point ∞:

3.2K 331 123
                                    


Ini kali pertama Jimin menggunakan salah satu hadiah pernikahannya. Meski tak yakin, dia tetap mencoba setelah membaca cara pemakaian benda itu pelan-pelan.

Saat sebuah garis kemerahan samar mereplikasi di samping merah pekat yang muncul sebelumnya, Jimin terkesiap. Dia takut ada yang salah, meski sudah menghitung menit yang berjalan dengan tepat tanpa sedikitpun mata terlewat.

Getar di tangannya membuat visi benda kotak kecil itu buram dari manik yang berkaca-kaca. Ia menengadah, sambil menggenggam benda persegi tipis itu erat. Astaga, Jimin mulai terisak, ini terjadi diluar rencana.

...


Saat Taehyung baru sampai di penthouse, suaminya yang seharian ini tidak membalas pesan pun menerima panggilan telepon tengah bergelung dengan selimut tebal di sofa ruang tamu mereka.

Jika saja kepalanya tidak menyembul, Taehyung yakin Jimin akan sesak napas dalam waktu dekat karena tenggelam di tumpukan selimut kelabu pudar. Sepertinya Jimin begitu kelelahan, ada segelas air bening yang belum tandas pun beberapa remasan kertas di meja.

Menumpu tubuh dengan lutut, Taehyung mengusapi helai kelam Kim Jimin, menyisiri rambut halusnya dengan sela jemari. Dahi yang terekspos dia jatuhi kecupan dalam. Taehyung bermaksud menyimpan gelas Jimin ke wastafel lalu merapikan kertas-kertas ini, karena dia khawatir ini berisi hal penting seperti rancangan resep baru untuk WEEK&'s TABLE misalnya. Namun sebuah benda persegi panjang pipih, dengan warna putih mendominasi, mencuri atensinya.

Tanpa sadar rahangnya jatuh, Taehyung mengerjap sambil memperhatikan dua garis merah berdampingan. Tangannya meraih satu kertas yang sudah diremas membola. Kim Taehyung, aku hamil ... di coret.

Satu per satu bola kertas dia buka tanpa seizin suaminya. Taehyung, selamat kamu akan jadi ayah! ... di coret.

Taehyung, ... sebaris kalimat penuh di coret tebal-tebal sampai tak terbaca.

Taehyung, bagaimana ini? Aku tidak yakin aku bisa jadi ibu dalam waktu dekat.

Hei, Taehyung, kamu akan punya baby ... di coret.

Aku menyayangimu, dan calon anak kita, tapi apa aku bisa? ... di coret.

Semakin banyak kertas terbaca, makin dia tahu apa yang suaminya rasakan. Kegundahan Jimin membuatnya terkekeh pelan, bagaimanapun ini pukul 9 malam dan sebuah hal aneh Jimin sudah terlelap. Rupanya ini alasan dia tidak ada di kafe saat Taehyung tadi menjemput.

Sekali lagi, Taehyung mengusap kepala Jimin dengan sayang. Pandangannya jatuh pada kantung mata yang terbentuk di muka. Dengan pelan, Taehyung menyingkap lipatan selimut suaminya.

"Hai, Kiddo." Usapan berganti ke perut suaminya yang sedikit menggemuk. Selama ini Taehyung pikir Jimin menggemaskan, rupanya ada alasan dari berat tubuh yang melonjak. Tapi, Taehyung tidak keberatan. Sama sekali tidak.

Dia membubuhi perut Jimin kecupan, tak kalah lama. "Ini Ayahmu."

...


Selamat pagi, ibu dari anak-anakku, adalah sapaan baru Taehyung bagi Jimin tiap dia membuka mata.

Hormon kehamilan membuat jam tidur Jimin membengkak, dia jadi pribadi yang malas bergerak dan mudah mengantuk. Orang bilang saat hamil, perangaimu adalah gambaran dari sifat anak yang dikandung. Tapi dia merasa jika dirinya bukan tipe orang seperti itu.

Ah, Jimin lupa. Taehyung tipe-tipe orang yang sulit untuk dibangunkan, namun begitu mudah jatuh tidur. Apa bayinya akan mirip dengan suaminya? Tapi jangan bilang Kim Taehyung, dia akan semakin girang jika tahu.

grund [VMIN]Where stories live. Discover now