DEAL (?) [39]

4.1K 319 11
                                    

Cinta lo yang besar, bakal kalah sama gue yang udah ditakdirkan oleh Tuhan~ Ivanno Mahesa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cinta lo yang besar, bakal kalah sama gue yang udah ditakdirkan oleh Tuhan~ Ivanno Mahesa.

"Lex, lo dari mana?" Gama menyorot mantan kekasihnya dengan khawatir. Memastikan bahwa cewek yang masih ada di hatinya itu baik-baik saja.

"Ngapain lo di sini?" bukan menjawab, cewek itu kembali bertanya. Lalu merebahkan tubuhnya pada ranjang queen size miliknya.

"Gue anterin tas lo, lo gak ada sampai jam pulang sekolah. Lo ke mana? Dan, kenapa pakaian lo aneh? Lo nyasar ke pesantren?" Gama memberondong Alexa dengan banyak pertanyaan. Pasalnya, cowok yang masih mengenakan seragam sekolah itu merasa heran, selama ia mengenal sosok Alexa, baru kali ini ia melihat penampilan Alexa yang tertutup.

"Gue capek, lo balik sono!!" cewek itu membenarkan posisi tidurnya. Bayangannya kembali pada beberapa jam yang lalu, ayahnya tak mau mengakuinya. Dan, Ara? Dia saudara tiri Alexa?

Cewek itu kembali meringkuk, tubuhnya bergetar hebat. Sesak pada dadanya yang sementara waktu tadi menghilang, lalu kembali datang saat sepi tiba. Begitu menyesakkan, hingga Alexa tak mampu menahan air yang tumpah melalui pelupuk matanya.

"Lex, lo kenapa?" suara Gama melembut, mengusap bahu Alexa dengan sayang.

Cewek itu bangun, mengusap sisa air matanya. Lalu, cewek itu tertawa sekerasnya. "Sandiwara, khawatir amat lo."

Gama menghela nafas pelan, menyorot mata Alexa dengan tidak percaya. Apa yang tengah ia bicarakan, sandiwara? Dari sorot matanya sangat terlihat kerapuhan yang ada pada dirinya. "Gue harap, lo mau cerita ke gue tentang apa yang lo rasain. Di sini gue perduli Lex. Perduli banget, karna gue itu sa-,"

"Drama banget sih lo, gue gak pa-pa, Tolol." cewek itu kembali tertawa keras.

"Ya udah, udah malem. Gue balik dulu. Besok mau gue jemput?"

"Gak usah."

"Ya udah, cepet tidur lo. Awas besok lo bolos."

***

Joko mengernyitkan dahi, melihat mata Alexa sedikit membengkak. "Weh, mata lo kenapa?"

"Hm, kepentok meja," jawab Alexa asal.

"Njer, mana ada kepentok meja jadi kaya jengkol gitu." Joko menatap Alexa intens.

"Ah, bacot lo semua." Alexa menguap, meletakkan kepalanya pada meja.

Gama, cowok itu menatap tajam kawan-kawannya. Seolah mengamcam agar keempat cowok itu diam. Tangannya terulur, mengusap lembut rambut Alexa yang terurai.

Mulai merasa nyaman, perlahan cewek itu memejamkan matanya. Mengingat semalam ia baru bisa terlelap jam 3 dini hari. Apa yang dilakukan Alexa? Itu hal yang dianggapnya rahasia.

"Ini tugas lo buat minggu ini." suara berat khas cowok menginterupsi Alexa, agar kembali ke dunia nyata. Ditatapnya cowok dingin di sampingnya, lalu pandangannya jatuh pada dua lembar soal yang ada di meja.

Cewek itu menghela nafas. "Gak perlu, gak ada alasan lagi buat gue belajar."

"Alasannya karena lo bego, maka lo harus belajar," jawab Deofan datar.

"Mulut lo dijaga!!" Gama sewot tak terima.

Deofan melirik sekilas, lalu kembali menatap cewek itu dengan wajah datar. "Kalau lo yang udah mulai gak bego aja gak dapet pengakuan. Apalagi kalau lo tambah bego."

Cowok itu mengambil lembaran soalnya, hendak berlalu.

Alexa terdiam sesaat, jika ia tambah bodoh, mungkin ayahnya akan benar-benar tak mengakuinya. Jika ia bisa menjadi murid pandai, mungkin keadaan akan berubah. Alexa tak seharusnya menyerah di sini. "Tunggu!!"

Ketua kelas itu mengangkat salah satu alisnya. "Gue bakal kerjain soalnya," ujar Alexa mantap.

***

"Hoam!!" Joko menguap lebar.

"Ah, capek gue." Budi meregangkan ototnya yang terasa kaku.

Dua jam berkutat dengan soal ulangan Geografi, membuat ke-enam orang yang duduk di pojok kanan ruangan kelas 12 itu menggerutu, menyumpah serapahi soal yang dianggap begitu sulit.

"Woy, kantin yok!!" ajak Radit sedikit berteriak.

Ke-lima orang itu mengangguk, menyetujui ajakan Radit dengan senang hati.

"Alexa!!" cewek yang dipanggil namanya itu menoleh.

"Eh, I-i... i siapa ya?"

"Ivan." cowok itu tersenyum tulus.

"Ah, iya. Kenapa, Van?"

Gama mulai mendelik, merasa tak suka dengan kehadiran Ivan. "Ada yang mau gue omongin sama lo. Tapi gak di sini."

Cewek di hadapan Ivan mengernyit.

"Kenapa gak di sini? Ngomong di sini, atau gak sama sekali," ucap Gama sewot.

Ivan melirik Gama sekilas, lalu menatap cewek di hadapannya itu intens. "Alexa, gue suka sama lo."

Beberapa siswi yang sudah menggerumbul mulai menjerit heboh. Pasalnya, Ivan termasuk cowok populer yang ada di sekolah. Dan, Ivan si ketua ekstra padus menjatuhkan pilihan hatinya pada Alexa si cewek baru?

Di ujung lorong, Deofan tampak ditarik paksa oleh Raka. Teman sebangkunya itu begitu excited untuk menyaksikan hal yang terjadi di balik kerumunan siswa itu. Berbeda dengan Deofan yang bersikap tak ingin tau, dan tak perduli.

Deofan melirik cewek yang ada di paling belakang kerumunan itu. Gadis berjilbab itu menangis, tetapi dengan cepat diusap air mata itu dengan kasar.

Lalu, pandangan Deofan jatuh pada dua orang yang menjadi objek utama.

"Gue mau lo jadi cewek gue!!" ucap Ivan lantang tanpa keraguan.

Ara berlari meninggalkan kerumunan. Air mata yang membasahi pipinya tak lepas dari pandangan cowok berhati dingin itu. Tangannya terkepal kuat.

Cowok itu membelah kerumunan, berjalan ke tengah dan menjadi pemain baru dalam drama pengakuan cinta itu. "Gak bisa. Alexa cewek gue."

Mata Alexa membola, melihat Deofan yang datang tiba-tiba lalu menggenggam tangannya. Ah, apa ini? Alexa benar-benar merasa menjadi primadona.

"Ofan?" Ivan mengernyit bingung.

Gama mendengus kesal, tangannya mengepal kuat. Mengapa tiba-tiba banyak yang ingin merebut Alexa darinya?

"Gak usah ngarang cerita, Fan." Ivan merasa tak terima.

"Gue gak ngarang cerita. Asal lo tau, kita udah backstreet sejak dua bulan yang lalu. Ayo!!" Deofan menarik tangan Alexa mengakhiri drama pengakuan cinta yang memuakkan.

"Anjing!!" Gama berteriak tak terima. Dihadiahi tatapan aneh banyak orang.

DEAL (?)Where stories live. Discover now