Kalla sang Cinta pertama

45.1K 4.8K 245
                                    

"Masalah Roxane biar aku yang urus, kamu cukup bantu doa." Juna mengecup tangan Galuh, memeluknya lama. Ia sadar bercerita masalah video itu pada Galuh berarti mereka siap membagi dan menghadapi Roxanne bersama-sama.
Suara pesan masuk dari ponselnya membuat Galuh menguraikan pelukan kekasihnya. Dahinya mengerut saat tahu pengirim pesan itu dari siapa.

From. Bang Ale

Sorry, soal tadi siang. Aku gak bermaksud menyinggung perasaan kamu.

Galuh tak menghiraukan pesan itu, hanya membacanya sekilas. Tapi ia lupa orang yang ada disampingnya memiliki kepo akut merebut ponselnya.

"Ale nyinggung kamu soal apa??," Tanya Juna penasaran.

"Soal kerjaan ku yang gak beres." Jawabnya bohong. Galuh merutuki mulutnya sendiri yang mulai pandai ngibul ketularan dari Juna.

"Sesering apa sih kamu komunikasi sama Ale?."

"Gak sering, cuma sesekali aja." Emang bener, gak sering-sering amat.
Tapi naas ponsel Galuh yang masih ada ditangan Juna berdering kembali.

From. Bang Ale

Kok gak dibales?? Maaf kalau kesannya aku maksa.
Maaf juga soal pernyataan cintaku yang tiba-tiba.

Juna yang membacanya, seketika rahangnya mengetahui, giginya menggeletuk, tatapannya tajam ke arah layar ponsel dan ia menengok sinis ke arah Galuh.

"Jadi Ale tadi nembak kamu?." Galuh yang yang mendapat pertanyaan tak terduga seperti itu hanya kaget. Dari mana orang ini tahu.

"Ngacoo kamu". Galuh jawab sekenanya, karena dia belum membaca pesan dari Ale.

"Ini Ale ngomong sendiri! Masih mau bohong??." Layar ponsel itu langsung di hadapkan tepat di depan wajah Galuh, Galuh jadi gelagapan sendiri.

"Hmm iya... kamu gak marah kan?." Jawab Galuh takut-takut, ia sadar kalau Juna bakal murka.

"Kenapa mesti bohong?? Apa kamu punya rencana buat selingkuh di belakang aku?." Galuh gak serendah itu ya, dia bukan tipe perempuan yang gak setia apalagi tukang selingkuh.

"Demi Allah aku gak bermaksud seperti itu, bagi aku pernyataan Ale gak penting. Toh aku juga nolak dia". Tangan besar Juna bermain di ujung rambut panjang Galuh . Memilintirnya. Gerakan lembut tapi mengintimidasi.

"Kan aku udah bilang Ale itu naksir kamu. Kamunya yang gak percaya". Juna menyibak rambut Galuh lalu menggigit leher milik gadis itu pasti besok pagi akan meninggalkan bekas kemerahan. Juna kalau marah jadi mirip vampir suka banget main gigit leher.

"Auw... jangan digigit yang." Pacaran dengan Juna memang belum , Galuh tahu kalau Juna sedang emosi selalu menyentuh bagian intimnya. Benar saja beberapa kancing piyama tidurnya sudah dilucuti Juna. Tangan besarnya sibuk menjamah bagian tubuh Galuh yang menonjol dan belum di cap halal olehnya.

"Kamu tahu kalau kamu minta kehormatan aku sekarang, aku bakal kasih cuma cuma ke kamu." Gerakan Juna berhenti. Ia tersenyum sumringah, hasrat untuk mendapatkan Galuh seutuhnya sudah di depan mata.

"Bener kamu mau ngasih ke aku?kenapa?." Mata mereka saling bertemu. Galuh mulai bisa menangani emosi Juna yang naik turun kalau menyangkut dengan hubungan mereka.

"Karena aku cinta kamu, kalau cewek cinta sama cowok apapun akan dia berikan". Galuh mengalungkan tangannya pada leher Juna. "Tapi kalau laki-laki cinta sama perempuan, dia bakal jagain bener-bener termasuk dari nafsunya sendiri". Sadar disindir, Juna langsung bangun dari tubuh yang ditindihnya. Melihat reaksi Juna, Galuh tersenyum. Ternyata jadi pengacara itu banyak manfaatnya, selain belajar mendebat sesuatu kita juga belajar menghadapi orang. Galuh mendapat semua ilmu itu disaat menghadapi berbagai macam klien.

assistanku putri keratonWhere stories live. Discover now