Chapter 25 Can't Sleep ✓

2.4K 88 0
                                    

Happy reading 💕💕

-----------------------------------

Setelah itu aku keluar dan menghampiri Bryan dan Prycilia yang sudah siap dengan piama tidur nya.

Aku melihat Bryan, dan Bryan balik menatap ku dengan tatapan yang aku pun tidak tau apa artinya itu.

-------------------

Felicia Greyson

Aku menaikan sebelah alisku "Apa?" Kata ku datar padanya.

"Apanya yang apa?" Jawab Bryan.

"Kau." Sahut ku lagi.

"Aku ? Memang nya aku kenapa? Ada apa dengan ku?" Jawab nya lagi. Astaga aku merasa seperti orang idiot sekarang.

" Sudahlah, lupakan. " Ucap ku menyudahi.

"Baiklah sayang, Kakak akan membacakan dongeng untuk mu. " Kata ku yang sudah duduk di samping malaikat kecil ini.

"Pada suatu hari... " Aku membacakan dongeng tentang kisah pangeran dan seorang gadis biasa yang bertemu dan menikah.

Prycil sudah tidur dengan pulas, wajah polos nya terlihat sangat menggemaskan. Aku jadi membayangkan bila nanti aku menikah, dan memiliki anak, maka aku ingin punya anak perempuan yang cantik dan lucu seperti Prycil.

Pasti menyenangkan memiliki anak dengan Bryan. Eh? Apa tadi? Apa aku menyebutkan nama pria menyebalkan itu? Astaga.. Tidak, tidak, tapi.... sepertinya akan asik.

Hahaha aku hanya bisa berhayal untuk itu. Menikah dan hidup bersama seseorang seperti Bryan adalah suatu hal yang mustahil bagiku. Tak mungkin pria sesempurna itu mau bersama dengan gadis biasa yang banyak kurang nya seperti ku.

"Tidurlah dengan nyenyak, aku akan tidur di sofa itu. " Katanya yang segera beranjak menuju sofa hitam berukuran besar yang berada di dekat kaca besar yang menyerupai pintu.

"Baiklah, Selamat malam Bryan. " kata ku lalu membenarkan selimut ku dan Prycil.

"Selamat malam juga Fel."

****

Sudah sejam lebih aku mencoba untuk tidur, namun hasilnya masih sama. Mata ku masih enggan untuk terpejam dan berkelana ke dunia mimpi. Karna bosan, aku turun dari kasur dan menuju pintu kaca yang membatasi ruangan ini dengan balkon yang cukup besar itu.

Dingin nya angin malam perlahan menusuk kulit ku. Tapi, Aku masih setia menatap pemandangan indah yang disajikan Tuhan pada langitnya malam ini.

Aku hanya melamun sejak lima belas menit aku berdiri di balkon ini. Aku mengkhawatirkan perasaan ku pada pria yang sudah pasti tidak mungkin membalas nya. Sungguh menyedihkan kisah ku.

Mencintai pria yang sudah sangat jelas tidak akan mencintai ku kembali. Aku hanya menunggu waktunya untuk menanggung resiko dari mencintai pria itu. Patah hati dan kecewa.

Aku bagaikan semut yang menatap langit tanpa bisa menggapai nya. Terkadang aku mencoba untuk membuang dan menghapus perasaan ini, namun semua usaha itu sia - sia. Bahkan rasa dihatiku malah semakin besar untuknya. Tubuh dengan subuh bagikan tanaman yang diberi pupuk dan air setiap hari.

Orang bilang, cinta itu hadir karna terbiasa. Sepertinya aku salah satu orang yang mengakui ungkapan itu. Aku sudah terbiasa dengan Bryan yang setiap harinya ada di dekat ku, meskipun dia itu jahil dan menyebalkan, tatap saja dia selalu berhasil membuat hatiku berbunga-bunga.

My Beloved Boy [DALTON SERIES 1] - END Where stories live. Discover now