💖27

1.2K 108 13
                                    

Davina dan Sarah sedang menaiki tangga menuju kamar mereka masing-masing namun tiba-tiba Saja Fero berjalan cepat menabrak mereka berdua dan melewati mereka.

"Oops Sorry Ladies" ucap Fero tanpa Rasa bersalah dan berjalan mendahului mereka.

"FEROOOOOOK!"pekik Davina dan mengejar Fero. Fero yang sadar bahwa dirinya di kejar hanya berlari dan masuk ke dalam kamar Davina.

"Kamu bisa ngga sih ngga nyebelin hah!" Bentak Davina.

"Engga sayang.. engga kalau buat kamu" ucap Fero dan merebahkan tubuhnya di atas kasur nyaman Davina. Ia menggerakan tangan dan kakinya merasakan kenyamanan di sana.

"Emang ya susah ngomong sama Iblis" ucap Davina lagi yang kini melipat tangannya di depan dada. Fero hanya tersenyum dan memejamkan matanya.

"Euhm nyamanya,sini"ucap Fero dan menepuk sebelah kasur. Davina kembali memutar bola matanya Ia benar-benar akan semakin gila jika harus terus serumah dengan mahluk sejenis Fero.

"Keluar dari kamar ku sekarang." Ucap Davina

"Kenapa harus. Ini kan rumah ku." Ucap Fero

"Fero cepatlah. Aku lelah ingin istirahat besok aku ada kuliah pagi" ucap Davina

"Wow..sejak kapan kau peduli pada sekolah atau kuliah mu?" Ucap Fero yang kini sudah duduk di atas kasur Davina.

"Cckk..aku tidak peduli. Tapi Adit akan menjemput ku pagi dan dia akan marah jika aku tidak kuliah. Lagi pula aku ingin cepat lulus agar aku dan Adit bisa cepat menikah" ucap Davina

"Menikah dengan ku saja. Sekarang" ucap Fero

"Jangan mimpi! Aku hanya akan menikah dengan Adit!" Ucap Davina. Fero mengangguk-angguk.

"Ya..ya..ya. Menikahlah dengan mayat hidup mu itu." Ucap Fero

"Apa sih salah dia? Kenapa sih kamu terus musuhin Adit!" Ucap Davina

"Karna dia lebih tampan dan lebih populer dari ku. Aku tidak suka dan yang lebih penting karna seorang Davina hanya cinta sama Adit. Jadi kenapa aku ngga suka sama Adit itu ya salah Davina" ucap Fero ringan.

"Yaaa! Kau memang gila. Sudah cepat keluar dari kamar ku."bentak Davina. Fero pun turun dari kasur Davina.

"Baiklah-baiklah.. aku akan keluar. Tapi dengan satu syarat" ucap Fero

"Tidak ada syarat! Cepat keluar!" Ucap Davina galak

"Ohh yaudah aku tidak mau keluar. Aku foto saja ada di kamar mu terus aku kirim ke Adit. Dia pasti akan mendiam kan mu" ucap Fero. Davina menatap geram pada fero. Rasanya benar-benar ingin sekali menarik rambut Fero hingga membuat kepala dan badan Fero terpisah.

"Benar-benar ya.. Baiklah apa mau mu hah!" Ucap Davina

"Simple saja.. beri aku pelukan selamat datang dan aku akan meninggalkan kamar mu" ucap Fero

"Tidak mau!" Ucap Davina

"Ohh yasudah"ucap Fero dan bersiap untuk tidur di kasur Davina lagi. Davina pun menarik tangan Fero dan memeluk Fero.

Fero tersenyum di buatnya. Davina membenarkan pelukannya membuat dirinya senyaman mungkin. Jujur saja sebenarnya jauh di dalam hati Davina sangat merindukan Fero. Hampir 5 tahun berlalu Fero menghilang bahkan tidak pernah kembali meskipum Fero tau ayah Davina meninggal. Fero membalas pelukan Davina Ia mengusap rambut Davina lembut dengan penuh Sayang. Raut wajahnya pun terlihat menghangat.
"Bagaimana kabar mu princess?"tanya Fero

"Lebih baik tanpa kamu" ucap Davina yang tentu saja berbohong. Karna sejak kepergiam Fero dalam hidupnya Ia selalu merasa sepi.

"Aku merindukan mu Davina" ucap Fero

No Doubt,Just Love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang