Part 31

52 4 4
                                    

"sejak awal aku merasa ada yang berbeda, kini aku tahu jawabannya."

Sigit Nur Yulianto

***

Datta : pagi sayang :-* aku masuk ya :)

Pagi-pagi ia harus dikejutkan dengan pesan horror dari mantan gebetan yang kini telah merambat menjadi pacarnya. Ya, semalam adalah hari jadian mereka. Sungguh, kata itu yang selalu ia tunggu-tunggu. Ketika Datta memohon dirinya untuk jadi kekasihnya, inilah impiannya sejak dulu, Datta membalas perasaannya.

"Sagit, ini ada pacar kamu."

Baru saja ia bernafas lega, kini harus dikejutkan kembali dengan mamanya yang datang bersama Datta. Omg! Datta benar-benar datang ke rumahnya, dan mamanya pun dengan senang hati memperbolehkannya masuk ke kamarnya dan meninggalkan mereka berdua agar bisa mengobrol dengan tenang.

"lo ngapain ke sini?"

"lho, kok manggilnya masih lo sih, aku-kamu dong biar romantis."

"gak!"

"oh gak mau? Ya udah, aku bakal bil--"

"iya, iya." potongnya cepat.

"nah gitu dong, kan makin manis. Oh iya, ini aku bawain buah kesukaan kamu, yang kemarin udah habis ya?"

"jadi, yang ngirim buah pake surat sok misterius itu lo?"

"kamu!"

"iya, kamu."

"emang aku, suka kan? Aku selalu tau apa yang kamu suka." katanya seraya mengacak rambut Sagit kemudian sedikit mencubit gemas pipinya, sedangkan dia hanya tersenyum sebagai responnya.

Ting!

Suara notikasi dari ponsel Sagit memecah keheningan, tanpa seijinnya Datta langsung menyambar ponselnya dan melihat siapa yang mengirimkan pesan pada Sagit.

Sigit : Git, keadaan lo sekarang gimana? Udah bisa jalan? Gue depan rumah lo nih.

Datta langsung menatap Sagit tajam, bibirnya menyunggingkan senyum licik yang membuat Sagit sedikit bergidik dan penasaran dengan pesan yang baru saja masuk ke ponselnya.

"chat dari siapa?"

"Sigit."

"Sigit? Dia chat apa?"

"dia ada didepan sekarang." nadanya terdengar datar menyiratkan ketidaksukaan akan kehadirannya.

"oh, terus kamu bales apa?"

"aku bales--"

Cklek

Ucapannya terhenti kala terdengar orang masuk, dan itu Sigit. Datta benar-benar menyuruhnya masuk. Lagi, Sagit kembali dikejutkan dengan kehadiran Sigit. Entah kenapa hari ini jantungnya benar-benar diuji. Beruntung ia tak memiliki kelainan jatung, jika ada mungkin sekarang ia sudah menjadi salah satu pasien rumah sakit.

"weh Git, lo disini?"

"lo kok bisa ada disini?" tanyanya yang sedikit heran. Kenapa temannya Datta ada dirumah Sagit pagi-pagi begini? Juga, sejak kapan Datta mengenal Sagit? Berbagai pertanyaan muncul dalam benaknya, dan ini benar-benar aneh.

"pacarnya sakit, masa gak gue tengokin sih. Iya kan sayang?" ia merangkul Sagit mesra, seolah sedang memamerkan kalau ia bisa dengan mudah mendapatkan Sagit.

Dalam hatinya ia merasa tak enak dengan Sigit, seharusnya Datta tak melakukan ini didepan Sigit. Tatapannya beralih pada Datta yang masih merangkul pundaknya mesra, sekilas bayangan semalam membuatnya teringat kembali, jika ia sekarang adalah pacar dari seorang Aludatta Putera.

"pacar?" tanyanya sekali lagi.

"iya. Oh iya, gue belum cerita ke lo ya?"

"kok bisa? Bukannya kalian--"

"gue udah suka Datta dari lama." potongnya cepat sekaligus membuat Sigit bungkam. Kenapa ia tak pernah menyadarinya? Kenapa jika mereka bertemu seolah tak saling mengenal? Namun sekarang justru mereka malah pamer kemesraan didepannya. Sudah ia duga, sejak awal ada yang berbeda dari mereka, kini ia tahu jawabannya.

"oh iya, ini gue ada sesuatu buat lo." ia menyerahkan sebuah bingkisan yang entah apa isinya.

"thanks Git."

"ya udah, gue cabut duluan ya. Cepet sembuh."













***
Tbc

Sagit & SigitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang