Pertarungan tanpa kemenangan

5.3K 283 12
                                    

"Yang mulia Keyla, kami sudah menemukan tempat ratu"

Bibir merah wanita itu menyeringai senang mendengar laporan dari prajuritnya. Ia berdiri dari kursi kekuasaannya dan berjalan pelan menuju jendela besar disebelah kananya.

"Baguslah" ucapnya sambil memandang luasnya hutan dari jendela.

Akhirnya Ibu menemukanmu anakku.

●○●

"Alpha, semua wilayah telah dibersihkan dari sisa-sisa penyerangan, rakyat yang terluka dan mengalami kerugian juga telah ditangani"

"Hm, lakukan pengawan kalian kembali"

Para warrior berjalan keluar dari ruangan Xander dan pergi menuju wilayah jaga mereka masing-masing. Sesuai perintah sang Alpha.

Xander menghela napas pelan. Dua hari sudah berlalu sejak ia mendapat nasihat dari ibunya. Banyak hal yang sudah ia lakukan untuk mengembalikan keadaan packnya yang cukup 'berantakan'.

Namun tak terkecuali hatinya. Rasa hampa yang menyelimuti dan kerinduannya yang membara tak sedikitpun berkurang, menyiksanya dalam keadaan sekarat karna tak ada yang bisa ia perbuat.


Kembali Xander menghela napas, mencoba membungkus beban beratnya dengan ketenangan walaupun tipis bak sehelai tisu, hanya untuk sementara saja.

"Alpha!"

Mendengar ia dipanggil dengan histeris dari luar ruangannya, segera ia turun dari kursi kekuasaanya dan berjalan menuju pintu. Tepat saat pintu itu terbuka, tiga orang prajurit berlutut dihadapannya dengan napas yang terenggah.

"Alpha, Luna menghilang"

Seketika dapat ia rasakan, ketenangan setipis tisunya dirobek oleh beban yang kemudian berjatuhan dengan suara yang nyaring.

○●○

Semua yang ada di sekelilingnya terlihat pudar dan berputar. Kepalanya terasa sangat berat dan dirinya seakan melayang di udara.

Berkali-kali ia mengedipkan matanya, namun pandangan di sekitarnya tetap terlihat pudar, seakan begitu cepat melintasinya.

Terdengar samar-samar suara didekatnya, menanyakan keadaanya, begitu dekat namun juga cepat menghilang.

"Ratu?"

Kembali ia mengerjapkan matanya, angin terasa kuat menerpa wajahnya, dan kini ia sadar bahwa ia sedang berada dihutan dengan pohon-pohon tinggi yang cepat melaluinya. Bukan, tetapi ia yang sedang bergerak denagn cepat melintasi pohon-pohon itu.

Dan ia sedang berada di pundak seseorang yang membuatnya bergerak dengan cepat, dan seseorang itulah yang berbicara padanya, kesimpulan.

Dengan pelan Ryris mulai mengeluarkan suaranya, bertanya "siapa kau?"

Orang tersebut adalah wanita, terlihat dari rambutnya yang panjang dan pundaknya yang kecil, namun Ryris tak pernah menjumpai wanita ini.

"Maaf lancang yang mulia Ratu, saya Ela" jawab Ela dengan suara yang sedikit nyaring.

Ryris menyerngit bingung, tak pernah ia mendengar nama itu sebelumnya. Ia sadar jika ia memang 'sedikit' pelupa, namun sungguh ia tak pernah memiliki ingatan tentang nama Ela diingatannya.

She is Soulmate the AlphaWhere stories live. Discover now