5. Did u just playing with me?

79.8K 8.2K 2.8K
                                    

Aku pasti sudah gila atau sangat putus asa karna mengiyakan ucapan Taehyung. Tidak benar-benar mengutarakan bahwa aku setuju, hanya saja aku mengikuti intruksinya. Taehyung tiba-tiba berdiri dari meja makan dan tersenyum padaku. Dia bilang, "Kita bertemu di kamar mandi ya." Taehyung lalu mengerlingkan matanya. Aku tahu jelas dia sengaja melakukannya karna seharusnya dia dapat berbisik, namun malah mengutarakan terang-terangan seperti itu.

Aku tak tahu apa yang akan dia lakukan, sama seperti Hoseok yang menatap bingung. Sementara Jungkook, masih diam saja terlihat tak tertarik. Pun menjadi membuatku bersemangat. Setelah beberapa saat Taehyung ke kamar mandi, aku bangkit mengikutinya. Aku pasti sudah benar-benar gila.

Taehyung berdiri di depan kamar mandi. Tidak masuk sama sekali. "Lama sekali sih," ujarnya ketika melihatku. Aku berdiri di sampingnya dengan agak sangsi. Taehyung tak melakukan apa-apa. Kita sama-sama diam.

"Sebenarnya apa maksudmu tadi dan mengapa kau memanggilku ke sini?"

"Membantumu," jawabnya sambil tersenyum Sungguh, dia dan Jungkook ini satu tipe, hanya saja Taehyung lebih serampangan dengan senyuman yang membingungkan itu.

Aku mendengus kesal. "Membantu apa sih? Kita dari tadi hanya diam. Aku akan kembali ke san—"

Lagi-lagi Taehyung menghentikanku. Sebelumnya dia hanya memotong ucapanku dan yang kedua memegang tanganku. Kali ini lebih dari itu semua. Aku sampai termangu kaget. Mataku membelalak ketika Taehyung menarikku dan mengunciku di tembok dengan tangan dan tubuhnya.

Aku hampir saja menampar Taehyung sebelum dia kembali bersuara. "Bodyguardmu itu sedang berjalan ke sini."

Aku terdiam.

"Dengar, dia akan melihat kita saat memasuki lorong ini. Wajahku akan miring seperti ini menutupi wajahmu agar terlihat seperti berciuman bibir dan—yang lain. Kau hanya perlu meremas tanganmu atau meremas bajumu."

"A–apa?" aku kaget mendnegar penjelasannya.

"Ikuti saja. Selagi aku baik ingin membantu karna kau menarik."

Harusnya aku mendorong Taehyung dan tak mengikuti intruksi aneh itu. Dia gila. Tapi ketika aku dapat melihat Jungkook, aku mengikutinya. Sekalipun aku tahu itu mustahil karna Jungkook tak tertarik sama sekali padaku. Tapi aku benar-benar masih berharap. Aku percaya bahwa Jungkook masihlah Jungkook kecilku dulu. Menyedihkan.

Tentu saja Taehyung tak melakukan apa-apa. Kita hanya berpura-pura. Kalau dia berani melakukan sesuatu, aku pasti sudah menendang selangkangannya. Dari jarak sedekat ini sangat mudah.

"Nona Kim?" panggil Jungkook ketika berada di dekat kami. Padahal sebelumnya Jungkook memanggilku dengan noona, namun sekarang kembali lagi seperti awal. Ku asumsikan karna ini di depan orang lain. Dia tak ingin ada yang tahu tentang kami.

Taehyung menyingkirkan wajahnya dan mengulum bibirnya sendiri. Lalu ibu jarinya menyapu bibirku lembut dan mengusap leherku sekilas. Aku melotot karna ini bisa dibilang kurang ajar. Tapi jelas dari wajah Taehyung tak lagi menggoda seperti tadi. Malahan dadanya terengah-engah mengambil napas. Aku nyaris bertepuk tangan atas aktingnya kalau saja tak mengingat masih ada Jungkook di sana. Pun aku mengikuti permainan Taehyung. Berharap tak ketahuan. Aku ikut mengatur napas dan menundukan kepalaku sambil meremas ujung baju.

"A–aku pulang dulu," ujarku pada Taehyung dengan terbata-bata.

Wow! Mungkin seharusnya aku jadi aktris saja.

Taehyung mengangguk dan aku menatap Jungkook yang tak beraksi sama sekali. Hanya menatap kami dengan tatapan yang sulit dimengerti. Aku bertanya-tanya apa dia sudah mengetahui kebohongan kami dan sedang tertawa dalam hati, atau benar-benar tak peduli ingin pergi dari sini sekarang juga.

The Bodyguard ✓Where stories live. Discover now