Chapter 7

4.1K 494 109
                                    

Seokjin menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang sekolah Taehyung. Pria itu menoleh pada adiknya yang terlihat kesusahan melepas sabuk pengamannya, lalu tersenyum, "Apa susah?"

Taehyung mendongak, menatap Seokjin sekilas kemudian kembali fokus pada sabuk pengaman yang masih melilit tubuhnya, "Eoh, Ini..kenapa tidak bisa dilepas?"

Seokjin menggeser posisinya, menghadap sang adik, "Sini, biar Hyung bantu." ucapnya sambil terkekeh.

"Gomapta, Hyung." Taehyung tersenyum kikuk, menampakan deretan gigi putihnya begitu sabuk pengaman itu terlepas dan langsung menyambar tasnya yang dia letakkan di bangku belakang, lalu bergegas turun dari mobil.

"Hati-hati di jalan, Hyung." pemuda itu tersenyum pada Seokjin, kemudian berbalik, pergi begitu saja tanpa menunggu respon dari kakaknya. Sementara Seokjin hanya tersenyum melihat tingkah sang adik.

Seokjin baru saja akan melajukan mobilnya saat sekilas tatapannya bertemu dengan sepasang manik pualam milik seseorang yang mengganggu pikirannya beberapa hari ini.

Seokjin tertegun, ada perasaan aneh yang berdesir di dalam dadanya. Rasanya sesak melihat bagaimana pemuda itu menatapnya, mata sayu yang menyimpan banyak luka tak terungkap di dalamnya.

Seokjin mengusap wajahnya kasar, menepis semua pikiran yang memenuhi kepalanya. Kenapa Seokjin tiba-tiba peduli dengan Jimin? Atau Seokjin hanya merasa kasihan?

"Jimin!"

Atensi Seokjin teralih pada sosok Taehyung yang tengah melambaikan tangannya ke arah Jimin dengan senyum yang mengembang sempurna.

Lagi, Seokjin pergi dengan gejolak yang menyiksa batinnya. Berusaha tidak peduli dengan pemikiran bodohnya, menyentak segala perasaan aneh yang menggerayangi hatinya.

-

"Park Jimin!" Taehyung kembali berteriak, namun Jimin terus berjalan seolah tak mendengar panggilannya. Padahal Taehyung yakin, tadi Jimin juga sempat melihatnya.

"Aish! Apa dia tidak mendengarku?" kesalnya, lalu mengambil langkah, mengejar Jimin yang mulai menghilang di antara kerumunan siswa-siswa lain.

Taehyung berlarian di sepanjang koridor, dan saat melewati lapangan olahraga dia melihat Jimin duduk melamun di salah satu barisan bangku penonton. Taehyung menghembuskan napas lega, dia menghampiri Jimin dan merangkulnya dari belakang.

Jimin sedikit tersentak, tapi Taehyung tak peduli meski sekarang Jimin tengah menatapnya kesal. "Apa?" Tantang Taehyung.

Jimin mendengus lalu kembali membuang pandangannya ke depan. Pemuda itu tampak murung dan Taehyung terlalu mengerti Jimin, hingga dia bisa menyadarinya dengan cepat.

"Apa terjadi sesuatu?" Taehyung melepas rangkulannya dan menatap Jimin serius.

"Tidak," Jimin menggeleng pelan.

"Lalu kemana kau dua hari ini?"

Hening. Jimin tidak menjawab, dia menunduk sambil memainkan jari-jarinya. Taehyung juga diam, namun tatapannya tak lepas dari sosok Jimin yang seolah membeku di depannya.

Hingga tiba-tiba sosok itu kembali bersuara, namun alih-alih menjawab dia justru mengatakan hal lain.

"Aku pikir...aku sudah menemukannya, Tae."

FaithTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang