DEAL(?) [7]

5K 317 0
                                    

Kehadiran lo itu mengganggu, tapi terkadang bikin gue rindu ~ Deofan Yudistira

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kehadiran lo itu mengganggu, tapi terkadang bikin gue rindu ~ Deofan Yudistira.

      Alexa berjalan menyusuri koridor, menatap tajam ke arah beberapa siswi yang menatapnya sembari berbisik. Alexa tidak terlalu bodoh, ia tahu jika siswi itu sedang membicarakannya.

      "Ada yang perlu lo omongin ke gue?" tanya Alexa dengan nada sinis.

Siswi itu menggeleng pelan.
"Wow, di sini ternyata, si murid baru yang jadi trending topic? Seneng ya ... sekarang jadi famous?" suara Ratih terasa memekakkan telinga.

Ratih berjalan mendekat ke arah Alexa, bersama dengan Riska yang berjalan di sampingnya.

Alexa memutar bola matanya malas, ia sungguh tak menginginkan untuk bertemu dengan gadis menyebalkan di hadapannya kini.

"Lo lagi, lo lagi? Gue males liat muka lo, minggir!!" ucap Alexa menatap Ratih nyalang.

Ratih tersenyum sinis. "Aduh, gue ... takut," ucap Ratih dengan nada sok imut.

Alexa menghembuskan nafasnya kasar. "Emang sinting ya lo." ucap Alexa sebelum berlalu meninggalkan Ratih.

"Mending sinting daripada jadi pelakor!!" teriakan Ratih sontak membuat Alexa menghentikan langkahnya.

Suara-suara bising yang tadinya memenuhi koridor kini menghilang. Hanya tersisa suara Ratih yang terasa seperti, ledakan bom yang menggelegar memekakkan telinga. Alexa berbalik menatap Ratih dengan satu alis yang terangkat.

Ratih tersenyum sinis, ia melangkah mendekat ke arah Alexa. "Kaget? Kalo gue tahu semua kebusukan lo? Mending mulai sekarang lo jauhin Gama, pelakor kaya lo gak pantes buat dia. Ups, jangankan buat dia, untuk nafas di dunia ini aja, lo gak pantes," ucap Ratih dengan menyeringai.

"Maksut lo apaan sih?" tanya Alexa bingung.

"Pelakor bego," desis Riska.

Alexa mengepalkan tangannya kuat. "Maksut lo apa? Ngatain gue pelakor ... hah? Bacot dikondisikan woy!!" teriak Alexa menahan amarah.

"Udah deh, Lex ... gak usah sok masang wajah bego. Kita udah pada tahu lo kaya gimana, bahkan semua penghuni sekolah ini, juga udah tahu kebusukan lo," seloroh Riska.

Alexa mengernyitkan dahinya. "Kasih tahu buktinya, Ris," titah Ratih angkuh, lalu ia melipat tangan di depan dada.

Riska mengotak-atik ponselnya, lalu tanpa menunggu lama, layar ponsel itu dihadapkannya ke wajah Alexa.

Sebuah video berputar, menampilkan dirinya yang tengah menikmati hidangan bersama pria paruh baya di sebuah restoran. Lalu seorang wanita paruh baya datang, dan menampar pipi Alexa.

"Jangan ganggu suami saya lagi, dia sudah mempunyai keluarga.

"Apa kamu tidak diajarkan sopan santun oleh ibumu?

"Jangan mengusik kebahagiaan keluarga kami, sekolah dulu yang bener, kamu menjijikkan"

Teriakan dan umpatan wanita paruh baya itu terasa menyesakkan. Video itu berhenti, Alexa ingat kapan dan di mana semua itu terjadi. Karena wanita yang dicaci maki dalam video itu adalah benar dirinya.

"So, masih mau ngelak? Udah jelas kan, buktinya? Pelakor?" ucap Ratih sinis.

Alexa terdiam, mengepalkan tangannya kuat menahan gejolak amarah yang seakan ingin meledak.

"Lo dapet video itu dari mana?" tanya Alexa tajam.

"Gue ada di situ saat lo dicaci maki," jawab Riska dengan lantang.

"Gue gak nyangka Lex, ternyata selera lo itu om-om gitu ya," ucap Ratih dengan diakhiri gelak tawa.

Alexa menghirup udara dengan rakus, mencoba meredakan emosi dirinya. Berusaha menahan, agar amarah itu tak meledak dan menghancurkan semuanya.

"Gak usah ngebacot, kalo lo sendiri gak tau kebenarannya," desis Alexa tajam.

"Gak usah ngelak kalau udah ada bukti nyatanya," ucap Ratih sembari memandang Alexa sinis.

"Gak bisa jawab ya? Dih, jijik ew ... Pelakor," seloroh Riska.

Alexa memdongak, memejamkan matanya lalu menghirup nafas dalam. Begitulah, cara Alexa meredam amarah yang bergejolak pada dirinya.

"Oke, gue anggep itu ... panggilan kesayangan lo untuk gue," ucap Alexa sembari berlalu meninggalkan Ratih dan Riska.

 Mata Alexa memanas, bibirnya begetar. Memgapa sebutan menjijikkan itu yang ia dapat? Alexa kembali mendongak, menahan agar cairan bening itu tidak merusak segalanya.

Alexa menghembuskan nafasnya dengan teratur. Memejamkan mata sedikit lebih lama, lalu membuka matanya disertai senyuman pada bibirnya.

Dilihatnya sang ketua kelas yang baru saja keluar dari ruang guru. Alexa tersenyum, menghirup udara sebanyak mungkin. Mencoba melupakan apa yang terjadi beberapa menit yang lalu.

"Dee!!" teriak Alexa dengan nada girang. Yang dipanggil tak menoleh sama sekali, bahkan cowok itu tak terusik dengan suara Alexa yang menggelegar.

Deofan menghela nafas kasar, saat Alexa telah berjalan menyamai langkahnya.

"Good morning, De ...," sapa Alexa dengan nada girang. Deofan mendengus, pagi-pagi mendapat sapaan Alexa adalah hal yang terburuk.

"Lo gak suka ketemu gue ... ya, De?" tanya Alexa sambil mencebikkan bibirnya lucu.

Deofan berpaling, tak berniat untuk menatap Alexa yang memasang wajah sok unyu-nya. "Udah tahu, nanya lagi ... bego!!"ucap Deofan tanpa perasaan.

Bukannya sakit hati dengan ucapan Deofan, Alexa malah terkekeh geli. "Tapi gue suka ketemu lo De, gimana dong?" tanya Alexa dengan nada manja.

Deofan mengangkat salah satu alisnya. "Gue gak peduli," ucap Deofan segera berlalu meninggalkan Alexa yang mematung.

"Tuh, cowok minta gue jampi-jampi kali ya? Awas aja lo, De. Gak lama lagi, lo bakal ngemis cinta ke gue," ucap Alexa menyeringai iblis.

DEAL (?)Where stories live. Discover now