13.. Don't Leave Me

43K 1.8K 15
                                    

Joe's POV

Aku bener-bener ngga habis pikir, ada apa sama Abby sebenernya?

Kemarin sore aku mendapatkan pesan dari bagian akademik, kalau Abby sudah diberi ijin keluar karena pergi dengan anggota 'The Ace'. Akademik pikir aku sudah mengetahuinya, padahal tidak ada diantara mereka yang mengabariku, terutama Abby.

Bahkan setelah kejadian itu hingga siang ini, dia belum juga mengaktifkan handphonenya, seakan-akan sedang menghindariku.

Jangan salahkan aku, jika memberinya personal bodyguard juga untuk mengawasinya. Aku tidak mau, kejadian seperti ini terulang lagi.

Setelah makan siang, aku memutuskan untuk berbicara dengannya, dan mengajaknya ke kamarku agar bisa lebih bebas. Setidaknya jika kami bertengkar, tidak sampai menarik perhatian yang lainnya.

Pokoknya aku mau masalah ini harus segera selesai hari ini juga. Aku baru tau, jika didiamkan olehnya benar-benar terasa menyiksa. Apalagi aku tidak tau apa kesalahanku.
Ck.. untuk mengerti pikiran dan hati perempuan itu benar-benar rumit.

"Sekarang jelasin ke aku kenapa kamu menghindar?" Aku mendudukannya di sofa kamarku, sedangkan aku menarik kursi kerjaku dan duduk hadapannya.

"Aku ngga menghindar" jawabnya santai. Oke, kita lihat sampai mana dia bertahan.

"Terus kenapa handphone kamu ngga aktif?"

"Lowbat, lupa ngecharge"

"Kenapa kamu pergi ngga kasih tau aku?"

"Aku udah ijin akademik"

"Kenapa harus repot-repot ke akademik? Kenapa ngga telephone atau kirim pesan ke aku? Yang jelas-jelas lebih mudah." desakku lagi.

"Joe!! Ngga semua yang aku lakuin harus kamu tau kan? Lagian kamu ngga perlu nyusahin diri kamu sendiri buat peduli sama aku."
sepertinya dia sudah mulai emosi.

"Jadi kamu pikir, aku ngelakuin itu semua cuma buat nyusahin aku aja?? Apa kamu ngga pernah berfikir kalau aku ngelakuin itu semua buat ngejaga orang yang aku sayang??"

Here we go!! Aku bisa melihat keterkejutan di matanya. Astaga.. setelah semua yang aku lakuin dia masih belum sadar juga??

"Jangan bercanda Joe" jawabnya tegas

"Kamu tau aku ngga bercanda, By" jawabku lebih tegas lagi.

Sekarang dia menatap mataku dalam. Mencoba mencari tanda-tanda kebohongan mungkin? Tapi maaf saja sayang, aku tidak pernah main-main dengan perkataanku.

"Kamu ngga mungkin sayang sama aku Joe!" Gosh... keras kepala sekali dia ini. Harus aku buktiin sama apa lagi sih?

Dengan cepat aku menarik tangannya sehingga kami berdua sama-sama berdiri. Kurengkuh pinggangnya dan memeluknya erat agar posisi kami semakin menempel. Kuraih dagunya pelan, lalu aku mencium bibirnya lembut. Hmm.. rasa greentea.

Aku sengaja melepaskan ciumanku, untuk melihat ekspresi wajahnya.  First kiss eh???

Sepertinya dia masih belum sadar juga dari keterkejutannya, jadi aku mengambil kesempatan ini untuk mencium bibirnya sekali lagi, dan yang terakhir aku sedikit melumatnya. Bibirnya terasa hangat, lembut dan manis.

"Jadi dengan aku menciummu begini, masih belum membuktikan kalau aku sayang kamu??" tanyaku lembut dengan menatap matanya intens.

"Joe,, that's my first kiss!!!" pekiknya kesal sambil memukul dadaku pelan.

Reaksinya benar-benar diluar dugaan. Aku kira akan menerima setidaknya tamparan atau pukulan pedas, bahkan aku siap jika dijadikan samsak hidup.

Tapi yang terjadi malah sebaliknya, dia hanya memukulku pelan dengan wajah yang sudah merona. Manisnya...

Aku masih tidak melepaskan pelukanku, dan menatapnya lekat-lekat.

