point 1:

4.7K 484 143
                                    


Tangannya mencengkeram terali amat erat. Kim Taehyung melirik takut-takut ke permukaan kolam renang sejauh 20 meter di bawah kakinya.

Mereka tengah berada di sebuah wahana Bungee Jumping langganan Jimin di pinggiran Busan, tepatnya di atas sebuah menara dengan pemandangan kota nampak kecil dilihat dari ketinggian.

Si pria mungil mengajaknya kemari sebagai upaya mengatasi phobia Taehyung akan ketinggian. Sebenarnya dia menyesal sudah membagi rahasia ini, tapi mereka sudah berjanji akan berbagi suka dan duka bersama.

Lagipula, melihat Park Jimin tertawa lepas saat angin kencang mengacaukan tatanan rambutnya adalah pemandangan yang tak akan Taehyung tolak, setelah tahu jika nampak seindah ini.

Harness dan peralatan keselamatan lain sudah terpasang apik melilit tubuhnya, sedang salah seorang petugas tengah mengencangkan tali helm di bawah dagu Jimin. Kekasihnya terkekeh di sana, dia menangkap tatapan Taehyung lalu melambaikan tangan. Mereka memang berada di bungee spot berbeda.

"Terakhir kali Jimin-ssi kemari, helmnya jatuh lebih dulu. Bukannya takut dia malah tertawa-tawa saja. Dasar anak muda."

Taehyung mengalihkan atensi saat petugas yang tadi memasangkan harness padanya menyodorkan sebuah helm. Pria paruh baya itu menepuk bahunya saat ia menunduk berterimakasih. "Saya sendiri malah baru tahu jika Jimin menyukai olahraga ekstrim seperti ini, Abeonim."

"TAEEHYUUUNG!" Jimin berteriak dari seberang, membuat keduanya menoleh. Dia melambai penuh antusias. "AKU DULUAN YAAA. INGAT, BERTERIAKLAH! AKU TUNGGU DI BAWAH. DAAAH!"

Tangannya terentang kemudian Jimin menjatuhkan diri. Tawa bahagianya terdengar memelan seiring gravitasi kian menariknya jatuh. Taehyung melirik ke bawah saat gulungan tali yang terhubung ke kaki Jimin habis, sedang si bungsu Park tengah melepaskan diri dari pengikatnya.

Kemudian debur pelan terlihat pertanda Jimin sudah sukses mendarat pada kolam. Taehyung menarik diri, ludah ia telan gugup seiring rasa takut mulai menguasai. "Tenanglah, Taehyung-ssi. Ingat, Jimin-ssi menunggu anda di bawah. Instruksi dariku sudah jelas?"

Melihat sorot kebapakan dari pria disampingnya membuat Taehyung sedikit lebih yakin. "All clear, Abeonim."

"All right. Ingat, jatuhkan lebih dulu tubuh bagian atasmu."

Napasnya memburu, ikatan tali di kaki terasa berat membuat Taehyung enggan beranjak. Jantungnya berdentum, sedang telapak tangan yang sedari tadi bertaut satu sama lain mulai terasa kebas. Setelah beberapa kali menghela napas berat, Kim Taehyung melangkah ke pinggir bungee spot-nya.

Angin menerpa kuat kedua lengan yang terentang, temperaturnya mengalahkan dingin yang mendera telapak tangan. Kim Taehyung menekan tombol power pada action-cam yang menyorot wajahnya. Setelah lampu indikatornya menyala dan berkedip konstan, ia menarik sebuah senyum—namun gagal. Wajah berahang tegas itu menyuarakan gugup tak terkira.

"Park Jimin, aku mencintaimu. Mari mencoba lebih banyak wahana ekstrim bersamaku. Kamu pasti mau, aku tahu." Sekali lagi napas dihela, Taehyung kembali merentangkan tangannya. Kelopak terpejam menyembunyikan permata hazel, sang pemilik mensugestikan hal baik dan indah dalam pikiran.

Senyuman Jimin, tawanya, pelukan hangatnya, pengertian darinya, kudapan lezat buatannya, dan seorang Park Jimin menantinya di bawah sana.

"Sekarang, Taehyung-ssi!"

Tubuh bagian atas dicondongkan ke depan, Taehyung bisa merasakan gravitasi segera menariknya. Desau angin terdengar ribut melalui celah udara di helmnya. Kaki ditolakkan pada besi pembatas. 

grund [VMIN]Where stories live. Discover now