Episode 46

18.9K 764 70
                                    

CERITA DIHAPUS DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN..

Gara tertawa kecil mendengar penjelasan panjang Anggi. "Ini juga ga kalah romantis tau." Ucap Gara sambil membuka kotak makanannya.

"Kalau aku ngikutin cowok cowok yang ada di sinetron ama novel novel yang pernah kamu liat. Itu tandanya aku ga kreatif. Itu udah terlalu mainstream. Udah banyak cowok dan cewek yang ngalamin itu." Jelas Gara sambil menyuap nasi padang ke mulutnya.

"Ini daun apa si?" Tanya Gara sambil menyingkirkan daun singkong ke pinggir.

"Itu daun singkong mass." Jawab Anggi setelah melihat ke arah kotak nasi milik Gara. "Enak ko. Di makan!" Perintah Anggi

"Aku ga suka. Ini rasanya aneh." Jelas Gara sambil menyuap potongan daging rendang ke dalam mulutnya.

"Ya udah sini buat aku aja daun singkongnya." Anggi memindahkan daun singkong milik Gara ke kotak nasi miliknya. Dan memindahkan daging rendang miliknya ke kotak nasi milik Gara.

"Kenapa rendangnya dimasukin kesini?" Gara menatap wajah Anggi bingung.

"Aku ga suka daging selain daging ayam." Jawab Anggi santai, sambil menyuapkan nasi Padang  beserta daun singkong ke dalam mulutnya.

Ternyata benar kata suaminya. Makan seperti ini terlihat lebih romantis daripada makan sambil duduk di di depan meja saling berhadapan satu sama lain dengan makanan makanan yang sudah tertata rapi di atas piring dan juga di temani cahaya lilin yang berada di sekelilingnya.

Itumah udah pasaran.

Mending juga kaya gini. Makan nasi kotak sambil berhadap hadapan sambil ngobrol, duduk beralaskan pasir pantai dan di temani suara deru ombak yang saling bersahutan sahutan. Dan juga di temani cahaya langit jingga yang menambahkan kesan romantis mereka.

 Dan juga di temani cahaya langit jingga yang menambahkan kesan romantis mereka

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Nanti abis makan kita mau ngapain mass?" Tanya Anggi tiba tiba.

"Kamu maunya ngapain?" Gara malah Tanya balik.

"Emang listrik di risort udah nyala?" Tanya Anggi balik.

"Emang kenapa kalau listriknya udah nyala?"

"Emang di sini ga ada banget sinyal ya?"

"Emang kamu mau ngapain kalau ada sinyal?" Gara menatap wajah Anggi bingung.

"Mau chatan bareng Shanty ama Ifan." Jawab Anggi cuek.

"Aku ga suka sama temen kamu yang namanya Irvan itu." Ucap Gara sinis.

"Emang kenapa?" Tanya Anggi bingung. "Dan namanya itu Ifan bukan Irvan tau." Ucap Anggi mengoreksi.

"Ya aku ga suka aja sama dia. Dia itu orangnya belagu. Masa setiap ketemu aku dia kaya yang ga suka gitu sama aku." Curhat Gara.

"Masa sih? Kamu pernah punya masalah sama dia di masa lalu kali." Ucap Anggi menatap wajah Gara dengan tatapan menyelidik.

"Aku ga tau." Ucap Gara acuh sambil terus memakan nasi Padangnya.

"Emang kamu ga Inget ya, dulu kamu pernah di labrak sama dia gara gara kamu nyakitin perasaan sepupunya." Anggi sengaja memancing. "Aku tau dari Shanty. Dia udah cerita semuanya sama aku." Ucap Anggi saat melihat Gara terus menatapnya dengan salah satu alisnya yang terangkat.

"Oohh... Jadi dia itu bocah belagu itu."ucap Gara sambil menganggukkan kepalanya tanda mengerti setelah beberapa saat berfikir.

"Asal kamu tau. Aku ga pernah nyakitin perasaan sepupunya itu ya. Si Tika sendiri yang terus-terusan nejar ngejar aku. Aku  bahkan udah berkali-kali bilang ke dia kalo aku ga punya perasaan apa apa ke dia. Tapi dia tetep kekeuh. Dan puncaknya dia malah minum obat tidur sampai over dosis." Jelas Gara. Anggi hanya diam mendengar penjelasan Gara

"Emangnya mencintai seseorang itu, berarti kita harus memiliki ya?" Tanya Gara menatap wajah Anggi lekat setelah beberapa saat mereka saling terdiam.

"Ya mungkin kalau orang yang kita cintai ternyata juga punya perasaan yang sama kaya kita. Mungkin kita bisa saling memiliki." Jawab Anggi sambil sibuk mengunyah makanannya.

"Kalau gitu. Apa kamu juga punya perasaan yang sama kaya perasaan aku ke kamu?" Tanya Gara sambil menatap wajah Anggi lekat. Sementara itu, Anggi yang hendak menyuapkan suapan terakhirnya, langsung menghentikan kegiatannya itu saat mendengar pertanyaan Gara.

Anggi menatap wajah Gara dengan wajah serius.

"Emang seperti apa perasaan kamu ke aku?" Tanya Anggi.

Gara yang mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Anggi, dia hanya menatap wajah istrinya itu tanpa menjawabnya.

Gara menggenggam tangan kanan Anggi dan membawa tangan itu ke arah jantungnya.

"Gimana perasaan aku ke kamu? Kamu bisa merasakannya sendiri di sini." Ucap Gara memandang lekat wajah Anggi.

Anggi bisa merasakan debaran jantung Gara yang terasa sangat kencang di tangannya.

Anggi mengalihkan pandangannya dari dada Gara ke wajah tampan suaminya.

"Apa kamu percaya kalau aku udah cinta kamu dari dulu?" Tanya Gara kepada Anggi.

Anggi hanya diam tak menjawab pertanyaan Gara. Dia benar-benar merasa sangat bahagia mendengar pengakuan cinta dari seorang Muhammad Hanggara Ahmad.

'Aku juga cinta kamu mass Gara.' jawab Anggi dalam hati dengan perasaan haru dan bahagia.

MAAF!!!? CERITA DIHAPUS DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN..

DAN BAGI KALIAN YANG PENASARAN DENGAN KISAH ANDANGAN AngGar 😍 KALIAN BISA BACA DI PERSI CETAKNYA 🙏🙏🙏😘😂🤗

Incidents Of HAPPINESS (END)✓✓ [TERSEDIA DI GOOGLE PLAY BOOK]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora