Blood Roses

21.7K 972 15
                                    

Ku buka mataku perlahan. Kelopak mata ini terasa berat untuk dilipat. Aku melihat langit langit kamar. Pandanganku masih sedikit buram. Aku merasakan sakit di bagian leher sebelah kananku.

"Ini, ini bekas gigitan Keith. Aku tak menyangka dia akan melakukan hal itu. Apa yang kau pikirkan Angel? Dia itu vampire!" Gumam Ku sambil bangun dan berhenti di posisi duduk.

Aku menghela nafas panjang. Aku melihat sekeliling. Keith tidak berada di kamar. Aku melihat jendela yang terbuka. Membiarkan cahaya mega yang anggun masuk ke dalam kamar Keith. Saat aku melihat cahaya mega, aku ingat terakhir kali waktu-waktu pulang sekolahku yang normal tanpa ada hal aneh. Aku berfikir nasibku sungguh mengerikan.

Aku beranjak dari ranjang Keith dan pergi keluar kamar Keith. Aku membuka pintu perlahan. Lorong mansion sangat terang diterangi lampu hias dengan kristal sebagai wadah lampunya. Begitu indah bagaikan di dalam negeri dongeng. Aku bergegas menuju kamarku.

Kamarku berada cukup jauh dengan kamar Keith. Di dalam kamar, suasananya begitu sunyi dan sepi. Saking sunyinya, suara hembusan angin terdengar dengan jelas. Selain itu, suasananya cukup mencekam dan aku merasa seperti berada di pemakaman.

Aku beranjak duduk di sofa setelah masuk kamar. Lalu, belum beberapa menit duduk, aku beranjak ke jendela. Aku melihat dari balik jendela yang tirainya belum ditutup.

sinar bulan purnama yang begitu indah.

Aku tengadah untuk melihat bulan dengan jelas. Begitu bercahaya dan begitu indah. Setelah itu, aku menunduk kebawah untuk melihat sekeliling.

"Eh tempat ini, taman ini, ini-ini percis dengan apa yang aku mimpikan." Ujarku.

Aku penasaran dan bergegas meninggalkan kamar untuk melihat taman bunga mawar.

Para maid dan penjaga tidak ada. Mansion ini tampak seperti mansion hantu tanpa ada penghuninya kecuali aku sendiri penghuninya. Aku keluar dari mansion tersebut. Aku berjalan menuju taman itu. Saat ku injakan kaki di taman itu, aku merasakan hal yang sama saat aku memimpikan hal itu. Aku mengingat tempat dimana laki-laki itu berdiri. Di tempat berdirinya laki-laki yang ada di mimpiku, aku melihat setangkai mawar tergeletak di tanah. Aku mengambil mawar tersebut. Aku tak perhatikan durinya dan tanganku tertusuk duri mawar. Terlihat lukanya cukup dalam, membuat darahku cukup banyak menetes ke tangkai mawar yang ku pegang.

Tiba-tiba aku merasakan seperti masuk dalam ilusi. Aku melihat bayang-bayang laki-laki yang ada di mimpiku. Dia terseyum padaku. Dia memperlihatkan wajahnya. Aku terbelalak saat melihat wajahnya.

"Puteri! Apa yang kau lakukan di tempat ini?!" Ujar Victor dengan nada yang cukup tinggi.

Seketika ilusi itu hilang saat suara Victor masuk dan ditangkap oleh gendang telingaku. Aku menoleh ke arah victor berada. Aku terkejut bukan main. Victor memasang mimik kesal dan marah padaku. Matanya mengkilat tersinari sinar rembulan. Begitu elegan dan dramatis.

"Ma-maaf kan say....."

Belum selesai aku mengatakan kalimatku, tubuhku tiba-tiba lemas dan aku merasa pusing. Victor bergegas menangkapku yang hampir jatuh lemas ke tanah.

"Apa yang terjadi padamu puteri?" Tanya Victor cemas.

Aku tidak berkata apa-apa. Namun, nampaknya Victor tau penyebabnya. Dia melihat ke arah luka bekas gigitan di leherku. Victor menghela nafas. Mimiknya kembali seperti semula dingin dan tenang.

"Apa anda cari mati? Mengapa anda mendekati para pangeran? Anda tau sendiri bahwa mereka Vampir yang masih labil akan bau darah seseorang." Ujar Victor.

Dia menghela nafas untuk yang kedua kalinya. Aku hanya diam membisu. Tubuhku masih lunglai bahkan lebih lunglai dari beberapa menit yang lalu.

"Baiklah! Aku akan mengantarmu ke ruang obat-obatan. Aku akan memberimu sesuatu untuk betjaga-jaga jika hal ini terjadi lagi. Kau tidak akan merepotkanku lagi." Ujar Victor sambil menggendongku di depan layaknya sepasang pengantin baru. Aku berpegangan pada kerah Tuxedo milik Victor.

Midnight Princess (Complete)Where stories live. Discover now