12. Hati yang terpeleset.

4.6K 260 4
                                    

B a g i a n
D u a    b e l a s

Lukanya semakin dalam dan aku tidak mampu membalasnya, seperti yang aku rasakan setiap hari.

Nata Admadika

_______


   Aira mendengus keras menatapi Suster yang duduk di kursi dekat Pintu UKS. Setelah sadar dari pingsan beberapa menit yang lalu, aira tidak diperbolehkan keluar oleh suster Ina—namanya. Suster dengan tubuh yang padat itu sepertinya mempunyai kekuatan hulk sehingga dia bisa menahan Aira agar tetap tinggal di UKS.

    “Sus? Emang siapa sih yang nyuruh?”

    Sumpah. Aira tidak mengingat apapun setelah ia merasakan sakit yang begitu teramat di kepalanya. Apa pun. Aira berulang kali membujuk suster Ina, tapi bukannya menjawab ia malah dihadiahi dengan runtutan kalimat kekesalan dengan bahasa Jawa yang fasih dan tidak dimengerti Aira.

   “Sus!”

   Bukannya melirik Aira, Suster Ina yang duduk menyamping sambil ngecas Hpnya itu malah terkikik geli. Suster Ina terlihat begitu sibuk menatap Ponselnya dan beberapa kali menscroll layar Ponselnya. Bahkan beberapa kali Aira melihat semburat merah di wajah Suster Ina, seperti anak ABG Yang dikasih gombalan receh.

     “Mashaallah, mata hamba seger. Sungguh Ciptaan yang tak bisa didustakan, mau dinistain sayang, tapi kalo disayangi dianya gak sayang eike...ah..baper gue.” Ujar Suster Ina bermonolog sambil menciumi beberapa kali layar ponselnya.

    Aira menggerutu kesal dan memcebikkan bibirnya lucu. Aira perlahan beranjak dari kasur UKS dengan kaos kaki putih tanpa sepatu.

Kalau di Film kartun, Jika tokohnya mendapatkan Ide, akan muncul bohlam lampu yang terang di samping kepalanya. Aira juga mendapatkan ide yang bagus, tapi ia tidak mendapatkan lampu di samping kepalanya.

  Aira pura-pura memasang wajah tertarik pada pembahasan Suster Ina dan mendekatinya dengan Riang, “Yak? Cogan? Ih...Aira juga mau nengok, sus.”

    Aira berdiri di samping suster Ina sambil pura-pura menunduk. Karena suster Ina duduk di dekat pintu, Aira berdiri di sebelah kanan Suster Ina—akses terdekat untuk kabur. Persetan dengan alasan suster Ina menahannya di UKS.

     “Ya Tuhan, Indahnya pahatanmu. Ya gak sus.."

    “Ho'oh...wess,Jangan coba-coba lari kamu ya. Suster sedang menjalankan amanah ini.”

    Aira memutar bola matanya sebal, “Iya..iya. Yang lain,sus. Nemu dimana sih Cogan yang banyak kayak gini.” Ujarnya sok Fokus pada ponsel Suster ina. Tapi perlahan tangannya bergerak ke atas, mengambil jedai pink suster Ina yang digunakan untuk menggulung rambutnya dan melemparnya asal.

     Suster ina menunjukkan senyum bangganya, “Dari Akun-akun In—"

    “Eh..Eh, itu sus. Jedai nya kok jatuh ke sana, Itu ke bawah meja. Kok mudah lepas,Gak ori ya?”

    Aira pura-pura menunjuk jauh, tapi kakinya perlahan mundur satu per satu. Suster Ina yang sadar bahwa rambut panjang sepinggangnya tergerai jatuh pun melongok melihat kemana jedai nya jatuh terguling.

Teruntuk Pesawat Kertasku [✓]Where stories live. Discover now