three

3.7K 363 77
                                    


"Lupakan semua itu, anggap tidak ada yang pernah terjadi dan kita tidak akan pernah mengungkit-ungkit nya kembali, kau paham? "
-Kageyama tobio-

XOXO

Hinata duduk memunggungi Kageyama, wajahnya merah sepenuhnya, kejadian di kamar mandi beberapa menit yang lalu masih terulang di kepalanya. Hinata tidak tau harus seperti apa di hadapan Kageyama setelah kejadian 'mandi bersama' itu usai.

Di belakangnya keadaan setter Karasuno tidak lebih baik, warna merah menyebar dari leher hingga telinga Kageyama. Di bahkan tidak berani mengangkat kepalanya sejak tadi. Bisa-bisanya melakukan hal yang seperti itu pada manusia yang baru di kenalinya sebagai Hinata.

Flashback......

Entah kenapa Kageyama merasa tertantang saat Hinata menanyakan orientasi sex-nya, Kageyama tidak bermaksud buruk ketika dia benar-benar membuka pintu kamar mandi. Dia hanya ingin Hinata tahu bahwa yang dia duga salah. Kageyama bukan gay atau semacamnya (walau sebenarnya Kageyama sendiri belum yakin dia apa) dia tidak ingin Hinata berpikir bahwa dia tertarik pada sesama jenis atau apapun itu. Jadi dia hanya berencana meletakkan pakaian untuk Hinata di atas meja, memperingatkannya untuk hati-hati kalau berbicara dan pergi begitu saja. Itulah rencana awalnya.

Dan masalah terjadi setelah pintu terbuka, daya tarik tubuh Hinata memang berbahaya, bahkan bagi orang seperti Kageyama.

Kulit Hinata sendiri sangat sensitif terhadap suhu, kulitnya akan memerah secara otomatis jika suhu naik ataupun turun, dia terlalu lama berendam di air hangat, hingga kulit putih dan mulus miliknya memerah, Hinata sengaja menyandarkan kepalanya pada permukaan tempat berendam agar kepalanya yang terasa berat menjadi ringan. Sayangnya posisi seperti itu membuat leher jenjang miliknya terekspos begitu saja.

Laki-laki mana yang tidak menelan ludah ketika melihat tubuh semulus itu? Tentu itu termasuk Kageyama tobio.

Kageyama terpaku saat biner madu itu menatap langsung menuju matanya, biner itu makin berkilau begitu cahaya lampu kamar mandi menerpa dan... Kageyama merasakan adrenalin dan jantungnya terpompa. jangan salahkan Kageyama jika tubuhnya bergerak sendiri tanpa di perintah, salahkan Hinata dan tubuh indahnya, lagi pula jika hal yang tidak-tidak itu terjadi itu juga atas permintaan Hinata bukan?

Kageyama Benar-benar melangkah menuju Hinata seakan otaknya di kuasai oleh nafsu, biner navy nya menggelap, terlebih saat Hinata memanggil namanya. Bukannya tersadar, panggilan itu malah terdengar seperti undangan untuk mendekat.

Kejadian itu terjadi dengan cepat, tepat beberapa langkah lagi Kageyama sampai ke hadapan Hinata, kakinya menginjak sabun cair -yang tak sengaja tertumpah oleh Hinata sebelum mandi- membuatnya tergelincir dan ikut masuk ke dalam tempat Hinata berendam, dan sialnya lagi -atau malah beruntung ?- kepala Kageyama tercebur duluan.

Bibir Kageyama menabrak leher hinata, tangannya menyentuh dinding menahan bobot tubuhnya, mengakibatkan tubuh Hinata terperangkap diantara tubuh kageyama dan dinding, tangan kirinya juga sama sekali tidak membantu, tangan itu tepat berada di atas paha bagian dalam milik Hinata yang untungnya tidak mengenai organ vital. Hanya saja merasakan sentuhan di salah satu tempat tersensitifnya, membuat Hinata tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mendesah di samping telinga Kageyama.

Dan detik itu juga kesadaran Kageyama kembali, posisi mereka sudah terlalu ambigu untuk segera di perbaiki, hening menyelimuti keduanya hingga Kageyama berangsur menarik dirinya keluar dari tempat berandam, menjauhi Hinata.

[KAGEHINA] I'll Be ThereWhere stories live. Discover now