(17)

1.5K 58 4
                                    

"Semuanya sudah ada yang mengatur,dan lo gak bisa mengubahnya."
.
.
.
.

****

Verrel membuka matanya perlahan, ia terkejut ketika berada di sebuah gudang gelap.

"Kenapa gue bisa ada di sini?" gumam Verrel mengernyit bingung.

Verrel melihat sekelilingnya, ruangan ini sangat sepi. Tiba-tiba muncul dua orang dari balik pintu.

"Hay, akhirnya kamu bangun juga."

"Sherly?"

"Iya ini aku Verrel sayang. Ini aku Sherly yang kamu cintai, ups sayangnya aku gak suka sama kamu. Gimana dong?" ucap Sherly tersenyum miring.

"Maksud kamu apa?" tanya Verrel masih tidak mengerti.

"Gue tuh gak pernah cinta sama lo, dasar cowok bego. Gue cuma mau bantuin papah gue!" ucap Sherly tertawa jahat.

"Papah? Maksud kamu?" ucap Verrel semakin tidak mengerti.

"Saya papahnya." ucap pria dewasa yang di samping Sherly.

"Tunggu dulu, jadi kamu sekongkol sama papah kamu untuk menjebak aku?"

"Anak pintar," ejek Sherly.

"Ternyata selama ini yang dikatakan Ara benar? Aku gak nyangka, kamu cuma mau manfaatin aku doang."

"Dasar cowok bego! Siapa suruh lo lebih percaya sama gue?"

"Gak usah kebanyakan bacot, langsung to the point aja. Maksud kalian nyekap gue di sini tuh, untuk apa?" bentak Verrel.

"Sudah anak kecil kamu diam saja,"

Diko segera membuka ponselnya untuk menelepon seseorang.

082*******📞

"Hallo,"

"Maaf ini dengan siapa?"

"Udah deh lo gak usah banyak bacot, mending lo cepetan datang ke gudang belakang taman kota. Jangan bawa polisi, atau nyawa anak lo akan melayang."

"Tap--"

Tutt.

🌹🌹🌹

"Ara, tolong kamu ke apotik ya. Beliin obat, soalnya persediaan obat di rumah kita sudah habis."

"Ya udah mah, mana uangnya?"

"Nih," ucap Sinta menyodorkan uang berwarna merah muda.

"Ya udah, Ara pergi dulu ya mah."

"Hati-hati ya sayang,"

Laura hanya mengangguk paham.

🌹🌹🌹

"Oke udah lengkap semua nih, oh iya btw gimana ya Verrel sama Sherly? Pasti mereka saat ini udah jadian,"

"Udah lah gak usah mikirin Verrel mulu, gue harus bisa move on. Mungkin Verrel bahagianya sama Sherly, bukan sama gue." ucap Laura kecewa.

"Tolong..."

Laura menghentikan langkahnya, melihat sekelilingnya.

Menunggu Bintang JatuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang