Bayi yang Merangkak di Keheningan Jalan (cc)

1.1K 91 17
                                    

Arthur lagi-lagi pulang petang, tidak sampai malam untungnya. Setelah membeli beberapa bahan makanan cepat saji di supermarket, buru-buru Arthur berjalan ke arah kompleks rumahnya berada. Kali ini Arthur tak ingin membelikan makanan untuk ketiga saudaranya-mereka sudah besar.

"Aku benci mereka," bisik Arthur yang sekarang terdiam di dalam heningnya kompleks.

Sebuah perumahan dengan banyaknya rumah berjejeran serta hening. Sayang sekali hening, suara-suara lain hadir dari dalam rumah. Seperti teredam. Arthur tak suka, karena ia sering dijahili di rumahnya.
Ketika jalannya berbelok ... Arthur terkejut oleh sosok bayi yang merangkak.

Bayi itu menoleh pada Arthur, duduk. Arthur celingukan ke sana-ke mari. Tak ada tanda-tanda dari si ibu bayi-atau paling tidak yang membiarkan si bayi ini kabur sendirian.

"A-aku tak lihat apa-apa." Menjengkelkan, Arthur ingin menolong. Namun ia juga ingin pulang. Akhirnya dengan pura-pura melirik tiang listrik-padahal si bayi masih terlihat-Arthur meneruskan langkah kakinya.

"Hua!" Bayi blonde kusam itu membentur tiang listrik. Dan menangis seketika itu juga.

Arthur menengok, berlari pada si bayi, lalu menggendongnya.

"Ya ampun. Jangan menangis!"

Bayi itu malah tertawa setelah digendong Arthur. Ia memeluk Arthur dengan erat. Arthur terdiam.

Kemudian suara tetesan air hadir berbarengan dengan rasa hangat nan basah di perut Arthur.

"BLOODY HELL! JANGAN PIPIS DI BAJUKU, BAYIIIIIIIIII!"

Sekali lagi si bayi tertawa.

...

Cerita ketujuh; [England and America] selesai!

A/n:

Nice, Alfred wkwkwkwkw

Hetalia Collection Where stories live. Discover now