"By, semua yang aku lakuin selama ini. Itu karena aku sayang sama kamu. Aku mau ngebuktiin rasa sayangku lewat perhatian yang aku kasih, perlakuan-perlakuan manisku ke kamu."

"Aku ngga mau mengumbar kata cinta dan sayang kalau pada akhirnya aku ngga bisa ngebuktiin itu semua. Bisakah aku mengerti??" jelasku lembut sambil membelai rambutnya sayang.

Abby membalas tatapanku dalam-dalam.

"Kalau kamu sayang sama aku, kenapa kamu peluk-peluk cewek lain?" katanya ketus.

Huh?? Sekarang aku yang bingung, cewek lain manakah yang dia maksud??

"Aku ngga pernah deket sama cewek selain kamu, dan Laura kalau dia yang kamu maksud" jawabku sungguh-sungguh

"Ishhh.. Ngga usah pura-pura hilang ingatan! Siapa lagi kalau bukan cewek cantik, tinggi, mempesona yang kamu peluk kemarin sore di lobby tower A???"

Kemarin? Cewek? Lobby?

Astagaaaa!! Jadi akar masalah semua ini, karna dia cemburu??
Ya ampun... Manis banget sih.

"Kalau yang kamu maksud cewek cantik, tinggi, mempesona itu adalah tanteku, maka aku akui memang memeluknya" jawabku sambil manahan geli.

Dia terkejut sesaat....

"Ngga mungkin, masa tantemu masih muda gitu!!"

"Abby sayang, Cewek yang kamu maksud itu adik mama aku yang paling kecil. Namanya aunty Bella udah punya suami juga. Mukanya emang baby face kayak kamu gitu." jelasku lembut.

"Lain kali kalo liat aku sama cewek, langsung datengin dan tanya disitu juga biar jelas. Kapan-kapan aku kenalin sama keluarga besar aku juga deh, biar kamu ngga cemburu lagi kayak gini"

"Siapa juga yang cemburu!" kilahnya

Aku terkekeh geli menikmati ekspresi malu-malunya serta pipi yang merona. Cantik......

"Kamu sekarang udah tau kan perasaanku kayak gimana?
So, will you be my girlfriend my lovely Abbygail Josephine??" tanyaku masih memeluk pinggangnya erat dan mengangkat dagunya hingga mata kami bertatapan.

Dia diam sejenak menatap mataku dalam-dalam, mencari kesungguhan disana.

"Tentu saja kamu harus jadi pacar aku, kamu harus tanggung jawab karena sudah mengambil first kissku Joe" senyuman manis menghiasi bibirnya.

Aku memeluknya erat sebagai ungkapan bahagiaku. Lalu mencium bibirnya sekali lagi. God.. sepertinya aku ketagihan.

"Tuh, udah aku balikin lagi first kiss kamu" godaku

"Joe!!!!" Aku terkekeh geli melihat ekspresi kesalnya.

Menggodanya akan jadi kegiatan favoritku mulai sekarang.
Memeluknya menjadi sebuah kebutuhan.
Menciumnya akan menjadi canduku.
Dan apapun yang dia lakukan, akan selalu terlihat manis dimataku.

"Sekarang kamu milik aku, jadi jangan pernah tinggalin aku. Karena cuma kamu yang aku sayang" kataku sambil memeluknya erat.

Kali ini Abby mau membalas pelukanku. "Aku yang harusnya ngomong begitu, kamu punya segalanya dan bisa dapetin yang lebih dari pada aku. Aku hanya takut kamu menyesal" cicitnya

"Ssttt... Aku ngga akan pernah menyesal, selama itu kamu. Mungkin diluar sana ada yang lebih dari kamu. Tapi nyatanya hanya kamu yang aku pilih untuk jadi yang teristimewa, dan asal kamu tau, hati ini juga sudah lebih dulu memilihmu, sebelum aku menyadarinya."

Karena benar, sebelum aku menyadari rasa sayangku ini, hatiku sudah lebih dulu tertarik padanya.

Abby yang apa adanya, yang tangguh dan mandiri tapi juga rapuh dan manis disisi lain.
Jadi bagaimana bisa aku menolak pesonanya???

.
.
.
.
.
.
.
.

110418

THE ACE of SPADE [Complete]Where stories live. Discover now