Hanya dua keadaan yang digabung, dan mereka saling bertemu.
(1) Portugis menatap gadis kecil yang tengah mendekap wayang golek dengan begitu ramahnya. Perlahan tetangga Spanyol itu mendekat, dan kini berjongkok agar setara dengan Nesia.
"Hei, nak, aku punya makanan yang supeeeer lezat. Mau?"
"Em, ayah bilang jangan mau menerima rayuan dari orang luar." Nesia ragu dan mundur.
"Masa, sih? Aku bukan orang luar, kok. Kan aku sudah berada di sini sejak beberapa minggu."
Nasia diam sejenak.
"Padahal, aku hanya ingin jadi temanmu saja." Portugis sengaja mengatur wajahnya se-murung mungkin.
"Jangan murung, Paman! Kalau mau jadi teman, kenapa tidak bilang dari tadi? Ayo, Nesia tunjukan pemandangan indah!" Nesia 100 persen menerima Portugis.
"Yatta!" Portugis menggenggam tangan kecil Nesia kemudian berjalan bersamanya seperti sepasang kakak adik yang harmonis.
(2) Spanyol datang bersama anggota awak kapalnya ke negeri yang subur serta penuh rempah. Nesia tanpa pikir panjang menyambutnya.
"E-ehh, lucunya, siapa namamu?" Spain duduk di tanah dan berseri ceria pada Nesia.
Nesia sungguh senang tamu kali ini begitu ceria, tidak seperti Portugis yang awal datang raut wajahnya agak suram.
"Aku Nesia! Paman, namamu?"
"Panggil aku Spain. Dan, kalau boleh panggil aku kakak." Spain agak malu-malu.
"Kakak Spain!"
Portugis yang tahu Spanyol datang dan mendekati gadis kecil pemilik tanah subur itu, segera menghampiri dan mengajak Spanyol berkelahi. Nesia panik kemudian lari untuk bersembunyi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
...
Cerita ke enam belas [Portugis x Nesia x Spain] selesai!