Part 11

52 9 2
                                    

"salahkah jika aku mengharapkan kamu sebagai jodohku?"

Sigit's video call...

Duarr...
Sumpah demi apa? Gak salah Sigit nelpon? Ah... Bukan voice call ini mah, tapi video call. Kenapa Sigit tiba-tiba nelpon? Apa ia tahu kalau dari tadi Sagit terus mengetik, hapus pesan yang akan dikirim padanya?

"Git, kalau gini terus, gue beneran baper sama lo." ucap Sagit sebelum menjawab telpon dari Sigit. Ia juga tak bisa kalau tidak menjawab telponnya, karena ia juga amat sangat kangen padanya.

Ia menggeser tombol hijau ke atas untuk mengangkatnya, setelah menghubungkan beberapa detik,  nampaklah seorang Sigit dilayar ponselnya. Terlihat ia sedang tiduran dengan kaos merah dan earphones putih yang menempel dikedua telinganya. Satu kata yang menggambarkan Sigit saat ini, "ganteng". Meski sedang tiduran seperti itu, dengan keadaan yang rambut yang berantakan, entah kenapa dimata Sagit ia terlihat ganteng. Sepertinya Sagit mulai terkena virus cintanya Sigit.

"belum tidur?" tanya Sigit yang dapat ia dengar dari earphones yang sama ditelinganya. Suara baritone itu menyadarkan Sagit dari lamunan akan pujian tentang dirinya yang kini mulai membukakan hati untuk cowo pecinta game Mobile Legends itu.

"eh, hm... Belum." jawab Sagit kikuk. Ia sedikit gugup video call bareng Sigit seperti ini, terlalu mendadak. Ah bukan karena terlalu mendadak juga sih, tapi Sagit memang tak pernah video call dengan cowo. That's right, ini pertama kalinya.

"jangan mikirin gue terus, ini udah hampir mau tengah malem." ucapnya sambil terkekeh karena ia sangat percaya diri kalau Gisa jam segini masih terjaga adalah karena masih memikirkannya. Bukannya kepedean atau bagaimana, tapi biasanya cewe selalu seperti itu.

"dih... Pede banget sih."

"oh iya dong, gue kan ganteng." katanya sambil menggerakkan dahinya yang membuat kedua alisnya ikut bergerak, percaya diri. Ya, memang ketampanannya udah gak diragukan lagi, Sagit saja terpesona.

"lo pede banget ya, Git." elaknya, padahal dalam hati ia berucap "iya git, lo emang ganteng.", tapi apa daya, ia sebagai cewe juga harus jual mahal, ia gak boleh terlalu menunjukan kalau dirinya kini telah jatuh dalam pesona seorang Sigit.

"oh jelas, orang ganteng mah bebas."

"serah lo git."

"tidur sana, ini udah larut banget."

"iya git, gue tidur sekarang." Sagit menurut saja, memang ia sudah mengantuk, hanya saja ia tak bisa tidur karena dalam pikirannya hanya ada SIGIT.

"jangan dimatiin dulu ya, gue mau nunggu sampe lo tidur." ketika Sagit akan mematikan sambungan telponnya, tiba-tiba Sigit menahannya dan menyuruhnya agar tetap terjaga sampai dirinya tertidur.

"eh"

"udah, lo tidur aja. Night babe, have a nice dream." Sagit menyembunyikan wajahnya dalam selimut untuk menutupi senyumannya karena Sigit mengucapkan kalimat itu.

"tidur, jangan malu-malu gitu." dalam hati Sagit ingin berkata, "bagaimana ia bisa tidur dalam pengawasan Sigit."

"gue bakal temenin lo sampe tidur." katanya lagi, mau tak mau Sagit memejamkan matanya agar ia mudah tertidur. Tak selang beberapa menit, akhirnya ia sudah berada dialam mimpi, Sigit mengakhiri sambungannya dan berucap, "semoga tidur nyenyak babe."

Cup

Sigit memberikan kecupan didahinya Sagit, lewat layar ponselnya.

***

Sagit, seperti biasa tepat jam 06.30 ia sudah stay dikelasnya sambil memainkan ponselnya, sedang bermain game favoritnya, Mobile Legends.

"mid, git." Sagit membaca chat yang ditulis dengan nama Weggin menyuruhnya untuk pergi ke tengah bersamanya. Ya, seperti yang telah dijanjikan, Sagit memakai hero Odette dan Sigit menggunakan Lancelot. Best couple itu kini tengah menghabiskan turret musuh, karena lagi-lagi mereka kecolongan dua turret dijalur atas dan tengah. Jadi Lancelot dan Odette bekerja sama untuk mencoba menghancurkan turret musuh.

You destroyed a turret (kamu menghancurkan sebuah turret)

Good game!

Sagit bersorak ketika ia berhasil menghancurkan satu turret yang membuatnya jadi banyak dipuji oleh timnya. Tentu saja ini hal yang membahagiakan untuknya, karena biasanya ia hanya dikatai noob, gak guna! Tapi kata umpatan itu digantikan dengan good game!.

Victory!

"yuhu..." Sagit bersorak kegirangan,  karena ia tak sia-sia main ML (Mobile Legends) pagi-pagi seperti ini, terlebih ia mendapatkan tim yang bagus, gak bully, tapi tetap memberi arahan yang baik.

"mulai deh, pagi-pagi udah berisik." ucap Aid, si ketua kelas, yang entah kapan sudah berada didalam kelasnya. Seingatnya dari tadi ia hanya sendirian dikelasnya, apa ia terlalu asik bermain sampai tak sadar ada orang datanga? sedangkan Sagit meresponnya dengan tatapan sinis, seolah berkata : serah gue dong.

Weggin : main lagi?

Sagit : udah dulu.

Weggin : oke. Semangat belajar :)

Sagit : lo juga :)

***

Sigit tersenyum ketika melihat pesan terakhir yang dari Sagit. Baper? Mungkin. Sebenarnya akhir-akhir ini entah kenapa ia makin semangat main ML, mungkin karena sekarang ia tak harus bermain sendirian lagi, melainkan bersama Sagit. Meski Sagit baru ia kenal, tapi ia cukup nyaman bersamanya, apalagi ketika main bareng. Sungguh, dunia Sigit seakan berwarna kembali setelah hadirnya Sagit, meski ia hanya bisa mengobrol dengannya lewat social media, tapi entah kenapa ia justru merasa bahagia ketika bersamanya.

Bertemu dengan Sagit disekolahnya juga suatu hal yang mengejutkan baginya, seorang teman dari Mobile Legends tiba-tiba berdiri dihadapannya, apakah itu mungkin? Jangankan dalam dunia game ML, bahkan didunia sosmed pun, jika ingin bertemu maka harus mengadakan perjanjian terlebih dahulu. Tapi ini didunia ML, yang bertemu secara tak sengaja seperti itu membuatnya sedikit bahagia. Entah kenapa, Sagit membuat dirinya jadi berpikir terlalu jauh.















"Salahkah jika aku mengharapkanmu sebagai jodohku?" - Sigit

Sagit & SigitWhere stories live. Discover now