(20)

1.6K 57 3
                                    

"Belajar lah tuk menerima kenyataan."
.
.
.
****

Drrt.

Tante Sinta📞

"Iya tan, kenapa?"

"Ara..."

"Ara kenapa tan?"

"Ara kecelakaan."

Deg.

"Rumah sakit mana tan?"

"Rumah sakit mawar hitam,"

"Oke, Verrel segera kesana."

🌹🌹🌹

"Gimana keadaan Ara, tan? Ara baik- baik aja kan?" tanya Verrel khawatir.

"Kamu tenang dulu Ver, dokter lagi periksa keadaan Laura."

"Jadi gimana ceritanya tan, kok Ara bisa kecelakaan?"

"Tante gak tau, tadi katanya Ara ingin ke rumah kamu."

"Ke rumah aku?"

"Iya, tapi dia mau beli milkshake oreo kesukaan kamu dulu."

"Arghh," teriak Verrel frustasi.

"Kamu yang sabar ya," ucap Sinta mengusap punggung Verrel.

"Gimana aku mau sabar? Gara- gara aku, Ara kecelakaan tan." ucap Verrel agak meninggikan suaranya.

"Ini bukan salah kamu, ini sudah takdir."

"Maaf tan, Verrel udah lalai menjaga Ara." ucap Verrel menunduk.

"Ini bukan salah kamu,"

Tak lama kemudian Raisha dan Rama datang.

"Gimana keadaan Ara, Ver?" tanya Raisha.

Verrel hanya diam.

"Gimana keadaan Ara, tan?"

"Tante juga belum tau, Ara sedang diperiksa oleh Dokter."

"Yang sabar ya tan," ucap Raisha mengusap punggung Sinta.

Tak lama kemudian, Dokter keluar dari ruangan. Mereka pun menghampirinya.

"Gimana keadaan pacar saya dok?" tanya Verrel tak sabar.

"Nyawa pasien benar- benar dalam bahaya, kami sudah melakukan yang terbaik bu. Jadi tinggal menunggu keajaiban dari allah, entah Laura akan terbangun dari komanya atau nyawanya hilang."

"Anda bilang apa barusan? HAH?" ucap Verrel emosi dengan menarik kerah baju Dokter tersebut.

"Sabar Ver, sabar." ucap Rama berusaha meleraikannya dan akhirnya Verrel melepaskan cengkramannya.

Dokter hanya diam.

"Ara pasti sembuh kan Ram? Iya kan?" teriak Verrel frustasi.

Rama hanya mengangguk takut.

"Apa kita boleh masuk ke dalam, dok?"

"Hanya 1 orang saja yang boleh masuk."

"Baiklah, dok."

"Kalau gitu saya permisi dulu," ucap Dokter beranjak pergi.

Menunggu Bintang JatuhWhere stories live. Discover now