11 : So You're His Descendant

1.4K 142 2
                                    


"Ahh benar juga tuan, meskipun sedikit terlambat dan diri ini merasa malu untuk menanyakan hal ini tapi... diri ini masih belum mengetahui nama tuan."

Kata Akagami seakan mengingat sesuatu.

Surya menghela nafas sekali lagi setelah mendengar pernyataan Akagami yang keluar secara natural.

Saat ini Surya sedang duduk di meja belajar yang biasa dipakainya untuk membaca buku dan menuliskan sesuatu. Dia sedang menulis beberapa teori dasar dari lingkaran sihir dengan elemen api sebagai dasar serta cara untuk menangkalnya. Jika saja dia tak dipaksa Akagami, dia tak akan mau menuliskan sebuah buku tentang lingkaran sihir itu. Namun, berkat desakan dan paksaan dari Akagami tanpa ada pilihan lain, ia menuliskan buku itu untuknya. Akagami sendiri berdiri disebelah kirinya, melihat proses itu dan sesekali menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan lingkaran sihir.

"Kau... aku tak tahu rincian tentang praktik summoning tapi, apakah kau memang selalu seperti ini. Menerima kontrak tanpa mengetahui nama dari tuan yang kau layani?"

Tanya Surya melanjutkan menulis bukunya.

Ia menulis buku tentang lingkaran sihir berelemen api, teori dasar, bentuk dan penempatan tanda serta rune-rune pendukung. Formula dan beberapa kombinasi yang menghasilkan suatu fungsi untuk menjalankan sebuah sistem lingkaran sihir. Ia menuliskan semua ilmu yang berkaitan yang tersimpan didalam pikirannya.

"Ummm... sebenarnya, manusia yang berhasil memanggilku selalu memiliki kualitas sihir yang hebat. Jadi sudah tak diragukan lagi kalau mereka adalah orang yang hebat. Oleh karena itu, bagi ratu bangsa Agnirya seperti diri ini... diri ini hanya menerima kontrak mereka apabila mereka bisa memberikan ilmu pengetahuan yang lebih tinggi kepada diri ini. Itu adalah syarat kontrak diri ini sejak pertama kali diri ini dipanggil. Tapi aneh, mengapa aku merasakan bahwa tuan hanya seorang penyihir tingkat 1. " Jelas Akagami yang tenggelam di ruang nostalgia.

"Hehhh.... Tak kusangka, mahh... itu benar jika aku adalah seorang penyihir tingkat 1, bahkan beberapa bulan lalu aku bukanlah seorang penyihir. Aku tak punya ilmu yang bisa kubanggakan, tapi jika kau ingin belajar dari ilmu-ilmu yang kupunya, kau bisa menanyakannya padaku. Tapi, cobalah menahan diri... tolong,..."

Kata Surya sembari mendorong wajah Akagami menjauhkannya dari wajahnya. Meskipun di pikiran Surya pernah terlintas jika perempuan yang dipanggilnya ini sangat cantik, mungkin seanggun ibunya, tapi ia selalu merasa aneh saat melihat wajah yang ekstatik hanya karena beberapa lembar buku. Meskipun dia selalu ditemani Eka dan Anna, mereka berdua tak pernah menunjukkan ekspresi seperti itu. Ini adalah pertama kalinya ia merasakan perasaan aneh tak mengenakkan ini.

"Tuan Muda, Nyonya besar mengharapkan kehadiran anda di Kastil Utama."

Eka masuk ke ruang belajar. Matanya bertatapan dengan Akagami yang wajahnya sedang didorong menjauh oleh tangan Surya. Ekspresinya berubah aneh untuk beberapa saat sebelum kembali ke warna asalnya. Akagami memperbaiki posturnya dan memalsukan batuk sebelum ekspresinya kembali normal. Ia kembali membaca buku yang ditulis oleh Surya.

"Ohhh... Ibu memanggilku? Apakah terjadi sesuatu? Baiklah aku akan segera kesana... Akagami, ayo!"

Surya menghentikan pena di tangan kanannya dan berdiri dari tempat duduknya.

"Baik, tuan."

Pada akhirnya, Akagami tak berhasil menanyakan nama dari tuannya. Dan disisi lain, Surya juga melupakan pertanyaan itu sejak awal.


***

Surya keluar dari kediamanya ditemani Eka dan Akagami. Akagami membawa lembaran-lembaran buku setengah jadi yang ditulis oleh Surya beberapa waktu lalu. Lembaran itu mungkin terlihat sedikit jumlahnya, namun bagi benua Averys saat ini, pengetahuan yang tertulis di lembaran tersebut sangat berharga. Hanya beberapa pernyataan yang dituliskannya saja dapat membuat ahli lingkaran sihir di dunia pada waktu ini menggila. Inilah kebesaran Pengetahuan Surgawi milik Surya.

Continent of AverysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang