A.S.M.A [36]

9.1K 270 53
                                    

SAAT mengerjakan ulangan, Ammar tak bisa berkonsentrasi mengerjakan soal Biologi pilihan ganda yang berjumlah 50 soal itu. Entah apa yang membuatnya tak fokus mengerjakan.

30 menit berjalan, hanya lima yang berhasil ia jawab dengan yakin. Sisanya? Ia pasrah, bagaimana takdir yang membuat kertas ljk nya terisi semua.

Tetapi ia terus membolak-balik kertas yang berisi soal-soal Biologi yang penuh dengan kata-kata ilmiah dan gambar dari struktur tumbuhan, hewan, dan berbagai macam virus dan bakteri untuk mencari soal mana yang sekiranya muda untuk ia kerjakan.

Namun takdir tak merubahnya, soal-soal itu masih sama dan sulit untuk Ammar pahami. Tidak ada lagi soal yang bisa Ammar kerjakan. Sehingga, ia memutuskan untuk meletakkan kepalanya di atas meja yang ia tutupi dengan kertas berisi soal. Siapa tau, Tuhan membatunya melalui mimpi.

"Bro, jangan tidur!" Ucap kakak kelas yang duduk sebangku dengannya. Entah, usaha kakak kelas laki-laki itu berhasil Ammar dengar atau tidak.

"Bro, ntar kalo lo ketauan ama bu Maria bisa-bisa ljk lo disobek!" Ucapnya berbisik sambil menggeser sikunya ke arah kepala Ammar.

"Biarin, bro. Lagian gue gak bisa ngerjain." Balas Ammar dengan suara malas yang masih dalam posisinya.

"Gue bantu deh, bro."

"Gak usah, bro. Lo fokus kerjain soal lo sendiri. Gue minta tolong, ntar kalo gurunya keliling, bangunin gue." Ucap Ammar. Dan kakak kelas itu pun melanjutkan mengerjakan ulangan.

Tap..tap..tap

"Bangun!" Teriak bu Maria yang menghampiri tempat duduk Ammar. Teriakan ibu guru tersebut membuat pasang tatap mata menuju ke arah Ammar.

"Apaan sih, bro! Kan gue udah bilang kalau banguninnya entar aja kalo gurunya keliling. Baru aja gue tidur." Balas Ammar malas. Kelopak matanya masih tertutup.

"Bukan gue, bro!"  Saut Dimas, kakak kelas yang duduk satu bangku dengan Ammar.

"Nauvalino Ammaro!" Teriak bu Maria, membuat Ammar tersadar dan ia segera mengangkat kepalanya.

"Eh, Ibu." Balas Ammar cengengesan.

"Kamu kenapa malah tidur? Mana kertas ljk kamu masih keisi lima soal."
"Saya nggak tidur, Bu. Saya tadi lagi nginget nginget yang kemarin saya pelajarin, Bu. Kan Biologi banyak ya tuh Bu yang harus dihafalin. Saking banyaknya, saya itu suka lupa." Bohong Ammar.

"Halah, banyak alasan kamu ya! Orang kamu tidur!" Perdebatan bu Maria dengan Ammar dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh murid lain untuk mencontek jawaban teman dan ada juga yang mengotak-atik handphone nya untuk browsing.

"Loh, saya beneran Ibu. Berhubung, saya terlalu maksain otak saya untuk mikir jadinya otak saya capek, Bu. Ya jadinya saya ketiduran. Habisnya, siapa suruh materi Biologi banyak banget yang harus dihafalin, kan saya jadi capek." Jawaban Ammar membuat seisi kelas ketawa.

"Kamu itu ya masih aja ngejawab omongan saya!" Marah bu Maria.

"Nanti kalo saya diam, dikira gak punya kuping sama mulut. Giliran saya ngejawab malah dibilang gak sopan. Terus saya harus ngapain, Bu? Saya tuh capek disalah-salahin mulu." Balas Ammar dengan suara yang memelas.

"Kamu itu ngejawab mulu ya! Kamu keluar dari ruangan ini, dan kerjain di luar!"

"Yakin ibu suruh saya ngerjain di luar? Saya sih oke oke aja, Bu."

"Kamu berani sama saya?"

"Gini ya, Ibu. Saya itu nggak berani sama tiga hal. Pertama, saya itu nggak berani sama Allah, Bu. Kedua, saya juga nggak berani sama orang tua saya. Berhubung, guru adalah orang tua saya di sekolah, jadi saya juga gak berani sama Ibu. Dan yang ketiga adalah saya itu gak berani kalo disuruh berenang di sungai Amazon. Ntar kalo saya digigit ikan piranha? Dimakan sama ular? Terus saya mati, nanti Ibu rindu sama saya. Kalo kata Dilan nih ya Bu, jangan rindu, berat. Kamu gak akan kuat, biar aku saja. Tapi kalo saya mati, saya gak bisa rindu juga dong sama Ibu." Jelas Ammar panjang lebar membuat bu Maria fokus pada Ammar saja. Ada pula murid yang merekam kejadian itu untuk dibuat snapgram.

Anak SMA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang