Part 3

395 39 0
                                    

Jongin melepas helm dan turun dari motornya. Beberapa motor lain sudah berjajar di sampingnya.

Ah, tetep nggak ada yang bisa nyaingin motor Harley gue, ujarnya dalam hati menghibur diri sendiri. Sejenak dia tersenyum, sebelum, dua detik kemudian , sebuah motor lain parkir di sampingnya.

"Hey, what's up, man? Tampang lo kusut banget. Kenapa lagi?" Sehun melepas helmnya dan mematikan mesin motor.

Sehun adalah teman dekat Jongin sejak kelas 1 SMP. Jadi jangan heran, dengan sekali lihat, Sehun bisa tahu suasana hati sahabatnya yang lagi kacau-balau itu.

Sebenarnya Jongin pengen banget cerita soal kekesalannya pagi ini. Tapi nggak mungkin dong. Bisa-bisa seisi sekolah tahu bahwa dia dan teman cewek sekelasnya tinggal di bawah atap yang sama. Turun harga dong ntar!

Jadi, yang keluar dari mulutnya cuma, "Biasalah...." Sambil menyelempangkan tasnya dan berjalan ke arah sebaliknya.

Sebenarnya, para sisiwa sekolah ini sangat jarang ada yang membawa motor. Rata-rata kalau nggak dianter-jemput, ya bawa mobil. Jongin juga bukannya nggak punya mobil, hanya saja dia lebih suka naik motor. Menurutnya, naik motor lebih berseni. Entah dalam segi mananya yang dimaksud dengan seni.

Sehun menyandang ranselnya dan berjalan mengikuti Jongin. Nah, dari sini penderitaan para pengendara motor di sekolah ini dimulai. Bayangkan saja!

Sekolah ini luasnya sepuluh hektar, terdiri atas Play Group, TK, SD, SMP, SMA, dan SMK Pariwisata. Semuanya berada dalam gedung-gedung yang berbeda (masing-masing berjarak kira-kira sepuluh meter satu sama lain). Gedung SMK Pariwisata terletak di sebelah utara, di kanannya terdapat gedung SMA (di lantai tiga) dan SMP (di lantai dua), dan kirinya terdapat gedung SD dan TK. Di sebelah selatan terbentang lapangan bola yang dikelilingi area running track dengan ukuran sebenarnya.

Di antara lapangan bola dan gedung SMK, terdapat, juga dengan ukuran yang sebenarnya, dua lapangan basket, dua palangan tenis, dan dua lapangan voli. Belum lagi kantin yang berukuran 10x10 meter persegi, perpustakaan dengan buku super lengkap mulai dari buku pelajaran sampai resep makanan, laboratorium kimia, fisika, dan biologi yang terpisah, ruangan kelas, studio band, serta gimnasium yang dilengkapi panggung besar. Sementara area parkir mobil seluas dua puluh lima kali dua puluh meter persegi terletak di sebelah barat. Mantep nggak tuh!

Masalahnya, lapangan parkir motor terdapat di dekat gerbang masuk. Dari situ mereka harus berjalan melewati gedung TK, SMK, lapangan basket, dan lapangan voli, yang kalau diukur dengan garis lurus, panjangnya mencapai seratus meter. Lumayang juga sih olahraga pagi-pagi.

"Eh, lo bukannya udah putus sama si Yeri?" Tanya Sehun saat melewati lapangan basket.

Jongin manggut-manggut.

"Emangnya kenapa? Lo mau? Ambil aja!"

Sehun mencibir.

"Bukan! Tuh liat! Dia lagi nungguin lo!" ujung bibir Sehun yang agak dimonyongkan tepat menunjuk ke arah cewek dengan seragam ungu SMK Pariwisata, yang sedang menyandarkan punggungnya dan sesekali berjalan-jalan kecil mengelilingi ring basket.

Untuk catatan, TK, SD, SMP, SMK Pariwisata ,dan SMA memiliki seragam yang coraknya berbeda. TK mengenakan baju bebas, SD mengenakan kemeja putih dan bawahan (celana pendek untuk cowok dan rok lipit untuk cewek) kotak-kotak biru, SMK Pariwisata mengenakan kemeja dan bawahan ungu (lengkap dengan skarf dan dasi) yang mirip pelayang restoran, SMA mengenkan kemeja putih dan rok kotak-kotak biru dengan satu belahan, sedangkan cowoknya mengenakan kemeja kotak-kotak biru dengan celana panjang biru.

Jongin menarik napas panjang. Nggak bosen-bosennya nih cewek ngejar-ngejar dia. Mulut Jongin aja udah hampir berbusa untuk melancarkan berbagai penolakan.

Separuh Bintang KAISTAL Vers. (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang