di sekolah yang cukup berkualitas" lanjutnya sambil terkekeh.

"Iya Bunda tau" Bunda menghela napasnya "Sifat playgirl kamu itu turun dari siapa ya?" lirih Bunda dengan amat pelan.

Vandra menatap Bundanya dan memberhentikan suapannya.

"IHHH BUNDAAA!!!" pekik Vandra.

Bunda tertawa lebar, ia amat senang menertawakan putri semata wayangnya itu.

"Kayaknya pangeran berkuda kamu udah dateng tuh"

Suara motor Ettan memang sudah terdengar, dengan lahapnya Vandra menghabiskan sisa-sisa sarapannya. Ia dengan buru-buru cium tangan Bundanya dan mengucapkan salam.

Kegiatan Vandra setiap pagi memang seperti ini sudah hampir sebulan dan Ettan tidak merasa keberatan jika harus menjemput Vandra.

Vandra dengan berlari kecil menyusul Ettan yang sudah di depan lalu langsung menaiki motor Ettan dan menepuk pundak Ettan.

"Udah siap bos!!" ucap Vandra.

"Gue belum pamit sama Bunda lo" Ettan mengingatkan.

"Gak usah ketemu Bunda dulu" cegah Vandra.

Ettan menengok ke belakang menatap Vandra.

"Kenapa?"

"Bunda lagi sakit cacar, nanti lo ketularan" jawab Vandra dengan cepat.

Lebih baik Ettan tidak bertemu dengan Bunda dulu, lebih baik seperti itu dari pada nanti Ettan ditanya yang macam-macam, itu akan membuat kepala Vandra semakin sakit dan meledak nantinya. Jadi lebih baik menahan Ettan sementara waktu untuk tidak bertemu Bunda. Semoga Ettan percaya.

"Sejak kapan?" itu yang dilontarkan Ettan setelah mereka meninggalkan rumah Vandra.

"Apa?"

"Bunda lo sakit cacar, sejak kapan?" tanya Ettan kembali.

"Baru hari ini, semalam sih udah gatal-gatal gitu, trus tadi pagi baru numbuh" Vandra beralasan.

"Harus dibawa ke rumah sakit tuh"

Vandra & EttanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang