Jaga jarak aman

58.1K 5.1K 120
                                    


Sarapan bersama yang diadakan di depan Vila, menggelar meja yang panjang dan tertata rapi yang hanya bisa disaksikan Galuh di televisi kini ia melakukannya. Memang menunya juga tak begitu menarik. Menu sarapan biasa seperti nasi goreng, roti dengan selai, lalu bubur kacang hijau sebagai pelengkap.

"Tante luh, tahu gak selai strowberrynya ini homemade loh dari kebun kita sendiri." Ucap Killa yang semangat sekali sarapan pagi ini karena akan diajak ke peternakan kuda.

"Oh ya? Hebat dong berarti." Kemudian Galuh menyicipinya, sedikit keasaman tapi lumayan enak. "Enak Killa."

Galuh sedari tadi hanya diam, sesekali melirik kantong celananya.
Handphone Galuh bergetar sudah sejak lama tapi tak dihiraukannya. Anggap saja hari ini ia kesusupan setan budeg. Telepon itu pasti dari si bos di seberang meja yang sekarang menatapnya penuh dengan pandangan hendak menguliti.

"Auw..." Galuh menjerit,

"Kamu kenapa?" Tanya Pak Marlon si duda ganteng.

"Gak apa-apa pak,
Lidah saya kegigit," Jawab Galuh bohong, bukan lidah yang bermasalah tapi kaki. Kakinya diinjak si boss yang ada diseberang meja karena Juna kesal Galuh tak kunjung mengangkat panggilannya.

Juna menatap tajam ke arah Galuh dan hari ini gadis itu sudah bertekad ia gak akan kenak sindrom baperzone, makanya dia jaga jarak dengan sang boss minim 2 meter.

"Galuh, bisa tolong saya sebentar?" Galuh menatap Juna balik dengan sengit.

"Maaf pak, saya lagi mangku Killa". Killa ia gunakan sebagai alasan. Biar saja, Galuh masih memikirkan adegan kissing kemarin. Sakitnya masih terasa hingga kini.

Tapi Juna itu benar-benar rajanya tega, ia mengambil Killa dari pangkuan Galuh lalu memindahkannya ke pangkuan Marlon.
"Masa sewa Galuh jadi asisten kamu udah kelar ya? Sekarang saya ambil lagi si Galuh." Marlon melongo tak percaya, sedang Killa hampir menangis karena tante kesayangannya di tarik Juna untuk berpindah tempat.

"Duduk sini, lihat email masuk di laptop. Saya nyuruh kamu ke sini buat kerja bukan jadi pengasuh." Galuh hanya diam lalu membuka laptop dan mulai mengerjakan tugasnya tanpa konfrontasi atau adu mulut. Bingung juga si Juna, tumben banget si Galuh gak nyolot atau ngelawan.

"Pagi Juna," Sapa Roxanne yang baru datang dan mengambil duduk tepat di samping Juna. Galuh hanya bisa melirik dengan ekor matanya. Di lihat dari sudut manapun mereka serasi dan cocok. Tapi tetap saja hati Galuh tak rela, kenapa dengan dirinya. Apa kemarin dia salah makan?

Sementara Juna tak begitu menanggapi. Hanya berdehem sebentar lalu mencodongkan kepalanya mendekati Galuh. Meneliti apakah ada kerjaan gadis itu yang salah. Roxanne yang paham kejuteken Juna hanya bisa bersabar, mungkin hati Juna masih terluka karena dirinya. Tapi Roxanne tak kehabisan akal, ia punya seribu cara meluluhkan hati Juna.
"Jun, ini sarapan kamu.aku ambilin kamu suka nasi goreng sama krupuk kan?" Ucap roxane lalu menyodorkan sepiring makanan.

"Gak perlu." Juna tetap acuh, ia memilih mengambil piring yang ada di tangan Galuh.
"Galuh udah ngambilin." Gadis itu kaget, niatnya dia makan sendiri gak ngambilin makanan buat si bos, tapi piringnya sudah melayang terangkat dan berpindah di santap. Mau nya si bos apa coba? Udah di ambilin cewek cantik tapi punya Galuh yang diembat. Padahal Galuh aja ngambil makanannya diem-diem biar gak ketahuan.

Semua makan dengan riang saling bercerita dan bercanda. Galuh sudah gak terlalu memusingkan lagi kemesraan Juna dan Roxanne mau mereka ciuman kek, peluk- pelukan, suap-suapan, bobok bareng sekalian masak bodoh. Galuh cuma mau kerja gak main hati.

"Tante, Killa mau lihat kuda. Tante mau ikut?"

"Maaf, Killa tante Galuh punya pekerjaan jadi gak bisa ke sana." Juna menjawab sambil tersenyum menang. Hari ini Galuh full buat dia. Enak aja yang bayar uang lemburnya kan Juna. Malah Galuh jadi baby sitter Killa, oh tentu tak akan mungkin terjadi. Tunggu Juna Almarhum dulu. Eh kenapa doanya seram sekali.
Killa yang mendapat jawaban seperti itu langsung cemberut kecewa.
"Jangan terlalu deket kamu anak itu, nanti killa jadi berharap besar sama kamu," Bisik Juna.

assistanku putri keratonWhere stories live. Discover now