Return 15

13.6K 857 16
                                    

Happy reading!

♡♡♡

Aika menghela napasnya ketika akhirnya ia selesai berkutat dengan masakan yang ia buat untuk sarapan Jo dan dirinya, ia kemudian mulai membersihkan dapur yang lumayan berantakan karena ulahnya.

Gadis itu melirik ke arah sofa di mana terlihat Jo yang tengah terlelap di sana. Sepertinya Jo terlalu nyaman atau memang laki-laki itu kurang tidur tadi malam hingga membuat Jo tertidur di pangkuannya.

Aku sudah memaafkanmu.

Aika tersenyum ketika mengingat kata-kata itu. Mungkin bagi sebagian orang tidak terlalu berpengaruh, tapi bagi Aika itu sangat berarti untuknya. Siapa sangka Jo akan dengan mudahnya memberikan maaf untuknya, meskipun ia harus menerima kata-kata kasar Jo selama beberapa minggu terlebih dahulu.

Setelah ia selesai mengerjakan tugasnya, Aika menghampiri Jo untuk membangunkannya. Aika menunduk kemudian ia berjongkok di samping Jo yang terlihat pulas, ia jadi ragu akan membangunkannya atau tidak . Tapi Jo harus makan sekarang.

Dengan hati-hati ia sedikit mengguncang bahu Jo hanya dengan menggunakan ujung jarinya yang siapa pun tahu pasti tidak cukup untuk membangunkan seseorang yang sedang tidur. "Jo!" panggil Aika tepat di telinga laki-laki itu, tapi tidak ada reaksi apa pun.

Ia kembali mengguncang bahu Jo lebih keras lagi. "Jo bangun," ujarnya dengan suara yang lebih keras pula, barulah setelah itu tubuh Jo mulai menggeliat dan perlahan membuka matanya, namun bukannya bangun laki-laki itu kembali menutup matanya setelah menatap Aika selama beberapa saat dan itu membuat Aika kesal sendiri.

"Baiklah kalau kau masih mau tidur, aku sudah memasakkan sarapan untukmu, aku pulang!" ujar Aika seraya berdiri dari sana .

Tepat setelah Aika mengucapkan itu tubuh Jo langsung terlonjak bangun dan sudah berdiri dengan tegaknya. "Baiklah, ayo kita makan," ucap Jo datar dengan tampang tak kalah datarnya sambil berlalu dari sana meninggalkan Aika yang masih melongo di tempatnya. Namun sedetik kemudian ia malah terkekeh geli dengan kelakuan Jo yang memang aneh hari ini.

"Bubur?" tanya Jo mengernyitkan dahinya tidak suka.

"Iya, perutmu sedang sensitif Jo jadi lebih baik makan makanan yang bertekstur lembut, kenapa? Kau tidak suka?" tanya Aika dengan waswas karena takut ia salah memasak menu kali ini.

Untuk sesaat ia hanya menatap bubur yang ada di depannya dengan wajah yang sulit di artikan, hingga akhirnya ia mengambil bubur yang di campur dengan cincangan ayam itu dengan ragu-ragu dan mulai menyuapkannya ke dalam mulutnya.

Aika mengamati dengan wajah penasaran akan tanggapan Jo yang masih terdiam setelah menelan buburnya.

"Enak," komentar Jo sambil tersenyum geli melihat wajah penasaran Aika.

Aika langsung menghela nafasnya lega karena ternyata Jo menyukainya. Karena jujur saja ia tidak begitu ahli dalam memasak bubur. "Syukurlah," gumamnya sambil tersenyum.

"Masakanmu semakin enak saja, Ai. Tidak seperti dulu," ucap Jo yang di akhiri kekekannya.

"Tentu saja, berkat bekerja di restoranmu aku sering belajar memasak dengan chef Lee kalau ada waktu senggang," terang Aika dengan tatapan menerawang.

"Baguslah, berbeda dengan masakanmu yang dulu kalau tidak hambar pasti keasinan," ejek Jo sambil tersenyum miring.

Aika tersenyum malu. "Iya, dan kau selalu berbohong dan bilang bahwa masakanku sangat enak lebih dari masakan restoran bintang lima," ungkap Aika mengingat kata-kata Jo dulu yang selalu memuji masakannya secara berlebihan. Tapi ketika ia mencoba masakannya sendiri ia bahkan tidak sanggup menelannya.

Return (Completed✔)Where stories live. Discover now