34. Balas Dendam

18.6K 2.9K 239
                                    

Pagi hari yang seharusnya diawali dengan damai dan tenang, harus menjadi ricuh dan kacau bagi seorang Kim Taehyung.

Alasannya hanya satu.





Taehyung mendapat pesan yang memberi tau bahwa kekasihnya masuk rumah sakit. Taehyung tidak masalah jika saja Jungkook hanya menjenguk teman atau keluarganya, tetapi menjadi masalah jika Jungkook sendiri yang terbujur kaku diatas ranjang. Satu pertanyaanya, apakah Jungkook masih terdaftar sebagai kekasihnya? Mengingat perihal malam kelam itu, hubungan keduanya masih mengambang tak jelas.




Ditemani Jimin, Hoseok, Namjoon, dan Joohyun, Taehyung berlari kesetanan di koridor; mengabaikan teguran yang dilontarkan oleh beberapa pengunjung dan suster yang sedang berlalu lalang.

Sampai Taehyung didepan kamar 504, dapat Ia dengar suara berat Tuan Jeon yang sedang berbicara dengan Jungkook.

Cklek!

Atensi Taehyung berhasil menarik perhatian pasangan ayah dan anak itu, disusul teman-temannya yang tampak ngos-ngosan.


"Sayangㅡmaksudku, Jungkook."


Taehyung ingin menangis sejadi-jadinya saja sekarang; melihat bagaimana sosok yang masih Ia cintai itu terbaring lemah dengan satu lilitan perban menutup keningnya hingga memutari kepala, wajahnya penuh lebam dan banyak spot lainnya yang ditutupi perban juga.


"Hai, Taeㅡ" Jungkook menyapa dengan canggung dan kikuk.


Taehyung berjalan pelan menghampiri Jungkook yang masih setia memberikan senyum terbaiknyaㅡwalau rasa pedih bukan main pada sudut bibirnya belum juga pulih.

"Jungㅡkok kamu bisa kayak gini?! Siapa yang giniin kamu?! Bilang ke aku sekarang biar aku bawa mayat pelakunya di hadapan kamu!"






Sudah pernah dibilang, bukan? Kim Taehyung itu panglima perangnya Jungkook. Melukai si manis setitik saja, maka ucapkan selamat tinggal pada hidupmu sendiri.


Reflek Jungkook mengelus lengan Taehyung penuh sayang; mengantarkan afeksi nyaman yang lumayan bisa melunturkan rasa khawatir yang lebih tua, "aku gakpapa, Tae. Udah sehat kok ini, liatㅡ " Jungkook merekahkan senyumnya kian lebar, berusaha meyakinkan pemilik hatinya kalau Ia baik-baik saja.

Jungkook sudah tak peduli pada status keduanya. Melihat Taehyung berdiri didepannya dengan raut wajah penuh kekhawatiran saja sudah lebih dari cukup bagi Jungkook.

:)


"Gak! Gaada yang boleh nyakitin kamu kayak gini! Aku tau siapa pelakunya! Bangsatㅡdia memang cari masalah!"






Taehyung kembali emosi. Tipikalnya sekali; susah untuk meredam emosi dan selalu bermain kasar. Ia kembali berlari keluar dari ruangan serba putih itu menuju lokasi tujuannya yang sebenarnya masih belum jelas. Setidaknya Ia ingin segera pergi menemui seseorang yang Ia yakini sebagai dalang dibalik insiden ini.






Jungkook tampak gusar, "Jimin, Kak Namjoon, Kak Hoseok, dan Kakak cantik, aku titip Taehyung ㅡ jangan sampe dia buat masalah."




Namjoon mengangguk paham dan membungkuk pada Tuan Jeon yang sedari tadi diam dengan bingung, diikuti ketiga temannya, "permisi, Om."




●○●

Jimin yang berpredikat paling kecil diantara ketiga teman lainnya, berlari paling cepat menembus angin hanya untuk mencengkram lengan kurus Taehyung dan berusaha menyadarkan sahabatnya itu.


"Bangsat, woy! Lo mau ngapain?!"




Jimin bisa melihat manik sohibnya itu mulai memerah dan bibirnya sedikit bergetar. Tapi itu tidak juga melunturkan ekspresi menakutkan Taehyung yang sedang penuh emosi.

"Gue yakin ini ulah Bae Irene! Gue yakin!" Taehyung menarik surai gelapnya cukup kuat. Ia benar-benar depresi hanya dengan melihat Jungkook terluka seperti itu. Halaman rumah sakit menjadi latar, dimana banyak pejalan kaki ataupun pengunjung rumah sakit menatap Taehyung aneh.


"Lo gabisa nuduh sembarangan, Tae," Jimin dan Namjoon mengangguk kecil menyutujui ucapan Hoseok.






"Gue percaya sama lo, Taeㅡgue percaya kalo ini semua ulah Bae Ireneㅡkembaran gue yang licik itu."




Namjoon memandang Joohyun jengah, "tapi kakㅡ"




"Ayo, gue anter ketempat Irene biasanya dan gue bakal buktiin kalo ini semua memang ulah bedebah licik itu."






●○●


"Bae bitch Irene keluar lo sekarang juga!!" Taehyung menendang pintu kayu itu sekuat tenaga hingga roboh dalam sekejap. Hal pertama yang dapat mereka lihat hanyalah ruang tamu kosong yang terkesan lama tidak digunakan.

Di sisi kanan terlihat satu pintu berwarna coklat pudar, dan di sisi kiri terdapat dua pintu; satu berwarna coklat pudarㅡsama seperti yang sebelumnyaㅡdan satu lagi memiliki warna paling mencolok; merah.

"Kembaran laknat, keluar lo, anjing!" Itu Joohyun, ikut berteriak hingga rasanya tenggorokan ikut panas.



"Wellㅡhalo?"

Sesosok wanita yang nyaris sama dengan seorang Bae Joohyun keluar dari ruangan berpintu paling mencolok. Bunyi pintunya yang berdecit nyaring sukses meyakinkan bahwa rumah itu benar-benar sudah berumur lebih.




"Bangsatㅡpasti lo yang ngelukain Jungkook, 'kan?! Ngaku lo bangsat!"





Taehyung terbakar api emosi. Irene tersenyum lebarㅡyang sukses menjadi minyak tanah bagi kobaran api amarah Taehyung; benar-benar memancing emosi.



"Yaudah gue ngaku. Iya gue yang ngelakuin."


Joohyun tertawa remeh dan menatap tiga pria yang berada sedikit jauh disana satu persatu, "udah gue bilang, 'kan? Pasti ini ulang si nenek sihir itu," lirih Joohyun dengan frekuensi suara kecil hingga tak bisa ditangkap oleh indra pendengaran Irene dan Taehyung.





"Loㅡkenapa lo ngelakuin ini?! Ohㅡpasti karena kejadian tiga tahun yang lalu 'kan? Gara-gara gue nolak elo? Ck, murahan," Taehyung telak menusuk hati Irene hingga rasanya wanita bersurai coklat terang itu menggertakkan giginya kesal.



"BangsatㅡJAGA MULUT LO! GUE GASUKA LAGI SAMA LO ANJING! Lo kira gue gabisa move on, hah?!"




"Terus kenapa lo lakuin itu?! Kenapa lo celakain Jungkook?!"

















Irene mengepalkan kedua tangannya, namun sedetik kemudian kembali melepasnya. Kedua netra yang semula menajam, kini ikut melemah seiring jatuhnya tetesan air mata.

















"Ini karena lo, Taehyungㅡgue ngelakuin ini semua karena sepupu yang paling gue sayang masuk rumah sakit jiwa gara-gara lo. Dan lo tau siapa orangnya? Ryu Sujeong. Gue pengen balesin dendam dia."











































----------------------------
Iya tau ini drama banget, tp ini terinspirasi berdasarkan kisah nyata seseorang yg aku kenal :"D karena orang itu jg aku sadar, kalo di kehidupan nyata pun ada yg hidupnya rumit gini :"D jadi jangan judge aku dengan komen "drama banget si", "berasa nonton sinetron", gitu deh 😂

Anw sorry jg kalo ada typo(s) ya, blm revisi :( ngebet update malem ini soalna :"D



danㅡ

HAPPY TAEKOOK DAY💚💚💚 CIE KAPALKU ANNIV <3

[1] Ketos VS Waketos | taekook ✓ [SEGERA DIBUKUKAN]Where stories live. Discover now