Part 21

55 10 4
                                    

Aku hanya diam, masih tidak menyangka sahabatku sendiri seperti ini di belakangku. Jasmine benar-benar tega. Di depanku, seolah-olah dia sahabat yang baik yang mau melakukan hal apa saja demi sahabat-sahabatnya. Ternyata di belakang, dia akan mengambil orang yang aku sayang. Pantas saja sampai saat ini dia tidak berpacaran dengan Deva, toh ternyata naksir temannya. Malik. Pacarku...

"Jadi tau kan kenapa aku suka marah kalo kamu barengan sama Jasmine?!" Tanya Malik.

Aku hanya mengangguk.

"Satu lagi, aku gak suka kamu curhat tentang aku ke Jasmine." Lanjut Malik.

"Jadi aku harus menjauh dari Jasmine?" Tanyaku.

"Terserah, akibatnya kan tau sendiri nanti bakal seperti apa." Jawab Malik.

"Tapi aku gak bisa harus jauhin sahabat aku sendiri," ujarku.

"Terserah kamu Elma," ujar Malik.

***

Esoknya aku berangkat kuliah bersama Malik. Seperti biasa, kami berpisah setelah turun dari mobil. Aku berjalan menuju gedung fakultasku.

"Heh sendiri aja lu?" Tanya Jasmine yang tiba-tiba berada di sampingku.

Aku jadi kikuk teringat sikapnya terhadap Malik. Ingin marah tapi tak bisa.

"Eh elu, iya gue sendiri." Jawabku.

"Oh tadi gue ketemu Malik loh," ujarnya.

"Napa sih ni orang?!" Tanyaku kesal dalam hati.

"Terus?" Tanyaku.

"Gue... Gue ngobrol aja bentar." Jawabnya terbata-bata.

"Gue tau lu boong Mine!" Ucapku dalam hati.

"Ngobrol apa aja lu?" Tanyaku.

"Banyak, ngobrol tentang kuliah sih pastinya." Jawab Jasmine.

"Oh, seru kayaknya obrolan lu sama Malik," ujarku.

"Iyalah, walaupun dulu dia dingin banget sama gue tapi sekarang ada kemajuanlah," ujarnya.

"Dia lupa kali ya kalo Malik cowok gue?!" Tanyaku dalam hati.

"Kemajuan gimana?" Tanyaku.

"Git... Gitulah lebih interaktif aja." Jawabnya.

"Paan sih ngarang banget lu Mine," ujarku dalam hati.

"Oh gitu..." Balasku.

Jasmine hanya tersenyum girang padaku. Benar-benar jadi aneh, dia lupa atau dia sengaja bikin gue panas apa gimana sih? Kok Jasmine jadi menyebalkan ya semenjak kemarin dia tau kalo Malik jadi dingin sama gue. Hadeh, salah juga lagi malah cerita sembarangan sama Jasmine tentang Malik. Tapi kan aku gak tau kalau sebenarnya Jasmine seperti ini.

Semenjak pagi itu entahlah aku jadi jaga jarak dengan Jasmine. Setelah kelas selesai, aku dan gengku berjalan menuju kantin untuk makan siang.

"Seneng banget lu Mine!" Ujar Friska.

"Haha iyalah tiap hari harus seneng!" Balas Jasmine.

"Ah iya, lu sama Malik gimana jadinya El? Dia masih dingin sama lu?" Jasmine mengalihkan suasana.

"Kenapa lu aneh banget nanya-nanya Malik?" Tanyaku.

"Oh ngga El, kan kemaren bukannya lu marahan?" Tanyanya.

"Nggak." Jawabku.

"Oh nggak ya... Syukur deh," ujar Jasmine dengan suara yang mulai mengecil.

Aneh...

LovemberDonde viven las historias. Descúbrelo ahora