18. ???

12.6K 591 2
                                    

Happy reading teman-teman!!!

#TWO_A PART 18

===============

"Ya elah. Ada apaan pagi-pagi lo datang kemari? Ganggu tau!" Semprot Ateng begitu membuka pintu dan mendapati wajah suram sahabatnya.

Dengan cuek Alvian nyelonong ke dalam rumah tanpa menghiraukan celotehan sahabatnya itu. Dia pergi ke dapur dan mengambil minum kemudian duduk di kursi meja makan.

"Kalau Enya sama Babeh gue ada, lo pasti langsung di tendang keluar lihat kelakuan lo, nyok!" gerutu Ateng lagi tak urung dia pun mengcopy apa yang Alvian lakukan yaitu ikut duduk di sebelah sahabat berandalnya itu.

"Terjadi sesuatu?" Tanya Ateng setelah menyadari sahabatnya itu berwajah kusut.

"Hei,,, gue nanya nih, dijawab kali atau gue balik tidur lagi nih!" ancamnya.

"Berisik lo ah. Kalau mau balik tidur,,, ya udah sana!" Sungut Alvian kesal.

"Waah... Kurang ajar nih sama tuan rumah." Dengus Ateng. Dia menyeret kursinya agar lebih dekat dengan Alvian dan mulai meneliti wajah keruh itu dengan mata memicing.

"Bertengkar lagi ama bokap lo?" Selidiknya penasaran.

Sementara yang diajak ngomong malah nyelonong ke ruang tamu dan itu berhasil membuat Ateng hampir melempar gelas di tangannya ke arah Alvian saking kesalnya.
Di abaikan... Itulah yang Ateng rasakan.

"Tau gitu tadi gue gak bukain pintu!!!" Ucapnya dongkol.

Dia meneguk isi gelasnya sampai tandas dan meletakkan gelasnya di atas meja dengan kencang. Kemudian berjalan ke ruang tamu namun tidak berniat menghampiri Alvian, dia tidak peduli orang itu mau ngapain di dalam rumahnya. Sementara dia akan kembali menelusuri mimpinya, siapa tau mimpi yang tadi terputus karna suara bell brutal akibat si kurang asem Alvian bisa tersambung lagi. Tanggung banget padahal dia hampir tau siapa ratu masa depannya.

Ketika sedang asik-asiknya menghayal tentang ratu masa depannya, lagi dan lagi suara Alvian membuatnya mendengus kesal karna bayangan indahnya kembali buyar.

"Mau kemana lo? Ayo keluar!" Perintah Alvian tanpa bantahan.

"Kemana?" Tanya Ateng. Dia mencoba mempertahankan kesabarannya jika tidak ingin babak belur di tangan Alvian yang terlihat sangat ingin menerkam sesuatu.
"Club." jawaban enteng itu membuat Ateng menganga.

"Jam segini? Yang benar saja, mana ada Club yang buka jam setengah enam pagi. Jangan ngawur! Mending lo balik terus siap-siap, bentar lagi sekolah." Dengus Ateng kesal.

Pagi-pagi tensinya sudah naik. Bagaimana kalau dia setruk mendadak? ngeri amat gue belum kawin bro,,, pikir Ateng.

Dia kembali turun dan menghampiri Alvian yang rebahan di sopa.

"Sebenarnya ada apaan sih? Biasanya lo kayak gini karena habis berantem sama bokap lo, terus sekarang kalau bukan karena itu, karna apa? Jangan buat tensi gue naik!" Ucap Ateng setelah duduk di sopa sebelah Alvian.

Alvian mendesah pelan. Belum saatnya untuk menceritakan semuannya, meskipun lo sahabat gue. Cukup Reno saja yang tau, setidaknya untuk saat ini. Ucapnya dalam hati.

TWO A (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang