Kesempatan kedua untuk kita

47.9K 4.8K 169
                                    


Sumi  sahabat macam apa yang menukar Galuh dengan beberapa lembar uang bewarna merah. Secepat kilat Sumi pergi kabur meninggalkannya sendirian bersama Juna. Ingatkan Galuh besok tak akan membantu dia dekat Kama , Dasar Sumi pengkhianat.

"Udah selesai kan makannya?". Tanya Juna sambil memberikan tissue. "Buat ngelap tuh air mata yang nangis gara-gara aku". Dia mau ngejek Apa gimana? Jelas tangisnya sudah reda dari tadi. Apa jangan-jangan maskara Galuh luntur? Matilah Galuh, kalau iya tamat mukanya didepan mantan.

"Nggak ada".Galuh mengambil kaca kecil yang selalu ia bawa kemana-mana dari dalam tas lalu mengamati wajahnya. Tak ada yang salah, make upnya masih menempel, maskaranya aman kan dia pakai yang water prof.

"Kamu udah cantik, bahkan kaca kecil itu gak muat nampung wajah cantik kamu". Rona merah menghiasi pipi Galuh, ia kan hanya perempuan biasa yang tak akan kuat dengan sebuah rayuan dari laki- laki matang dan jam terbang percintaannya ngalahin pilot senior . "Maaf udah buat kamu nangis tiap hari mikirin aku. Aku kira cuma Aku aja yang kangen sama kamu". Dari ari mana dia tahu, bahwa Galuh nangisin dia tiap hari. Si Sumi minta di mutilasi ternyata.

Galuh menengok ketika mendengar derap langkah kaki seseorang. Dari kejauhan Sumi datang dengan nafas ngos-ngosan. Mau apa anak itu tak cukup ternyata mengerjai Galuh.
"Pak ini pesenannya. Tolong jagain sahabat saya. Selamat bersenang- senang". Sumi wedhus gembel tenan, ngaku sahabat kok sahabatnya di tinggal, diumpankan ke Singa yang sedang ngeleh (lapar). Sebelum pergi Sumi menyerahkan kantung kertas belanjaan yang tak Galuh ketahui isinya apa. Ketika hendak melongok isinya, Juna dengan jahil menyentil dahinya.

"Itu isinya apa?". Tanya Galuh pada Juna yang tak langsung menjawab malah tersenyum.

"Rahasia". Tuh kan sekarang Galuh jadi suudzon. Mikir macem-macem, apalagi kini Sumi yang pindah haluan, tak memihak dirinya.

"Udah selesai kan? Tadi Aku udah bayar makanan kamu. Sekarang kita pergi". Tangan Galuh ia genggam erat-erat, takutlah gadis itu bakal kabur. Yah sebulan cukuplah Galuh pergi tanpa kabar, gak akan terjadi lagi kabur jilid ke dua.

"Kita mau kemana mas?". Yang ditanya tak menjawab malah berjalan cepat ke arah tempat parkir sambil terus menggenggam tangan Galuh. Sampai disana tubuh Galuh didorong masuk mobil, pintu langsung ditutup. Takut mungkin gadis itu akan melarikan diri.
Setelah Juna mengambil posisi di kursi pengemudi. Ia memasangkan seatbelt untuk Galuh, mencium bibirnya singkat sebelum mengelus pipinya yang chabi.
"Kita mau kemana?". Pertanyaan itu lagi.

"Kita akan kabur bersama, itu kan tadi yang kamu pingin". Apa dia bilang?? Kabur?? Galuh gak mau bawa kabur tunangan orang. Bisa dikutuk sama Romo, malu-maluin mana ada gadis bawa kabur laki- laki.

"Kan tadi cuma bercanda mas". Tapi mukanya Juna  di buat seserius mungkin.
Sebenarnya ia ingin membawa Galuh ke tempat dimana ia bisa bicara berdua saja, dengan kepala dingin tak ada drama dan yang jelas meminimalkan Galuh untuk bisa menghindar atau pergi darinya. Karena jelas mereka harus bicara tentang hubungan mereka yang bagi Juna itu belum berakhir.

Perjalanan mereka yang cukup jauh, hampir memakan waktu dua jam lebih. Galuh memang tak tahu jalan, tapi ia paham mereka kini tak berada di kota Jakarta. Mobil ia tumpangi masuk tol. Galuh menelisik papan hijau di jalan, Juna membelokkan setir ke tulisan Anyer.

Galuh tersenyum senang, Juna membawa dirinya ke pantai, tempat favoritnya. Bolehkah ia berharap ada peristiwa romantis yang sebentar lagi akan terjadi, mungkin dinner ditepi pantai sambil menikmati deburan ombak dan sunset? Lupakan itu semua kalau Juna cuma akan ngajakin balikan, dia gak mau. Tunggu sampai ada buah kelapa jatuh ke kepalanya dan membuat Galuh amnesia. Melupakan kalau lelaki itu pernah menyematkan cincin ke jari wanita lain tepat di depan muka Galuh.

assistanku putri keratonWhere stories live. Discover now