Chapter 39

2.4K 312 35
                                    

Chapter 39

Suzy melirik ke sekelilingnya takjub bahkan hingga ia duduk di kursi yang telah disediakan. Jungkook membuka tutup makanan di atas meja dan memberikannya untuk suzy.

"apa ini candelight lunch?" tanya suzy sakartis.

"anggap saja begitu," ujar jungkook. Suzy tersenyum dan menyantap daging steak yang diberikan jungkook. Suzy menyantap dengan tenang membiarkan jungkook menuangkan wine ke gelas miliknya.

"anggap saja ini merayakan hari ulang tahunmu yang sudah lewat" gumam jungkook sembari meletakan kembali botol wine yang tadi ia tuangkan untuk mengisi gelas suzy dan gelas miliknya.

"hanya ini? Apa aku tidak mendapatkan hadiahku?" tanya suzy sembari memotong daging steaknya dan tak menatap jungkook. Ia bersikap dingin seperti biasanya, dan berani tentunya.

"tentu saja. Kau akan suka dengan hadiahmu" ujar jungkook sembari memberikan senyum manis pada suzy. suzy mengangguk ringan dan menatap jungkook.

"lalu apa yang kau inginkan sebagai gantinya? Aku akan mengabulkannya sesuai keinginanmu jika aku menyukai hadiahku" ujar suzy. jungkook tersenyum senang dan meletakkan garpu juga pisaunya.

Seorang pelayan masuk mendorong troli, ketika penutup makanan itu dibuka. Suzy dapat melihat sebuah kue yang diatasnya terdapat kotak berlian indah. Selain itu disampingnya terdapat sebuket bunga mawar putih.

"hanya ini? Aku bahkan bisa membelinya sendiri" ujar suzy ketus. Jungkook tersenyum kemudian mengeluarkan sesuatu dari kantong jasnya. Suzy memperhatikan jungkook yang merogoh kantongnya.

Suzy terdiam ketika jungkook justru mengeluarkan sebuah remot, jungkook menekan remot itu dan seketika mereka dihujani butiran salju. Seketika itu juga turun sebuah kain yang menutupi sebuah lukisan sedari tadi. Suzy takjub pada lukisan wajahnya di lukisan itu.

"apa . . ."

"aku melukisnya ketika kau tertidur" ujar jungkook dengan senyum kecil diwajah tampannya. Suzy menatap lukisan itu tak percaya, ia kemudian beralih untuk menatap jungkook.

"jinjha?" ucap suzy tak percaya.

"tentu saja. Ku pikir tak sia-sia ibuku memaksaku mengikuti kelas melukis sejak aku kecil meski aku sebenarnya membencinya." Gumam jungkook.

"kau membenci melukis?" sahut suzy, suzy tahu bukan itu poin utamanya tapi suzy justru sengaja menanggapi bagian itu.

"tapi ku rasa . . sekarang aku punya alasan untuk menyukai seni melukis" ucap jungkook dengan senyum cool sembari menganggukkan kepalanya menatap suzy. suzy tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi rapinya pada jungkook. Matanya membentuk bulan sabit menatap jungkook.

"apa kau nyata? Bukankah biasanya pria sepertimu hanya ada dalam drama?" goda suzy. jungkook meraih tangan suzy dan mencium punggung tangan suzy seakan seorang pangeran yang mencium tangan putrinya.

"apa kau masih mengira ini drama? Tentu saja pria sepertiku ada di dunia, tapi untuk menjadi sepertiku mereka butuh keberanian yang besar, ketampanan maksimal dan kekayaan yang melimpah" ucap jungkook menautkan kedua alisnya sembari mengangguk dengan senyum kecil seakan membanggakan dirinya.

"sepertiku" lanjutnya. Suzy mengeluarkan semburat merah menahan tawa yang hampir pecah saat itu juga.

"kenapa? apa sekarang kau merasa beruntung memiliki suami sepertiku?" tanya jungkook menatap suzy dengan senyum percaya dirinya.

Royal MarriageWhere stories live. Discover now