Bilang cinta apa susahnya

52.3K 5.5K 237
                                    


Krisna sedang menikmati pertunjukan malam penggalangan dana itu. Sesekali pandangannya melihat ke arah Ratih.
"Yang jadi Sinta siapa?". Tanya Krisna yang tak asing melihat wajah gadis yang sedang menari bersama anaknya.
Matanya tajam nan teduh gadis itu, mengingatkannya pada seseorang. Gadis itu sekilas memang persis Kalla namun Krisna cukup tahu kalau dia bukan Kalla.

"Namanya Galuh, dia ponakanku. Anaknya Ratri sama Tedjo". Sebentar, Krisna perlu memutar otak agak lama. Tedjo akhirnya jadi suami Ratri, adik sang istri. Agak gak rela juga sih tapi kan semua kacau dahulu karena ulah Krisna.

"Dia kenapa bisa  di sini? Di Jogja udah Bosen?". Tanyanya hanya ingin tahu.

"Yah ntar di rumah mah ceritain!!". Segala asumsi negatif hinggap di kepala Krisna. Pasalnya ia tahu perangai Tedjo, sahabatnya dari kecil. Pantas di sebut mereka bersahabat kalau Krisna menusuk temannya dari belakang.

"Cantik, untung gak mirip Tedjo ya? ".

"Ya kalo mirip Tedjo namanya ganteng". mendengar Tedjo di sebut ganteng, kepala Krisna menoleh. Ratih apa masih suka sama Tedjo?

"Tedjo kayak gitu di bilang ganteng, gantengan juga aku". Krisna mengambil ponsel lalu berkaca pada layar datarnya. Wajahnya tak kalah tampan. Dasar si tua bangka yang gak inget umur. Ratih hanya tersenyum geli melihat tingkah suaminya yang bisa di katakan konyol.

🍎🍎🍎🍎🍎🍎🍎

Pertunjukan wayang orang telah usai menyisakan Galuh yang kini duduk di depan cermin. Ia mulai melepas segala macam atribut yang membuat tubuhnya agak berat tak lupa juga menghapus make upnya. Ia mendesah melihat wajahnya sendiri di cermin. Pertunjukannya lumayan berhasil, namun ada bagian kosong di hatinya yang menginginkan ayah dan ibunya datang melihatnya menari. Galuh dulu tak pernah ikut pentas sebab menurut sanggarnya gerakan Galuh kurang luwes dan ia sering bolos latihan.

"Mbak Galuh di cariin cowok tuh".
Ucap seorang panitia perempuan yang acara penggalangan dana bernama Chika.

"Siapa?". Galuh heran, Dia merasa tak mengundang orang apalagi laki-laki manapun.

"Saya gak tau, dia nunggu di luar ruangan karena gak boleh masuk ke sini". Dari pada Galuh penasaran lebih baik dia keluar sendiri mencari siapa laki-laki yang menunggunya.

"Pak juna?". Galuh tak menyangka kalau yang menunggu dirinya adalah sang bos. Juna pun datang tak dengan tangan kosong. Ia membawa sebuket mawar putih.

"Kamu hebat, selamat pertunjukan kamu sukses". Juna menyerahkan bunga mawar putih itu dan Galuh menerimanya dengan senyum manis.

"Terima kasih pak". Bunga yang indah, tapi ada angin apa bosnya kok tiba tiba datang dan membawakannya bunga. Gak kebanyakan makan jelly kan? Jadi lembut dan manis gini

Senyum Galuh membuat juna bahagia, rasanya pengen bawa pulang Galuh ke rumah, senyum lesung pipitnya itu loh bikin gak kuat. Juna menghela nafas panjang dan menahan tawa, karena terlalu senang.

"Bapak kok bisa ke sini?".

"Saya kan juga salah satu pemilik Andalas Group".

"Oh". Kenapa tiba-tiba Galuh jadi bodoh, pak Juna kan direkturnya masak gak di undang. Pasti dia tadi duduk di barisan paling depan.

Melihat wajah polos Galuh, dia jadi punya ide. Bagaimana kalau dia bawa pergi saja Galuh dari sini tanpa Kama tahu.
"Kamu udah selesai kan?". Walau belum pun Juna bakal seret Galuh buat pergi kalau perlu culik aja sekalian.

"Udah pak tapi saya nunggu mas Kama dulu". Juna garuk- garuk kepala mencari akal bawa Galuh pergi tanpa membuat Galuh memikirkan ijin Kama lagi. Namanya juga Juna banyak akal bulusnya, apalagi cuman nyulik anak gadis orang, bawa ke pelaminan sekarang juga bisa. 

assistanku putri keratonWhere stories live. Discover now