Black Princes

31.9K 1.6K 2
                                    

¤FLASH BACK¤
"Angelina!" Panggil seseorang dengan nada tinggi.

Aku terpaku melihat wanita yang tadi memanggilku dengan nada tinggi. Wanita itu mengambil sebilah pisau yang diletakan di meja yang tak jauh dari wanita itu berdiri. Wanita itu mengayunkan pisau itu dan menghunuskan pisau itu ke arah jantungku.
¤BACK TO FUTURE¤

Aku membuka mataku dan terbangun dari tidurku. Mimpi itu membuat jantungku berdegup kencang.

"Mimpi itu lagi." Ujarku sambil menghela nafas panjang.

Aku selalu bermimpi tentang hal yang mengerikan itu sejak umurku menginjak 18. Aku masih bingung apa maksud dari mimpiku itu. Bukan hanya bermimpi seorang wanita menghunuskan pisaunya padaku tapi terkadang aku juga bermimpi berada di lorong istana yang megah dan di taman bunga mawar yang bunganya berwarna merah semerah darah. Selain itu, aku selalu mendengar suara seseorang yang menyebutkan bahwa aku seorang putri dan monster.

Semua hal itu bagaikan potongan puzzle yang belum tersusun secara utuh. Aku sempat berfikir apakah semua mimpi itu ada kaitannya dengan diriku.

Setelah beberapa menit berdiam dengan posisi terlentang di kasur, akhirnya aku memutuskan untuk bangkit dari tempat tidur. Namun, aku melihat hal asing yang berada di sekitarku. Aku mengarahkan pandanganku pada furniture yang di penuhi dengan pahatan fignet yang detail di setiap sudutnya. Dan wallpaper juga karpet yang berwarnakan merah darah. Aku menyadari bahwa aku tidak berada di kamarku.

"Dimana ini? Ini-i ini bukan kamarku!" Ujarku kaget.

Aku menapakan kakiku di karpet berwarna merah darah itu dan mencoba berkeliling di setiap sudut ruangan itu. Kamar itu begitu luas dan megah. Lalu, setelah berkeliling aku duduk di kursi sofa yang berada di sudut kamar tersebut. Aku mencoba untuk mengingat kejadian semalam.

Aku berusaha mengingatnya. Aku mengusap leher bagian kananku.

"Ouhc! Apa ini?" Ujarku kesakitan.

Aku cepat-cepat berlari ke meja rias di sebelah sofa dan bercermin. Saat ku lihat cerminan diriku dan aku memfokuskan pandangan ku pada cerminanku, aku melihat dua titik hitam di leherku. Seperti bekas gigitan taring tajam yang menembus kulitku. Warna hitam itu disebabkan oleh cairan darah yang mengering.
Lalu, aku teringat kejadian semalam dengan jelas di fikiranku.

"Laki-laki gila itu yang telah menggigitku sampai aku tak sadarkan diri. Setelah itu, aku tak ingat apa yang terjadi. Apa jangan-jangan laki-laki itu pula yang membawaku ke tempat ini?" Gumamku.

Aku mulai gelisah. Aku khawatir akan keadaan keluargaku yang pasti sangat gelisah aku tidak pulang ke rumah. Aku hendak menangis. Aku menggigit ujung bibirku. Aku menggelengkan kepalaku. Aku langsung teringat tentang jangan berputus asa. Aku mencari ke sekeliling ruangan itu pintu keluar. Aku melihat pintu di depanku dan mencoba untuk membukanya.

"Sial pintunya dikunci!" Kataku kesal.

Lalu aku melihat jendela yang terbuka lebar. Aku sangat senang karena peluangku untuk meninggalkan tempat ini dan pulang ada di depan mata. Saat ku tengok keluar jendela, ternyata kamarku berada di lantai terakhir rumah itu. Aku tercengang dan kembali duduk di sofa. Harapanku hilang dalam sekejap. Aku tak mungkin nekad untuk terjun ke bawah dari tempat aku berada sekarang. Itu sama saja mensia-siakan hidupku sendiri. Aku tertunduk lesu. Akhirnya aku tak bisa menahan air mataku. Aku menangis dan seketika air mata membanjiri pipiku.

"Aku ingin pulang. Aku ingin pulang." Ujarku sambil menangis.

"Cklek" suara pintu di buka.

Mendengar suara pintu yang terbuka, aku mengangkat pandanganku dan melihat ke arah pintu yang perlahan-lahan terbuka. Sedikit demi sedikit pintu itu terbuka dan memperlihatkan sosok yang ada di balik pintu itu.

Aku melihat sosok laki-laki mengenakan pakaian yang rapih. Rambutnya yang berwarna hitam pekat. Rambut panjangnya diikat pony tail. Hidungnya bagaikan dibuat dari lilin. Wajahnya yang putih pucat bagaikan dicat dengan sedemikian rupa. Matanya yang tipis seperti dibuat dengan serat sutra. Warna iris matanya yang berwarna hazel membuatnya tampak indah untuk di pandang. Wujudnya seperti boneka lilin yang dibuat sempurna. Jika dilihat, laki-laki itu lebih tua dariku. Sesaat laki-laki itu mengarahkan pandangannya ke arahku. Aku terkejut karena pandangan matanya yang tipis namun tajam mengarah padaku.
Lalu laki-laki itu mengucapkan sepatah kata.

"Kau sudah bangun rupanya, putri tidur?"

♡To Be Continued♡

Next chapter......

Aku melihat 5 laki-laki yang sedang duduk di sofa berwarna merah darah. Mereka semua mengenakan baju layaknya bangsawan.

"Oy! Apa yang kau lihat?!"

Midnight Princess (Complete)Where stories live. Discover now